Unlock your dream career and do what you love as Virtual Assistant – REGISTER FREE WEBINAR

Work Life Balance Adalah: Definisi dan Cara Mencapainya

Work Life Balance Adalah: Definisi dan Cara Mencapainya Oni Lestari Virtual assistant, copywriter, SEO-expert December 20, 2024 | Remote Work Tips Saat kita mencoba mendefinisikan work life balance, kebanyakan orang mungkin akan menggambarkannya sebagai pekerjaan dengan beban kerja yang ringan, gaji besar, dan tanpa lembur. Impian semua orang, kan? Tapi kenyataannya, banyak yang merasa kalau mencapai work life balance adalah sesuatu yang mustahil, apalagi kalau kerjanya remote. Biasanya, karena budaya kerja yang berpikir bahwa “karyawan yang baik itu selalu lembur” atau “karyawan yang baik harus selalu siap sedia, bahkan saat liburan.” Padahal, sebenarnya kamu bisa, kok, punya keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan. Untuk membantu kamu, SGB VA sudah siapkan panduan yang bisa kamu baca hingga tuntas! Daftar Isi Sejarah Work Life Balance Untuk memahami konsep ini lebih baik, penting buat tahu asal-usulnya. Konsep work life balance adalah gagasan yang pertama kali muncul di Inggris pada tahun 1980-an, sebagai bagian dari gerakan Women’s Liberation Movement.  Gerakan ini memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan work life balance di perusahaan, seperti jam kerja fleksibel untuk mengurus anak dan cuti melahirkan. Saat itu, perempuan diharapkan bisa bekerja sekaligus mengurus rumah dan keluarga. Mereka bertanggung jawab atas semua urusan rumah tangga seperti memasak, bersih-bersih, menjaga anak, dan banyak hal lainnya.  Hal ini membuat perempuan merasa kewalahan karena harus membagi perhatian antara karir dan keluarga. Dari sinilah muncul gagasan bahwa work life balance adalah sesuatu yang penting untuk kesejahteraan. Baca Juga: 4 Tips dan Contoh Manajemen Waktu Remote Working yang Efektif Work Life Balance di Era Modern Sayangnya, tidak banyak yang berubah. Harapan agar perempuan bisa bekerja sekaligus mengurus rumah tangga masih cukup mirip dengan apa yang kita lihat sekarang. Bahkan, dengan perkembangan teknologi, masalah ini kini jadi tantangan untuk semua orang, bukan hanya perempuan. Teknologi Mengubah Cara Kita Bekerja Teknologi memberikan fleksibilitas dan konektivitas yang luar biasa dalam membantu kita bekerja. Kerja remote jadi sangat mungkin dilakukan berkat kecanggihan teknologi. Tapi, hal ini juga membuat batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi jadi kabur.  Dengan adanya smartphone, email, dan alat kerja jarak jauh, banyak pekerja diharapkan selalu siap menerima tugas kapan pun, bahkan di luar jam kerja. Ini menciptakan budaya “selalu aktif.” Karena itulah, work life balance adalah hal yang perlu diperjuangkan di era modern. Di pasar kerja yang kompetitif, banyak orang takut untuk mengambil cuti atau menolak pekerjaan tambahan lantaran takut dianggap tidak peduli dengan pekerjaan. Akibatnya, mereka lebih mendahulukan pekerjaan dibanding kehidupan pribadi. Generasi Masa Kini dan Work-Life Balance Generasi milenial lebih fokus pada gaya hidup dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka cenderung memilih pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai mereka dan ingin menikmati pekerjaan karena menganggap pekerjaan adalah bagian dari hidup, bukan sesuatu yang terpisah. Bagi generasi ini, work life balance adalah sesuatu yang tidak begitu familiar. Sementara itu, Gen Z, yang baru memulai karir, bahkan lebih mengutamakan pekerjaan yang bermakna. Studi dari Dynamic Signal menunjukkan bahwa mereka menghargai komunitas di tempat kerja.  