Kisah Intan Hidupkan Kembali Impiannya: Dari Ibu Rumah Tangga, Kini Jadi VA Bergaji Dolar

Kisah Intan Hidupkan Kembali Impiannya: Dari Ibu Rumah Tangga, Kini Jadi VA Bergaji Dolar Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA January 2, 2025 Alumni Stories Setiap orang punya mimpi, tapi tidak semua orang punya keberanian untuk mengejarnya. Intan Munawwaroh adalah salah satu dari mereka yang berani melangkah keluar dari zona nyaman dan menemukan versi terbaik dari dirinya. Seorang ibu, istri, dan kini seorang virtual assistant (VA) yang sukses dengan klien dari berbagai penjuru dunia. Perjalanannya bukan sekadar tentang mencari penghasilan tambahan, tapi tentang menemukan kembali semangat dan tujuan hidup di tengah rutinitas yang padat. Dari keseharian di balik meja toko kecil dan kesibukan mengurus keluarga, hingga akhirnya bisa bekerja remote—kisah Intan mengajarkan kita bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang penuh tekad. Lalu, bagaimana semuanya dimulai? Mari kita selami lebih dalam cerita inspiratifnya! Daftar Isi Berawal dari Keinginan untuk Berkembang Sebelum menjadi VA, Intan menjalani kehidupan yang ia gambarkan sebagai kehidupan “biasa” sebagai ibu rumah tangga dan pemilik warung. Hari-harinya dihabiskan dengan mengurus keluarga, menjaga warung, dan memastikan kebutuhan rumah tangganya terpenuhi. “Hidup saya sederhana. Hanya ada suami, anak-anak, dan pelanggan warung,” ceritanya. Meskipun Intan bersyukur dengan kehidupannya, ia merasa ada sesuatu yang kurang. “Bukan berarti saya tidak bersyukur, tapi di dalam hati, saya merasa bisa melakukan lebih. Saya ingin merasa lebih ‘hidup’, melakukan sesuatu produktif dan bermakna, di luar peran sebagai ibu dan pemilik warung,” tambahnya. Seperti banyak ibu lainnya, Intan merasa terjebak di antara kebahagiaan merawat keluarga dan keinginan untuk mengejar ambisi pribadinya. Namun, ia tidak tahu harus mulai dari mana, terutama dengan waktu yang terbatas dan tanpa pengalaman di dunia digital. Bagaimana Intan Menemukan Program SGB VA Momen titik balik Intan datang dari seorang teman yang juga alumni kursus SGB VA. Temannya melihat potensi Intan dan menyarankan Intan mengambil kursus tersebut. “Jadi ada teman, yang juga alumni SGB VA, menghubungkan saya dengan klien pertama dari Singapura. Dari situlah semuanya dimulai,” kenangnya dengan antusias. Bagi seseorang yang bahkan jarang aktif di media sosial, memasuki dunia virtual assistant terasa menakutkan bagi Intan. “Saya bahkan tidak terlalu paham media sosial, apalagi berpikir akan mengelolanya untuk klien,” akunya. Namun, ia melihat ini sebagai kesempatan untuk belajar keterampilan baru dan memulai sesuatu yang baru. Kursus SGB VA menjadi batu loncatan yang sempurna bagi Intan. Kurikulum yang terstruktur, pelajaran praktis, dan sistem dukungan memberinya fondasi yang dibutuhkan untuk menjelajahi dunia VA. Program ini tidak hanya memperkenalkannya pada berbagai ilmu penting sebagai VA, tetapi juga meningkatkan rasa percaya dirinya. “Melalui kursus SGB VA, saya belajar segalanya—dari cara mengelola konten hingga menggunakan alat kolaborasi seperti Google Workspace,” jelasnya. Intan juga sangat berterima kasih atas komunitas dan para mentor yang terus memotivasinya selama kursus. “Mentor di sana luar biasa. Mereka mengingatkan tentang pelajaran, tenggat waktu, dan selalu memastikan saya tetap berada di jalur yang benar,” tambahnya. Memulai