Work Life Balance Adalah: Definisi dan Cara Mencapainya
Work Life Balance Adalah: Definisi dan Cara Mencapainya Oni Lestari Virtual assistant, copywriter, SEO-expert December 20, 2024 | Remote Work Tips Saat kita mencoba mendefinisikan work life balance, kebanyakan orang mungkin akan menggambarkannya sebagai pekerjaan dengan beban kerja yang ringan, gaji besar, dan tanpa lembur. Impian semua orang, kan? Tapi kenyataannya, banyak yang merasa kalau mencapai work life balance adalah sesuatu yang mustahil, apalagi kalau kerjanya remote. Biasanya, karena budaya kerja yang berpikir bahwa “karyawan yang baik itu selalu lembur” atau “karyawan yang baik harus selalu siap sedia, bahkan saat liburan.” Padahal, sebenarnya kamu bisa, kok, punya keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan. Untuk membantu kamu, SGB VA sudah siapkan panduan yang bisa kamu baca hingga tuntas! Daftar Isi Sejarah Work Life Balance Untuk memahami konsep ini lebih baik, penting buat tahu asal-usulnya. Konsep work life balance adalah gagasan yang pertama kali muncul di Inggris pada tahun 1980-an, sebagai bagian dari gerakan Women’s Liberation Movement. Gerakan ini memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan work life balance di perusahaan, seperti jam kerja fleksibel untuk mengurus anak dan cuti melahirkan. Saat itu, perempuan diharapkan bisa bekerja sekaligus mengurus rumah dan keluarga. Mereka bertanggung jawab atas semua urusan rumah tangga seperti memasak, bersih-bersih, menjaga anak, dan banyak hal lainnya. Hal ini membuat perempuan merasa kewalahan karena harus membagi perhatian antara karir dan keluarga. Dari sinilah muncul gagasan bahwa work life balance adalah sesuatu yang penting untuk kesejahteraan. Baca Juga: 4 Tips dan Contoh Manajemen Waktu Remote Working yang Efektif Work Life Balance di Era Modern Sayangnya, tidak banyak yang berubah. Harapan agar perempuan bisa bekerja sekaligus mengurus rumah tangga masih cukup mirip dengan apa yang kita lihat sekarang. Bahkan, dengan perkembangan teknologi, masalah ini kini jadi tantangan untuk semua orang, bukan hanya perempuan. Teknologi Mengubah Cara Kita Bekerja Teknologi memberikan fleksibilitas dan konektivitas yang luar biasa dalam membantu kita bekerja. Kerja remote jadi sangat mungkin dilakukan berkat kecanggihan teknologi. Tapi, hal ini juga membuat batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi jadi kabur. Dengan adanya smartphone, email, dan alat kerja jarak jauh, banyak pekerja diharapkan selalu siap menerima tugas kapan pun, bahkan di luar jam kerja. Ini menciptakan budaya “selalu aktif.” Karena itulah, work life balance adalah hal yang perlu diperjuangkan di era modern. Di pasar kerja yang kompetitif, banyak orang takut untuk mengambil cuti atau menolak pekerjaan tambahan lantaran takut dianggap tidak peduli dengan pekerjaan. Akibatnya, mereka lebih mendahulukan pekerjaan dibanding kehidupan pribadi. Generasi Masa Kini dan Work-Life Balance Generasi milenial lebih fokus pada gaya hidup dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka cenderung memilih pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai mereka dan ingin menikmati pekerjaan karena menganggap pekerjaan adalah bagian dari hidup, bukan sesuatu yang terpisah. Bagi generasi ini, work life balance adalah sesuatu yang tidak begitu familiar. Sementara itu, Gen Z, yang baru memulai karir, bahkan lebih mengutamakan pekerjaan yang bermakna. Studi dari Dynamic Signal menunjukkan bahwa mereka menghargai komunitas di tempat kerja. Saat memilih pekerjaan, mereka lebih peduli pada keseimbangan hidup, kebahagiaan, daripada sekadar gaji besar