Saat memilih pekerjaan, mereka lebih peduli pada keseimbangan hidup, kebahagiaan, daripada sekadar gaji besar atau reputasi perusahaan. Mereka percaya bahwa work life balance adalah bagian dari hidup yang sehat dan bahagia. Baca Juga: Apa itu Percaya Diri dan Bagaimana Cara Membangunnya dengan Cepat? Apakah Work Life Balance Mustahil Dilakukan? Beberapa dari kamu mungkin merasa work life balance adalah sesuatu yang penting, tapi tidak apa-apa juga kalau kamu merasa hal itu mustahil dilakukan. Bisa jadi karena atasan yang memaksa, lingkungan kerja yang tidak kondusif, dan lainnya. Tapi, kalau kamu percaya work life balance itu tidak mungkin, kamu bisa jadi seorang yang workaholic alias “gemar” bekerja. Risikonya, kamu bisa merasa kewalahan karena pekerjaan yang ditangani semakin banyak.  Padahal, keyakinan dan cara pandang kita soal work-life balance memengaruhi cara kita mengatur waktu dan kesempatan yang kita punya. Orang yang punya work life balance cenderung lebih produktif dari mereka yang overwork, loh. Yang terpenting bukan soal work life balance itu nyata atau tidak, tapi punya gambaran yang jelas tentang hidup seperti apa yang kamu inginkan. Cara Menetapkan Batasan Sekarang, setelah memahami apa itu work life balance dan kenapa hal itu penting, yuk, bahas cara mencapainya. Salah satu caranya adalah dengan menetapkan batasan yang jelas. Karena, work life balance adalah tentang bagaimana kamu menghargai waktu untuk dirimu sendiri. Apa Itu Batasan? Batasan adalah aturan atau pedoman yang kamu tetapkan untuk dirimu sendiri guna menjaga keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan kebutuhan emosional.  Tanpa batasan, pekerjaan bisa terus meluas karena tidak ada waktu berhenti. Memahami bahwa work life balance adalah jadi hal penting dan merupakan kunci utama kamu bisa membuat batasan yang tegas antar pekerjaan dan keperluan pribadi. Kalau perhatianmu terbagi antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, kamu tidak bisa sepenuhnya fokus pada keduanya. Misalnya, saat makan malam dengan keluarga sambil terus cek ponsel karena khawatir soal pekerjaan. Kelihatannya produktif, tapi sebenarnya kamu tidak benar-benar hadir di keduanya. Setelah beberapa waktu, rasanya seperti kamu selalu bekerja, tapi pekerjaan tetap tidak selesai. Hal ini bisa membuatmu bingung dan frustasi. Tapi jangan khawatir, kamu bisa mencoba menerapkan batasan dengan cara berikut ini. Langkah-Langkah Membuat Batasan yang Jelas Tentukan Batasanmu Sendiri Jangan biarkan orang lain menentukan batasanmu. Buat gambaran tentang situasi apa yang masih bisa kamu toleransi dan mana yang tidak. Misalnya: Apakah aku mentolerir kerja di luar jam kerja? Apakah tidak apa-apa jika aku membatalkan rencana pribadi demi klien yang penting? Apakah tidak apa-apa jika aku melewatkan malam malam bersama keluarga karena masih mengerjakan tugas dari atasan? Tuliskan jawabannya dan jadikan keputusan yang nyata. Komunikasikan dengan atasan, klien, atau tim, dan gunakan alat otomatisasi jika perlu untuk menyederhanakan pekerjaan. Lakukan Rutinitas Setelah Kerja Rutinitas setelah kerja adalah langkah sederhana untuk membantu kamu rileks dan memisahkan pekerjaan dari waktu pribadi. Contohnya, kamu bisa pindah dari ruang kerja ke ruangan lain untuk relaksasi, kalau kamu bekerja dari rumah. Ini jadi salah satu contoh work life balance yang baik. Baca Juga: [TERBARU] Gaji Virtual Assistant Indonesia 2025: Per Jam, Bulan, Proyek Jelajahi Peluang Baru Work life balance adalah sesuatu yang bisa dicapai, selama kamu tahu apa yang sebenarnya kamu butuhkan. Dan faktanya, work life balance ini justru lebih mungkin dicapai oleh orang-orang yang bekerja secara