Karier VA yang Sukses Setelah menyelesaikan kursus SGB VA, Intan memulai bisnis VA-nya sendiri dan menawarkan layanan sebagai Social Media Manager. Ia membangun bisnisnya dari nol, menangani semuanya sendiri—dari perencanaan konten, pembuatan desain, penulisan teks, hingga penjadwalan postingan. “Awalnya, saya melakukan semuanya secara manual. Tapi dengan tools yang saya pelajari dari kursus, seperti fitur penjadwalan media sosial, segalanya menjadi lebih teratur,” jelas Intan. Intan adalah orang yang sangat detail dan terorganisir, dan hal ini membantunya jadi VA dengan karakter yang menarik bagi klien. Proyek besar pertamanya datang ketika ia terhubung dengan klien dari Singapura, berkat rekomendasi dari temannya. Dari sana, jejaringnya semakin luas. Ia bahkan terhubung dengan teman yang tinggal di Qatar, yang semakin memperluas jangkauannya sebagai pekerja remote dengan penghasilan dolar. Intan mengakui bahwa menjadi VA bukan tanpa tantangan, namun ia sangat menghargai fleksibilitas yang ditawarkan. “Pekerjaan apa lagi yang memungkinkan kamu bekerja sambil mengurus anak, menjaga toko, atau bahkan bersantai di rumah?” katanya. Kemampuan untuk menyeimbangkan tanggung jawab di rumah dengan karier profesional menjadi salah satu hadiah terbesar dari perjalanan VA-nya. Saat ini, Intan menangani klien dari berbagai belahan dunia dan mendapatkan penghasilan yang setara dengan pekerjaannya dulu di Jakarta—tanpa harus menghadapi stres akibat macet atau jam kerja yang kaku. “Saya bisa meeting sambil mengenakan baju tidur, kalau saya mau,” ujarnya sambil bercanda. Bagi Intan, perjalanan ini bukan hanya tentang menghasilkan uang. Ini tentang kepuasan pribadi. “Saya tidak menjadi VA hanya untuk penghasilan. Saya ingin melakukan sesuatu yang bermakna, membantu orang lain, dan berkontribusi pada dunia,” katanya. Siap Mengikuti Jejak Intan? Kalau kamu berada di posisi yang sama seperti Intan, mungkin, itu adalah tanda untuk memulai sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah kamu coba sebelumnya! Jika kamu tertarik memulai karier sebagai VA dan butuh dukungan penuh, kamu bisa mempertimbangkan untuk ikut kursus SGB VA! Di SGB VA, kamu akan dibimbing mempersiapkan diri, membangun keterampilan dan meningkatkan rasa percaya diri untuk memulai karier sebagai VA dengan kurikulum yang terstruktur. Kamu juga akan mendapat dukungan berkelanjutan sampai kamu mendapatkan klien pertama sebagai VA. Di akhir kursus, kamu akan mendapatkan sertifikat dan akses ke grup Telegram eksklusif untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga kamu tidak akan merasa sendirian dalam perjalanan ini. Penasaran ingin tahu lebih banyak? Kamu bisa mulai dengan bergabung di webinar gratis SGB VA bersama Tania Gromenko. Tania akan menjelaskan cara memulai karier sebagai VA dan bagaimana kami dapat membantu kamu mencapai tujuanmu. Klik tautan di bawah untuk mendaftar, ya! Kerja Remote Dibayar Dollar Sebagai VA Bersama SGB VA mentor, Tania Gromenko, kamu akan mendapatkan tips dan trik menjadi virtual assistant sukses dalam hitungan pekan. Gabung lewat tautan di bawah sekarang! Gabung Free Webinar Pelajari Program Berbayar
Kisah Sukses Ardin Kerja Jadi Virtual Assistant dari Rumah: Dapat 9 Klien dan Bergaji Dolar