atau reputasi perusahaan. Mereka percaya bahwa work life balance adalah bagian dari hidup yang sehat dan bahagia. Baca Juga: Apa itu Percaya Diri dan Bagaimana Cara Membangunnya dengan Cepat? Apakah Work Life Balance Mustahil Dilakukan? Beberapa dari kamu mungkin merasa work life balance adalah sesuatu yang penting, tapi tidak apa-apa juga kalau kamu merasa hal itu mustahil dilakukan. Bisa jadi karena atasan yang memaksa, lingkungan kerja yang tidak kondusif, dan lainnya. Tapi, kalau kamu percaya work life balance itu tidak mungkin, kamu bisa jadi seorang yang workaholic alias “gemar” bekerja. Risikonya, kamu bisa merasa kewalahan karena pekerjaan yang ditangani semakin banyak. Padahal, keyakinan dan cara pandang kita soal work-life balance memengaruhi cara kita mengatur waktu dan kesempatan yang kita punya. Orang yang punya work life balance cenderung lebih produktif dari mereka yang overwork, loh. Yang terpenting bukan soal work life balance itu nyata atau tidak, tapi punya gambaran yang jelas tentang hidup seperti apa yang kamu inginkan. Cara Menetapkan Batasan Sekarang, setelah memahami apa itu work life balance dan kenapa hal itu penting, yuk, bahas cara mencapainya. Salah satu caranya adalah dengan menetapkan batasan yang jelas. Karena, work life balance adalah tentang bagaimana kamu menghargai waktu untuk dirimu sendiri. Apa Itu Batasan? Batasan adalah aturan atau pedoman yang kamu tetapkan untuk dirimu sendiri guna menjaga keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan kebutuhan emosional. Tanpa batasan, pekerjaan bisa terus meluas karena tidak ada waktu berhenti. Memahami bahwa work life balance adalah jadi hal penting dan merupakan kunci utama kamu bisa membuat batasan yang tegas antar pekerjaan dan keperluan pribadi. Kalau perhatianmu terbagi antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, kamu tidak bisa sepenuhnya fokus pada keduanya. Misalnya, saat makan malam dengan keluarga sambil terus cek ponsel karena khawatir soal pekerjaan. Kelihatannya produktif, tapi sebenarnya kamu tidak benar-benar hadir di keduanya. Setelah beberapa waktu, rasanya seperti kamu selalu bekerja, tapi pekerjaan tetap tidak selesai. Hal ini bisa membuatmu bingung dan frustasi. Tapi jangan khawatir, kamu bisa mencoba menerapkan batasan dengan cara berikut ini. Langkah-Langkah Membuat Batasan yang Jelas Tentukan Batasanmu Sendiri Jangan biarkan orang lain menentukan batasanmu. Buat gambaran tentang situasi apa yang masih bisa kamu toleransi dan mana yang tidak. Misalnya: Apakah aku mentolerir kerja di luar jam kerja? Apakah tidak apa-apa jika aku membatalkan rencana pribadi demi klien yang penting? Apakah tidak apa-apa jika aku melewatkan malam malam bersama keluarga karena masih mengerjakan tugas dari atasan? Tuliskan jawabannya dan jadikan keputusan yang nyata. Komunikasikan dengan atasan, klien, atau tim, dan gunakan alat otomatisasi jika perlu untuk menyederhanakan pekerjaan. Lakukan Rutinitas Setelah Kerja Rutinitas setelah kerja adalah langkah sederhana untuk membantu kamu rileks dan memisahkan pekerjaan dari waktu pribadi. Contohnya, kamu bisa pindah dari ruang kerja ke ruangan lain untuk relaksasi, kalau kamu bekerja dari rumah. Ini jadi salah satu contoh work life balance yang baik. Baca Juga: [TERBARU] Gaji Virtual Assistant Indonesia 2025: Per Jam, Bulan, Proyek Jelajahi Peluang Baru Work life balance adalah sesuatu yang bisa dicapai, selama kamu tahu apa yang sebenarnya kamu butuhkan. Dan faktanya, work life balance ini justru lebih mungkin dicapai oleh orang-orang yang bekerja secara
Apa itu Percaya Diri dan Bagaimana Cara Membangunnya dengan Cepat?