VA Social Media Specialist Adalah: Job Desc, Skill dan Gaji di 2025

social media virtual assistant

VA Social Media Specialist Adalah: Job Desc, Skill dan Gaji di 2025 Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA December 20, 2024 Remote Work Tips Apakah kamu punya minat besar pada media sosial? Selalu mengikuti tren terbaru, suka mencari ide konten, dan senang berinteraksi secara online? Jika iya, menjadi virtual assistant media sosial bisa jadi peluang yang tepat untukmu! Banyak industri dan pemilik bisnis mengandalkan media sosial untuk meningkatkan visibilitas bisnis mereka, dan social media specialist adalah profesi yang semakin dibutuhkan. Dengan menjadi virtual assistant (VA) media sosial, selain bisa melakukan hal yang kamu gemari, kamu juga bisa mendapat penghasilan tanpa perlu bekerja ke kantor. Jika kamu tertarik menjadi virtual assistant di bidang ini, kamu perlu baca artikel SGB VA ini sebagai panduan memulai karier! In this article… Apa Itu Virtual Assistant Media Sosial? Virtual assistant adalah pekerja remote yang memberikan dukungan administratif, teknis, atau kreatif kepada klien, baik secara paruh waktu maupun penuh waktu. Layanan ini membantu bisnis dalam menjalankan operasional mereka dengan lebih efisien.  Salah satu layanan VA ialah sebagai social media specialist. Social media specialist adalah seseorang yang bertanggung jawab mengelola kehadiran online suatu merek atau individu, termasuk sebagai virtual assistant. VA media sosial bertugas mengelola akun bisnis maupun pribadi sesuai kebutuhan klien. Mereka bisa bekerja untuk pelatih individu, pemilik usaha kecil dan menengah (UKM), atau bahkan CEO perusahaan besar. Baca Juga: Apakah Virtual Assistant Adalah Kerja Sampingan Online yang Menjanjikan? Deskripsi Pekerjaan Virtual Assistant Media Sosial Tugas social media specialist adalah memastikan setiap aspek dalam pengelolaan akun media sosial berjalan secara efektif dan strategis. Ini melibatkan perencanaan, analisis, dan optimalisasi strategi media sosial agar dapat mencapai tujuan bisnis yang diinginkan. Tugas-tugas tersebut meliputi: Mengelola Akun Media Sosial: Menangani komentar, berinteraksi dengan pengikut, mengunggah konten, dan mengatur jadwal posting agar semua berjalan lancar di berbagai platform seperti Instagram, Facebook, X, LinkedIn, dan TikTok. Menargetkan dan Membangun Audiens: Membuat kampanye yang sesuai dengan target audiens bisnis, bukan sekadar konten generik. Mengoptimalkan Jadwal Posting: Menggunakan tool seperti situs Hootsuite atau Sprout Social untuk merencanakan unggahan di waktu yang paling efektif. Menindaklanjuti dan Mengelola Prospek (Leads): Membantu menindaklanjuti calon pelanggan dan memastikan tidak ada yang terlewatkan. Keterampilan yang Dibutuhkan Social media specialist adalah pekerjaan yang fleksibel dan tidak membutuhkan kualifikasi pendidikan tertentu. Tapi, posisi ini tetap membutuhkan keterampilan khusus. Beberapa di antaranya ialah: Keterampilan komunikasi yang baik Kemampuan organisasi yang tinggi Pengetahuan dasar teknologi dan alat manajemen proyek Manajemen waktu yang efektif Kemampuan membuat konten dan desain sederhana