Kisah Sukses Ardin Kerja Jadi Virtual Assistant dari Rumah: Dapat 9 Klien dan Bergaji Dolar Oni Lestari Virtual Assistant, Copywriter, SEO Expert December 25, 2024 | Alumni Stories Kamu ingin bekerja dari rumah dan menentukan jam kerjamu sendiri? Atau, kamu ingin beralih dari karier 9-5-mu yang sekarang agar bisa lebih banyak waktu bersama keluarga? Kamu perlu tahu cerita Ardin, seorang ibu dari dua anak yang memutuskan untuk menjadi virtual assistant (VA). Sekarang, ia bisa bekerja dari rumah, mengatur jam kerjanya sendiri, dan bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Lewat artikel ini, Ardin akan membagikan perjalanan hidupnya menjadi virtual assistant. Simak artikel ini sampai tuntas, ya! Table of Contents: Alasan Ardin Ingin Bekerja Remote Ardin adalah alumni dari SGB VA Batch 4, yang lulus pada Agustus 2022. Sebelumnya, ia bekerja di kantor, seperti kebanyakan orang. Ardin berangkat kerja pukul 8 pagi dan pulang pukul 5 sore. Pada tahun 2022, Ardin mengandung anak kedua dan sebenarnya sudah merencanakan untuk berhenti bekerja di kantor. Jadi, di tengah kehamilannya, ia berencana membuka bisnis supaya ketika nanti berhenti kerja dan menjadi ibu rumah tangga, ia tetap bisa memiliki kegiatan dan penghasilan. Sayang, bisnisnya berjalan tidak sesuai harapan. Setelah melahirkan, Ardin tidak tahu harus berbuat apa selain mengurus anak-anak. Karena sebelumnya Ardin bekerja, Ardin ingin tetap memiliki aktivitas yang produktif. Hingga suatu saat, Ardin melihat iklan tentang SGB VA yang membuatnya ingin tahu lebih dalam tentang apa itu virtual assistant. Ternyata, menjadi virtual assistant cukup menjanjikan. Tak hanya ia bisa mendapat uang, Ardin juga bisa bekerja dari rumah sambil mengurus keluarganya. Virtual Assistant Menurut Ardin Menurut Ardin, virtual assistant sangat prospektif karena pemilik bisnis terus berkembang dari tahun ke tahun. Banyak orang ingin menjadi pemilik bisnis, membangun brand, dan mereka membutuhkan tim. Virtual assistant menjadi salah satu pilihan bagi pemilik bisnis untuk memiliki tim dengan biaya yang efisien. Bagi kebanyakan orang, virtual assistant dianggap sebagai pekerja lepas dengan pendapatan yang tidak pasti. Namun, nilainya bisa lebih tinggi dari pekerja lepas biasa. Hal itu karena VA adalah mitra para pemilik bisnis, bukan bawahannya. Itulah sebabnya virtual assistant bisa menentukan jam kerja mereka sendiri. Apa Saja Layanan VA Milik Ardin? Ardin menargetkan pebisnis dan pengusaha sebagai niche-nya. Niche ini sebenarnya cukup umum, karena banyak teman-temannya yang lebih fokus pada niche tertentu, seperti bisnis fashion, bisnis makanan dan minuman, atau bisnis seni. Saat pertama kali menjadi virtual assistant, Ardin menawarkan layanan administrasi dan manajemen proyek. Layanan yang ditawarkan dirasa cukup umum dan mudah untuk dilakukan. Setelah menjalani pekerjaan ini, Ardin menyadari bahwa dirinya bisa belajar keahlian lain yang lebih spesifik. Setelah belajar dan mengembangkan diri, kini Ardin melayani service pemasaran digital (digital marketing). Bagaimana Ardin Mendekati Calon Klien? Di SGB VA, Ardin diajarkan untuk melakukan riset bisnis milik calon klien sebelum menawarkan jasanya kepada mereka. Salah satu contohnya adalah melihat situs web mereka, ulasan di Google, dan media sosial mereka. Dengan cara ini, dirinya bisa mendapatkan wawasan tentang klien yang lebih luas. Menurut Ardin, riset ini membuat Ardin memiliki nilai lebih. Ketika mendekati klien atau bahkan saat melakukan discovery calls, Ardin tidak hanya berbicara tentang dirinya sendiri dan layanan