Apa itu Percaya Diri dan Bagaimana Cara Membangunnya dengan Cepat? Oni Lestari Virtual assistant, copywriter, SEO-expert December 18, 2024 | Remote Work Tips Pernahkah kamu merasa orang lain selalu terlihat percaya diri, seolah-olah mereka tahu persis apa yang harus dilakukan, sementara kamu justru terjebak dalam keraguan pada setiap langkahmu? Perasaan ini wajar, kok, terjadi padamu. Yang harus kamu lakukan adalah membangun rasa percaya diri yang kuat supaya keraguan-keraguan itu hilang! Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas apa itu percaya diri, bagaimana keraguan diri bisa muncul dan apa saja langkah-langkah yang bisa dilakukan menumbuhkan rasa cinta pada diri sendiri. Yuk, teruskan membaca untuk menemukan caranya! Daftar Isi Apa Itu Percaya Diri? Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami apa itu percaya diri. Secara sederhana, percaya diri adalah keyakinan terhadap kemampuan diri untuk menghadapi tantangan, mengambil keputusan, dan meraih tujuan hidup. Namun, kepercayaan diri bukan berarti tidak pernah merasa ragu atau takut. Sebaliknya, percaya diri adalah kemampuan untuk tetap maju meski ada rasa ragu, karena kamu percaya bahwa kamu bisa mengatasi apapun yang terjadi. Cara Membangun Percaya Diri dengan Cepat 1. Berhenti Terlalu Banyak Berpikir (Overthinking) Kita semua pasti pernah terjebak dalam overthinking. Rasanya, semua hal buruk yang kita pikirkan itu mungkin terjadi. Tak jarang banyak orang yang tidak fokus melakukan aktivitas mereka gara-gara overthinking ini. Tapi ingat, meskipun pikiran itu kuat, mereka tidak selalu benar. Otak kita terus-menerus menghasilkan pikiran untuk memahami dunia di sekitar kita. Masalahnya, kita sering salah menganggap pikiran itu sebagai kenyataan. Mengapa overthinking itu merugikan? Bikin kamu takut gagal: Ingat, kita tidak bisa memprediksi hasil dari usaha kita. Apakah gagal atau sukses, itu di luar kendali. Jika gagal, kita bisa mencoba lagi. Kalau tidak mencoba, kita justru akan menyesal dan menyalahkan diri sendiri, “coba kalau kemarin aku…”. Bikin kamu punya ekspektasi yang tidak realistis: Biasanya, orang yang overthinking cenderung membuat skenario dengan membandingkan dirinya dengan orang lain. Hal ini membuatnya sering kali menetapkan target yang terlalu tinggi. Ketika target itu gagal tercapai, hanya kecewa yang didapat. Bikin kamu jadi perfeksionis: Orang yang overthinking, saking takutnya dengan hasil yang tidak sesuai harapan, ingin melakukan semua hal dengan sempurna. Padahal, tidak ada hal yang sempurna di dunia ini. Kita justru harus merangkul ketidaksempurnaan yang kita miliki dan memperbaikinya waktu demi waktu. Untuk mengatasi overthinking, kamu perlu memahami apa itu percaya diri. Dengan begitu, kamu bisa menyadari bahwa keyakinan pada diri sendiri dapat membantu menghentikan siklus pikiran negatif. Suara kecil yang berkata, “Bagaimana kalau aku gagal melakukannya?” biasanya berasal dari pola pikir negatif. Kamu bisa menantangnya dengan bertanya, “Bagaimana kalau aku berhasil melakukannya?” Alih-alih membuat skenario terburuk di dalam kepala, siapkan skenario terbaik dan realistis yang akan kamu capai jika kamu berhasil. Tidak perlu muluk-muluk, kamu bisa berpikir: “Jika bisnisku gagal, setidaknya aku sudah mencoba. Aku jadi tahu kalau aku tidak cocok bisnis produk ini. Jadi, aku bisa mencoba lagi dengan mengganti produk lain.” Jika kamu memahami apa itu percaya diri, kamu akan tahu bahwa overthinking hanya menghalangi potensi dirimu. Keraguan diri adalah pengalaman manusia yang wajar. Dengan mengenali sumbernya dalam pikiranmu, serta belajar untuk menantangnya, kamu bisa melepaskan diri dari overthinking dan mengambil alih kendali atas hidupmu. Baca Juga: 4 Tips dan Contoh Manajemen Waktu Remote Working yang Efektif 2. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain Sering kali, kita hanya melihat sisi terbaik yang ditampilkan oleh seseorang. Hal ini menciptakan ilusi bahwa orang lain memiliki sesuatu yang luar biasa, yang tidak kita miliki. Kita jadi cenderung menyalahkan diri sendiri dengan berpikir, “Dia sudah sesukses itu, sedangkan aku tidak punya apa-apa.” Faktanya, membandingkan diri dengan orang lain akan menguatkan pola pikir negatif. Otak kita cenderung mengulangi pola yang sama. Semakin sering kamu membandingkan dirimu sendiri, semakin dalam siklus negatif itu terbentuk. Bahkan, ketika hal baik terjadi padamu, kamu akan tetap berpikir kalau semua terjadi karena keberuntungan saja. Pujian dari orang lain pun tidak bisa mengubah