Keterampilan riset yang mendalam Fleksibilitas dalam menyesuaikan diri dengan berbagai platform Kemampuan analisis data untuk memahami performa kampanye Baca Juga: 7 Website Lowongan Kerja Luar Negeri untuk Virtual Assistant Pemula 2025 Tools yang Diperlukan Penggunaan tools digital juga penting dalam memastikan strategi yang akan dilakukan nantinya berjalan dengan lancar. Beberapa tools populer yang sering digunakan dalam social media content specialist adalah: Hootsuite: Tool untuk menjadwalkan, memantau, dan menganalisis konten media sosial di berbagai platform dalam satu dashboard. Buffer: Memungkinkan penjadwalan, analisis, dan kolaborasi di media sosial dengan fitur perencanaan konten yang efisien. Sprout Social: Menyediakan tool untuk manajemen media sosial, analitik, dan interaksi dengan audiens melalui satu platform. Later: Fokus pada penjadwalan visual untuk Instagram, tetapi juga mendukung platform lain seperti Facebook. CoSchedule: Menggabungkan kalender editorial, penjadwalan media sosial, dan analitik dalam satu platform untuk mempermudah perencanaan konten. SocialBee: Menyediakan tool untuk penjadwalan konten dan kategorisasi untuk berbagai platform media sosial. Agorapulse: Tool manajemen media sosial yang membantu mengelola pesan, penjadwalan konten, serta menyediakan laporan analitik. Zoho Social: Tool untuk penjadwalan konten, melacak interaksi audiens, dan menganalisis kinerja media sosial. Sendible: Tool manajemen media sosial yang memungkinkan penjadwalan, pelaporan, dan manajemen pesan untuk berbagai platform dalam satu tempat, dengan fitur kolaborasi untuk tim. Berapa Penghasilan Virtual Assistant Media Sosial? Social media specialist adalah salah satu pekerjaan yang memiliki potensi penghasilan menarik. Permintaan untuk VA media sosial terus meningkat. Menurut ZipRecruiter, rata-rata VA di bidang ini menghasilkan sekitar $24 atau Rp389.000 per jam. Pendapatan ini disesuaikan dengan lokasi, pengalaman, layanan yang ditawarkan, dan asal klien berasal tentunya. Di lingkup internasional, banyak VA yang menawarkan paket harga khusus, dengan pendapatan berkisar antara $500 atau Rp8.118.000 hingga $1.500 atau Rp24.355.000 per paket manajemen media sosial. Kamu mungkin bertanya-tanya, “Memang ada yang mau bayar hingga puluhan juta rupiah untuk jasa media sosial? Apakah saya mematok tarif terlalu tinggi?” Kalau kamu bingung menentukan tarif untuk jasa VA-mu, kamu bisa membaca artikel SGB VA tentang cara menentukan pendapatan secara lengkap di artikel ini. Baca Juga: [TERBARU] Gaji Virtual Assistant Indonesia 2025: Per Jam, Bulan, Proyek Tips Berkarier Sebagai VA Media Sosial Social media specialist adalah pekerjaan yang dinamis, jadi penting untuk selalu belajar. Jika kamu sudah aktif di media sosial dan merasa punya keterampilan yang dibutuhkan, ini saatnya memulai langkah pertama: Tingkatkan keterampilan dengan membaca artikel atau mengikuti kursus. Siapkan alat kerja seperti laptop dan ponsel. Kenali dan gunakan alat manajemen media sosial. Bangun akun media sosial pribadi dan posting secara konsisten. Siapkan CV dan portofolio. Lamar pekerjaan melalui portal VA. Hubungi calon klien langsung melalui media sosial. Tetap konsisten hingga mendapatkan klien pertama. Cara Memulai Karier sebagai Virtual Assistant Media Sosial Memulai karier sebagai VA social media specialist adalah tentang membangun keterampilan yang relevan dan berkelanjutan, bukan hanya tentang mengikuti tren. Walaupun butuh skill khusus, kamu