yang ditawarkan, tetapi juga memahami bisnis calon klien. Ardin juga sering memberikan wawasan dan perspektifnya sebagai orang luar terhadap bisnis para calon klien ini. Hal ini menunjukkan kemampuannya dan membuat calon klien yakin untuk bekerja dengannya. Awalnya, Ardin tidak bisa membayangkan mendekati klien lewat Instagram atau LinkedIn. “Namun, akhirnya saya berhasil mendapatkan klien dari sana,” ujarnya. Untuk berhasil mendekati calon klien, riset itu sangat penting. Memang memakan banyak waktu, tapi hal itu adalah bagian dari keinginan tulus VA untuk membantu pemilik bisnis mengembangkan usaha mereka. “Itulah yang diajarkan Tania,” ungkapnya. Cara Ardin Mengajukan Proposal Layanan ke Calon Klien Sebelum mengirim proposal, Ardin biasanya mengecek informasi tentang bisnis calon kliennya di internet. Ardin akan mencari celah atau gap yang belum terpenuhi pada bisnis tersebut. Misalnya, bisnis yang Andin riset kala itu memiliki rating 5 di Google Review. Namun, media sosial mereka tidak terkelola dengan baik. Ardin merasa hal itu sangat disayangkan. Ulasan dan pelanggan mereka sangat baik, tetapi media sosial mereka tidak dikelola dengan baik. Jika media sosial mereka dikelola dengan baik, pasti akan jauh lebih bagus. Celah itulah yang ia gunakan untuk mendekati calon klein. Selain itu, Ardin juga biasa langsung bertanya kepada calon klien Biasanya, Ardin langsung bertanya, “Apakah kamu membutuhkan bantuan admin?” Cara ini ternyata masih tetap bekerja. Ardin juga membuat portofolio di Instagram dan menggunakan Canva untuk membuat portofolio. Dengan Canva, ia bisa membagikan link portofolio tanpa klien harus mengunduh dokumen. Baca Juga: [TERBARU] Gaji Virtual Assistant Indonesia 2025: Per Jam, Bulan, Proyek Dari Mana Ardin Mendapatkan Banyak Klien? Saat ini, Ardin memiliki 9 klien, meskipun tidak semuanya bekerja dengannya pada waktu yang bersamaan. Beberapa ialah klien jangka panjang, namun ada juga yang berbasis proyek. Klien-klien tersebut berasal dari Singapura, Kazakhstan, China, Arab Saudi, India, dan Senegal. Ardin mendapatkan klien dari Instagram, LinkedIn, Upwork, dan juga dari komunitas SGB VA. Ardin juga mendapatkan klien dari grup alumni SGB VA Jabodetabek. “SGB VA memiliki sebuah platform yang mirip Tinder, tetapi bukan untuk mencari pasangan. Platform ini memungkinkan banyak pemilik bisnis atau pengusaha yang mencari virtual assistant dari SGB VA untuk terhubung,” ungkapnya. Dulu, ketika Ardin sangat bersemangat untuk mendapatkan klien, Ardin bisa menghubungi 20 calon klien setiap hari. Ardin akan mendekati siapa saja yang dinilai memiliki prospek sebagai klien sambil terus melakukan riset. Tentu saja, tidak semuanya berbuah hasil. Dari 20 orang yang dihubungi, mungkin hanya satu yang merespons. Satu respons itu pun kadang hanyalah penolakan. “Namun, kunci utama adalah konsistensi. Konsistensi dalam pendekatan, konsistensi dalam memposting, serta membangun koneksi dan jaringan,” ungkapnya. Setelah mendekati mereka, Ardin tidak langsung meninggalkan mereka begitu saja. Ia berusaha membangun hubungan dengan cara memberi ‘like’ dan berkomentar pada postingan mereka. Jika suatu saat mereka membutuhkan bantuan, Ardin akan menjadi orang pertama yang mereka ingat. Manajemen Waktu Ardin Sebagai VA dengan 9 Klien Awalnya, Ardin hanya bekerja sebagai virtual assistant selama 2 jam sehari karena saat itu ia baru memulai kariernya sebagai VA dan baru saja melahirkan anak kedua. Menurutnya, menyeimbangkan