tetap bisa mempelajarinya dari nol, kok! Jika butuh bimbingan lebih lanjut, kursus VA bisa menjadi panduan yang tepat, seperti program dari SGB VA! Di kursus ini, kamu akan diajarkan berbagai keterampilan, baik hard skill maupun soft skill, untuk bisa menjadi VA yang sukses. Setelah menyelesaikan kursus, kamu akan mendapatkan sertifikat dan dukungan untuk mencari klien melalui grup Telegram SGB VA, sehingga apa yang kamu kerjakan bisa berkelanjutan. Jika tertarik, kamu bisa mulai dengan mengikuti WEBINAR GRATIS kami. Mentor kami, Tania Gromenko, akan membimbingmu memulai karier sebagai VA. Klik tautan untuk mendaftar sekarang! Kerja Remote Dibayar Dollar Sebagai VA Bersama SGB VA mentor, Tania Gromenko, kamu akan mendapatkan tips dan trik menjadi virtual assistant sukses dalam hitungan pekan. Gabung lewat tautan di bawah sekarang! Gabung Free Webinar Pelajari Program Berbayar

8 Lowongan Kerja Untuk Ibu Rumah Tangga Secara Remote Tanpa Keluar Rumah

lowongan kerja untuk ibu rumah tangga

8 Lowongan Kerja Untuk Ibu Rumah Tangga Secara Remote Tanpa Keluar Rumah Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA December 23, 2024 Alumni Stories Bagi banyak ibu rumah tangga, mencari pekerjaan yang fleksibel dan bisa dilakukan dari rumah adalah pilihan yang sangat menguntungkan. Selain membantu menambah penghasilan, pekerjaan tersebut juga memungkinkan mereka untuk tetap menjalankan peran utama di rumah.  Kalau kamu tertarik untuk mencoba pekerjaan sampingan atau bahkan beralih ke karier penuh waktu dari rumah, ada beberapa opsi lowongan kerja untuk ibu rumah tangga yang bisa dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa pekerjaan yang bisa kamu lakukan dari rumah beserta informasi gaji dan tempat mencari pekerjaan tersebut. Daftar Isi 1. Penulis Lepas Menjadi penulis lepas atau freelancer memungkinkan kamu untuk menulis artikel, blog, konten website, atau bahkan buku tanpa harus meninggalkan rumah. Platform seperti Medium, Upwork, dan Freelancer banyak menyediakan lowongan bagi penulis lepas. Gaji: Mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 10 juta per bulan. Situs lowongan kerja untuk ibu rumah tangga: Upwork, Freelancer, dan Fiverr. Kamu juga bisa menawarkan jasa lewat blog atau media sosial kamu. 2. Digital Marketer Digital Marketer mencakup berbagai aktivitas pemasaran online, seperti SEO (Search Engine Optimization), pemasaran melalui media sosial, dan email marketing. Dengan mengikuti kursus online, kamu bisa dengan mudah memahami dasar-dasar digital marketing dan mulai menawarkan jasa ke bisnis kecil atau startup. Gaji: Mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 12 juta per bulan. Situs lowongan kerja untuk ibu rumah tangga: Upwork dan Freelancer, atau bergabung dengan perusahaan yang mempekerjakan marketer remote. 3. Desainer Grafis Jika kamu memiliki bakat di dunia seni visual dan menguasai software desain seperti Adobe Illustrator atau Canva, menjadi desainer grafis bisa jadi pilihan yang menguntungkan. Kamu bisa merancang logo, poster, atau materi pemasaran untuk klien di seluruh dunia. Gaji: Mulai dari a Rp 2 juta hingga Rp 8 juta per bulan. Situs lowongan kerja untuk ibu rumah tangga: 99designs, Upwork, dan Freelancer, atau melalui media sosial. Baca Juga: [TERBARU] Gaji Virtual Assistant Indonesia 2025: Per Jam, Bulan, Proyek 4. Virtual Assistant Virtual assistant adalah lowongan kerja untuk ibu rumah tangga yang cukup banyak dicari, terutama oleh pebisnis kecil yang membutuhkan bantuan dalam tugas administratif seperti manajemen email, penjadwalan, dan entri data. Pekerjaan ini biasanya dapat dilakukan secara remote dengan jadwal yang fleksibel. Gaji: Rp 3 juta hingga Rp 8 juta per bulan, bahkan bisa lebih besar tergantung berapa banyak klien yang kamu tangani. Situs lowongan kerja untuk ibu rumah tangga: Upwork atau Freelancer. Kamu juga menawarkan jasamu (cold reach) melalui jaringan sosial dan LinkedIn. 5. Penerjemah Bila kamu menguasai lebih dari satu bahasa, pekerjaan sebagai penerjemah bisa menjadi pilihan yang sangat baik. Banyak perusahaan membutuhkan penerjemah untuk berbagai jenis dokumen, artikel, dan konten web. Gaji: Mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 6 juta per bulan. Situs lowongan kerja untuk ibu rumah tangga: ProZ, Upwork, atau Fiverr. 6. Tutor Online Tutor online jadi salah satu pekerjaan yang menyenangkan untuk berbagi pengetahuan sambil mendapatkan penghasilan. Kamu bisa mengajar berbagai mata pelajaran mulai dari pelajaran sekolah hingga keterampilan khusus seperti seni, musik, atau bahasa. Gaji: Mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 10 juta per bulan. Tempat Mencari Pekerjaan: VIPKid, Tutor.com, dan Preply Baca Juga: 4 Tips dan Contoh Manajemen Waktu Remote Working yang Efektif 7. Social Media Manager Jika kamu mahir mengelola media sosial dan senang membuat konten-konten menarik, pekerjaan sebagai social media manager bisa jadi pilihan yang menarik. Tugas utama kamu adalah mengelola akun media sosial untuk bisnis atau individu, membuat konten sesuai dengan targe audiens, dan menganalisis kinerja kampanye. Gaji: Mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 10 juta per bulan. Situs lowongan kerja untuk ibu rumah tangga: Upwork, Freelancer, atau menawarkan layanan melalui media sosial pribadi. 8. Transkripsionis Pekerjaan sebagai transkripsionis melibatkan mendengarkan rekaman audio dan mengetikkan isi percakapan dalam bentuk teks. Pekerjaan ini bisa mencakup wawancara, podcast, atau kuliah video. Pekerjaan ini menuntut kemampuan mendengarkan yang tajam. Gaji: Mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per bulan. Situs lowongan kerja untuk ibu rumah tangga: Rev, TranscribeMe, dan Upwork. Baca Juga: Apa itu Percaya Diri dan Bagaimana Cara Membangunnya dengan Cepat? Siap Memulai Karir Remote-mu? Dengan berbagai pilihan lowongan kerja untuk ibu rumah tangga yang fleksibel ini, ibu rumah tangga dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan waktu mereka. Tidak perlu khawatir soal waktu yang terbatas, karena banyak pekerjaan ini yang bisa dilakukan secara remote dan dengan jadwal yang bisa disesuaikan dengan kegiatan keluarga. Kalau kamu masih bingung mau fokus di bidang pekerjaan apa, kamu bisa mencoba jadi virtual assistant. Kamu tidak perlu punya skill spesifik untuk memulai pekerjaan ini, asalkan kamu bisa menggunakan komputer, laptop, atau bahkan smartphone untuk menyelesaikan pekerjaanmu. Jika tertarik, kamu bisa ikut webinar gratis yang diadakan SGB VA. Webinar ini akan membahas bagaimana kamu bisa mulai menjadi virtual assistant meskipun kamu belum ada pengalaman. Klik tombol di bawah untuk bergabung, ya! Kerja Remote Dibayar Dollar Sebagai VA Bersama SGB VA mentor, Tania Gromenko, kamu akan mendapatkan tips dan trik menjadi virtual assistant sukses dalam hitungan pekan. Gabung lewat tautan di bawah sekarang! Gabung Free Webinar Pelajari Program Berbayar

Kisah Ebi: Perawat 8+ Tahun yang Banting Setir Jadi VA Social Media Manager