Kisah Ebi: Perawat 8+ Tahun yang Banting Setir Jadi VA Social Media Manager

Kisah Ebi: Perawat 8+ Tahun yang Banting Setir Jadi VA Social Media Manager Esra Erika Social Media Specialist, Copywriter, Content Writer December 23, 2024 | Alumni Stories Kamu sedang bingung saat ingin mencoba karir baru? Rasanya ingin sekali mencoba bekerja remote, tapi bidang pekerjaan saat ini jauh sekali dengan lowongan kerja remote yang ada? Sepertinya, kamu perlu membaca cerita tentang Ebi, deh! Ebi adalah seorang tenaga medis yang berhasil banting setir jadi Virtual Assistant (VA). Kini, dia bisa bekerja dimana saja tanpa khawatir kesulitan mengurus anak dan keluarga. Biar lebih paham, langsung saja simak cerita Ebi di bawah ini! Daftar Isi Latar Belakang Ebi Sebelum Jadi VA Perjalanan Ni Kadek G. Pebriantari, atau biasa dipanggil Ebi, sebagai VA dimulai dengan pekerjaan full-time-nya sebagai perawat selama 8 tahun. Ketika hamil anak pertama, Ebi memutuskan untuk mengundurkan diri dan mengikuti suaminya yang pindah dari Bali ke Bandung. Setelah tiga tahun jadi ibu rumah tangga, Ebi mulai memikirkan masa depan keluarganya. Dia ingin memilki tabungan pensiun, pendidikan anak, dan biaya kesehatan keluarga. “Saya ingin membantu suami secara finansial, memberikan pendidikan yang baik untuk anak saya, dan menabung untuk pensiun dini,” ujar Ebi. Namun, saat itu, dia masih menjadi ibu rumah tangga yang belum bekerja. Akhirnya, Ebi mulai mencari cara untuk membantu keuangan rumah tangga dan mulai mengeksplorasi pekerjaan remote serta kursus-kursus kerja remote. Saat itu, teman Ebi merekomendasikan dia kursus SGB VA. Temannya berkata, kursus itu cocok untuk belajar keterampilan baru dalam pekerjaan remote. Ebi memutuskan untuk mencoba, dan ternyata keputusan ini jadi awal babak baru dalam hidupnya. Sekarang, Ebi bekerja sebagai Social Media Manager VA di bidang yang relevan dengan kemampuannya, yaitu di bidang medis. Dia senang bisa bekerja sekaligus membantu orang lain sambil tetap di rumah bersama anaknya. Pengalaman Ebi di SGB VA Sebelum ikut SGB VA, Ebi sudah coba beberapa kursus kerja remote, tapi menurutnya tidak ada yang sekomprehensif SGB VA. Komunitas yang kuat dan pendekatan yang terstruktur di kurikulum SGB VA membuatnya merasa berkembang. “Saya berkembang di lingkungan yang terstruktur, dan SOP yang jelas, tenggat waktu pengumpulan tugas yang jelas membuat saya tetap fokus. Bisa saya bilang, ikut kursus di sini benar-benar layak jadi investasi jangka panjang,” jelasnya. Setelah bergabung dengan SGB VA, Ebi sadar kalau dia bisa melakukan pekerjaan lain, bukan hanya jadi perawat saja. Kursus ini memberikan dia keterampilan penting, baik hard skill maupun soft skill, yang membuat dia lebih percaya diri untuk mulai karir baru. Untuk pertama kalinya, Ebi merasa jadi bagian dari komunitas yang bener-bener mendukung, di mana dia tidak merasa di-judge karena tidak punya pengalaman bekerja remote. “Di sini, semua orang saling membantu. Dukungan ini benar-benar membuatku lebih percaya diri,” ujarnya. Meskipun ada tantangan dalam manajemen waktu dan membagi tanggung jawab, Ebi cepat beradaptasi. Tugas yang dulu memakan waktu 5 jam kini bisa diselesaikan dalam 1-2 jam. Selain itu, dengan dukungan luar biasa dari suaminya di waktu-waktu sibuk, Ebi berhasil mengatur waktu dengan lebih baik dan menyeimbangkan tanggung