From Nurse to Virtual Assistant

Kisah Ebi: Perawat 8+ Tahun yang Banting Setir Jadi VA Social Media Manager Esra Erika Social Media Specialist, Copywriter, Content Writer December 23, 2024 | Alumni Stories Kamu sedang bingung saat ingin mencoba karir baru? Rasanya ingin sekali mencoba bekerja remote, tapi bidang pekerjaan saat ini jauh sekali dengan lowongan kerja remote yang ada? Sepertinya, kamu perlu membaca cerita tentang Ebi, deh! Ebi adalah seorang tenaga medis yang berhasil banting setir jadi Virtual Assistant (VA). Kini, dia bisa bekerja dimana saja tanpa khawatir kesulitan mengurus anak dan keluarga. Biar lebih paham, langsung saja simak cerita Ebi di bawah ini! Daftar Isi Latar Belakang Ebi Sebelum Jadi VA Perjalanan Ni Kadek G. Pebriantari, atau biasa dipanggil Ebi, sebagai VA dimulai dengan pekerjaan full-time-nya sebagai perawat selama 8 tahun. Ketika hamil anak pertama, Ebi memutuskan untuk mengundurkan diri dan mengikuti suaminya yang pindah dari Bali ke Bandung.  Setelah tiga tahun jadi ibu rumah tangga, Ebi mulai memikirkan masa depan keluarganya. Dia ingin memilki tabungan pensiun, pendidikan anak, dan biaya kesehatan keluarga.  “Saya ingin membantu suami secara finansial, memberikan pendidikan yang baik untuk anak saya, dan menabung untuk pensiun dini,” ujar Ebi.  Namun, saat itu, dia masih menjadi ibu rumah tangga yang belum bekerja. Akhirnya, Ebi mulai mencari cara untuk membantu keuangan rumah tangga dan mulai mengeksplorasi pekerjaan remote serta kursus-kursus kerja remote. Saat itu, teman Ebi merekomendasikan dia kursus SGB VA. Temannya berkata, kursus itu cocok untuk belajar keterampilan baru dalam pekerjaan remote. Ebi memutuskan untuk mencoba, dan ternyata keputusan ini jadi awal babak baru dalam hidupnya.  Sekarang, Ebi bekerja sebagai Social Media Manager VA di bidang yang relevan dengan kemampuannya, yaitu di bidang medis. Dia senang bisa bekerja sekaligus membantu orang lain sambil tetap di rumah bersama anaknya. Pengalaman Ebi di SGB VA Sebelum ikut SGB VA, Ebi sudah coba beberapa kursus kerja remote, tapi menurutnya tidak ada yang sekomprehensif SGB VA. Komunitas yang kuat dan pendekatan yang terstruktur di kurikulum SGB VA membuatnya merasa berkembang. “Saya berkembang di lingkungan yang terstruktur, dan SOP yang jelas, tenggat waktu pengumpulan tugas yang jelas membuat saya tetap fokus. Bisa saya bilang, ikut kursus di sini benar-benar layak jadi investasi jangka panjang,” jelasnya. Setelah bergabung dengan SGB VA, Ebi sadar kalau dia bisa melakukan pekerjaan lain, bukan hanya jadi perawat saja. Kursus ini memberikan dia keterampilan penting, baik hard skill maupun soft skill, yang membuat dia lebih percaya diri untuk mulai karir baru.  Untuk pertama kalinya, Ebi merasa jadi bagian dari komunitas yang bener-bener mendukung, di mana dia tidak merasa di-judge karena tidak punya pengalaman bekerja remote. “Di sini, semua orang saling membantu. Dukungan ini benar-benar membuatku lebih percaya diri,” ujarnya. Meskipun ada tantangan dalam manajemen waktu dan membagi tanggung jawab, Ebi cepat beradaptasi. Tugas yang dulu memakan waktu 5 jam kini bisa diselesaikan dalam 1-2 jam.  Selain itu, dengan dukungan luar biasa dari suaminya di waktu-waktu sibuk, Ebi berhasil mengatur waktu dengan lebih baik dan menyeimbangkan tanggung jawabnya lebih efektif. Bagaimana Ebi Menndapatkan Klien VA Pertama? How Ebi got her first client Menariknya, Ebi mendapatkan klien pertama saat menjalani minggu ketiga kursus SGB VA. Seorang dokter, teman lamanya, menghubungi Ebi setelah lihat story Instagram Ebi yang menjadi pekerja remote.  Pekerjaan itu melibatkan pengelolaan media sosial sang doker. Topiknya ternyata sangat sesuai dengan latar belakang Ebi di bidang medis. Ebi juga mendapatkan klien lain dengan mengirim elevator pitch lewat DM Instagram ke lima calon klien. Satu dari lima calon klien tersebut kini bekerja bersama Ebi, “Perawat itu bisa banget bantu dokter dalam mengelola media sosial, soalnya mereka mengerti terminologi medis. Sebagai social media manager, saya bisa meringankan beban dokter dengan mengelola media sosial mereka menggunakan pengetahuan medis saya. Mereka cuma perlu kasih ide konten, dan saya yang urus sisanya,” kata Ebi kepada SGB VA. Ebi melanjutkan, banyak dokter yang ingin menjadi influencer untuk menyebarkan informasi medis yang bermanfaat bagi masyarakat. Tapi, mereka tidak tahu harus mulai dari mana.  “Dengan personal branding yang kuat, mereka bisa meningkatkan visibilitas, membangun kepercayaan, bahkan mendapatkan calon pasien di Instagram. Nah, kita lah sebagai social media manager yang membantu visi itu,” kata Ebi. Momen yang Mengubah Hidup Ebi “Perubahan terbesar dalam hidup saya bukan cuma soal uang, tapi juga tentang pengembangan diri. Saya bisa bekerja sambil mengembangkan diri, dan tentunya masih di bidang medis, yang merupakan passion saya,” ungkap Ebi. Dulu sebagai perawat, Ebi kerja berjam-jam, kadang sampai 18 jam sehari. Sekarang, dia menikmati jadwal kerja yang fleksibel— cuma 2 jam sehari atau 4 hari kerja. Dia juga bisa mengatur libur sesuai kesepakatan dengan klien. Dan yang paling penting, Ebi kini bisa bekerja sambil merawat anaknya di rumah. Ebi dulu berpikir, perawat adalah satu-satunya karir yang bisa dia lakukan, tapi sekarang, Ebi sudah menemukan passion baru. Dia sudah belajar desain grafis, manajemen media sosial, dan copywriting, dan mungkin akan belajar hal baru lagi di masa depan! Dari Ebi untuk Ibu Rumah Tangga yang Ingin Bekerja Untuk semua ibu di luar sana, kalau kamu pernah berpikir untuk kembali bekerja, kamu tetap bisa melakukannya, kok! Kamu hanya perlu mencari pekerjaan yang fleksibel supaya kamu bisa tetap bisa merawat anak dan keluarga. Entah menjadi VA atau bekerja remote di bidang lain, yang terpenting adalah kamu mau belajar hal baru dan siap meningkatkan skill. Mungkin akan sulit di awal karena kamu baru mulai bekerja lagi, tapi lama-kelamaan, kamu akan terbiasa dan merasa nyaman. Siap Memulai Karir Remote-mu? Kalau kamu tertarik jadi VA, coba mulai perjalanan kamu dengan ikut program kursus SGB VA!  Baik kamu yang baru mau mulai atau ingin mengasah keterampilan yang sudah ada, SGB VA akan memberikan peta jalan yang jelas buat bantu kamu membangun karir VA yang sukses.  Di akhir kursus, kamu juga akan mendapatkan sertifikat dan akses ke grup Telegram eksklusif untuk mencari pekerjaan remote.  Penasaran? Tidak perlu buru-buru, coba ikut WEBINAR GRATIS bareng mentor ahli SGB VA, Tania Gromenko. Tania akan menjelaskan langkah-langkah awal untuk menjadi VA yang sukses dalam hitungan minggu. Klik link di bawah untuk daftar! Kickstart Your VA Career Today! Not sure if this profession is suitable for you? Join our free webinar and

© 2024 All rights reserved   |   Gromenko & Partners Pte.Ltd.

5 Steps To Doing What You Love Remotely By Being A Virtual Assistant

By clicking the button, you agree to subscribe to SGBVA’s webinar content and newsletters.