jawabnya lebih efektif. Bagaimana Ebi Menndapatkan Klien VA Pertama? How Ebi got her first client Menariknya, Ebi mendapatkan klien pertama saat menjalani minggu ketiga kursus SGB VA. Seorang dokter, teman lamanya, menghubungi Ebi setelah lihat story Instagram Ebi yang menjadi pekerja remote. Pekerjaan itu melibatkan pengelolaan media sosial sang doker. Topiknya ternyata sangat sesuai dengan latar belakang Ebi di bidang medis. Ebi juga mendapatkan klien lain dengan mengirim elevator pitch lewat DM Instagram ke lima calon klien. Satu dari lima calon klien tersebut kini bekerja bersama Ebi, “Perawat itu bisa banget bantu dokter dalam mengelola media sosial, soalnya mereka mengerti terminologi medis. Sebagai social media manager, saya bisa meringankan beban dokter dengan mengelola media sosial mereka menggunakan pengetahuan medis saya. Mereka cuma perlu kasih ide konten, dan saya yang urus sisanya,” kata Ebi kepada SGB VA. Ebi melanjutkan, banyak dokter yang ingin menjadi influencer untuk menyebarkan informasi medis yang bermanfaat bagi masyarakat. Tapi, mereka tidak tahu harus mulai dari mana. “Dengan personal branding yang kuat, mereka bisa meningkatkan visibilitas, membangun kepercayaan, bahkan mendapatkan calon pasien di Instagram. Nah, kita lah sebagai social media manager yang membantu visi itu,” kata Ebi. Momen yang Mengubah Hidup Ebi “Perubahan terbesar dalam hidup saya bukan cuma soal uang, tapi juga tentang pengembangan diri. Saya bisa bekerja sambil mengembangkan diri, dan tentunya masih di bidang medis, yang merupakan passion saya,” ungkap Ebi. Dulu sebagai perawat, Ebi kerja berjam-jam, kadang sampai 18 jam sehari. Sekarang, dia menikmati jadwal kerja yang fleksibel— cuma 2 jam sehari atau 4 hari kerja. Dia juga bisa mengatur libur sesuai kesepakatan dengan klien. Dan yang paling penting, Ebi kini bisa bekerja sambil merawat anaknya di rumah. Ebi dulu berpikir, perawat adalah satu-satunya karir yang bisa dia lakukan, tapi sekarang, Ebi sudah menemukan passion baru. Dia sudah belajar desain grafis, manajemen media sosial, dan copywriting, dan mungkin akan belajar hal baru lagi di masa depan! Dari Ebi untuk Ibu Rumah Tangga yang Ingin Bekerja Untuk semua ibu di luar sana, kalau kamu pernah berpikir untuk kembali bekerja, kamu tetap bisa melakukannya, kok! Kamu hanya perlu mencari pekerjaan yang fleksibel supaya kamu bisa tetap bisa merawat anak dan keluarga. Entah menjadi VA atau bekerja remote di bidang lain, yang terpenting adalah kamu mau belajar hal baru dan siap meningkatkan skill. Mungkin akan sulit di awal karena kamu baru mulai bekerja lagi, tapi lama-kelamaan, kamu akan terbiasa dan merasa nyaman. Siap Memulai Karir Remote-mu? Kalau kamu tertarik jadi VA, coba mulai perjalanan kamu dengan ikut program kursus SGB VA! Baik kamu yang baru mau mulai atau ingin mengasah keterampilan yang sudah ada, SGB VA akan memberikan peta jalan yang jelas buat bantu kamu membangun karir VA yang sukses. Di akhir kursus, kamu juga akan mendapatkan sertifikat dan akses ke grup Telegram eksklusif untuk mencari pekerjaan remote. Penasaran? Tidak perlu buru-buru, coba ikut WEBINAR GRATIS bareng mentor ahli SGB VA, Tania Gromenko. Tania akan menjelaskan langkah-langkah awal untuk menjadi VA yang sukses dalam hitungan minggu. Klik link di bawah untuk daftar! Kickstart Your VA Career Today! Not sure if this profession is suitable for you? Join our free webinar and