hal itu karena akarnya adalah bagaimana kamu memandang dirimu sendiri. Daripada membiarkan pikiran negatif itu berlarut-larut, akui perasaanmu lalu ubah cara pandangmu. Ketika kamu melihat orang lain “nampak lebih sukses” daripada kamu, kamu bisa mengatakan hal ini di dalam hati: “Setiap orang punya kelebihan masing-masing. Mungkin aku bisa belajar dari mereka dan memperbaiki diriku sendiri.” Cara berhenti membandingkan diri dan mulai membangun kepercayaan diri: Alihkan fokusmu. Daripada membandingkan perjalanan hidupmu dengan “sorotan” hidup orang lain, fokuslah pada jalanmu sendiri. Rayakan kemajuanmu, sekecil apa pun itu. Tantang pikiran negatifmu. Saat “monster perbandingan” mulai membisikkan keraguan, tanyakan pada dirimu sendiri: apakah itu berdasarkan kenyataan atau hanya ketakutan semata? Pikirkan bahwa kamu juga punya kelebihan. Temanmu yang kamu pandang “sangat keren” mungkin punya kelebihan di sisi A, tapi jangan lupa, kamu juga punya kelebihan di sisi B. Fokus dan investasikan dirimu untuk menguasai kelebihan tersebut. Ingatlah, apa itu percaya diri? Percaya diri berarti menghargai perjalanan hidupmu sebagai perjalanan yang unik. Berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain dan fokuslah menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri. 3. Kenali Dirimu, Hargai Dirimu Salah satu kunci utama memahami apa itu percaya diri adalah mengenali dirimu sendiri. Seberapa baik kamu mengenal dirimu sendiri? Di dunia yang serba cepat ini, mudah sekali terjebak dalam gangguan eksternal, terus-menerus mengevaluasi dan membandingkan diri dengan orang lain. Akibatnya, kamu mungkin mengabaikan perjalanan paling penting: mengenali diri sendiri. Hidup sebenarnya bukan tentang apa yang ada di luar, tapi apa yang ada di dalam diri kita. Ketika kita terlalu fokus pada hal-hal eksternal, kita kehilangan jati diri kita yang sebenarnya. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan, ketakutan, dan kurangnya ketenangan batin. Solusinya adalah mengenal dirimu sendiri. Ketika kamu benar-benar mengenal dan menerima dirimu sendiri, kamu bisa memahami apa itu sikap percaya diri dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kamu dapat membuat keputusan yang selaras dengan nilai-nilaimu. Ketika kamu mengenal dirimu sendiri, kamu akan lebih mudah menerima kekuatan dan kelemahanmu, ciri khas kepribadianmu, serta pengalaman-pengalaman di masa lalu. Penerimaan ini akan meningkatkan kepercayaan diri dan citra dirimu yang lebih positif. Mungkin kamu adalah penulis yang hebat, pemimpin alami, atau koki andal. Mengetahui kekuatanmu memungkinkanmu fokus pada hal-hal di mana kamu bisa unggul dan memberi kontribusi yang berarti. Cara menumbuhkan pengetahuan
4 Tips dan Contoh Manajemen Waktu Remote Working yang Efektif
4 Tips dan Contoh Manajemen Waktu Remote Working yang Efektif Oni Lestari Virtual assistant, copywriter, SEO-expert December 18, 2024 | Remote Work Tips Menjadi ibu yang juga bekerja bisa sangat melelahkan. Di satu sisi, kamu pasti ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama anak-anak dan keluarga. Di sisi lain, kamu juga ingin tetap produktif dan mencari nafkah untuk menjaga kestabilan keuangan. Untungnya, dengan bekerja jarak jauh atau remote working, ibu yang bekerja bisa tetap produktif sambil ada untuk anak-anak mereka. Soalnya, kebanyakan pekerjaan remote bisa disesuaikan dengan waktu yang kamu miliki. Kalau kamu tertarik mempelajari cara dan contoh manajemen waktu simak artikel ini hingga tuntas, ya! Daftar Isi 1. Cari Motivasimu Hal pertama yang perlu kamu lakukan untuk tetap produktif dan punya manajemen waktu yang baik adalah menemukan motivasi untuk memulai. Kalau lagi tidak ada motivasi, coba ingat lagi alasan kamu mulai semua ini. Contoh manajemen waktu ini akan menjadi percikan api yang membuat kamu semangat dan bahan bakar untuk terus melangkah. Pikirkan tujuan kamu dan peluang yang bisa datang di masa depan. Kadang-kadang, saat kamu merasa jenuh dengan rutinitas, kamu bisa berhenti sejenak dan ingat kembali alasan kamu. Apa manfaat yang bisa kamu dapatkan dari pekerjaan ini? Apakah itu untuk membuka bisnis impianmu? Menabung untuk liburan yang sudah kamu rencanakan? Atau memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak? Untuk membuat kamu tetap termotivasi, kamu bisa buat vision board. Cari gambar yang mewakili alasan kamu atau gambaran diri kamu di masa depan. Contoh manajemen waktu ini bisa jadi penyemangat saat kamu merasa lelah. 2. Buat Daftar Tugas (To-Do List) Buat daftar tugas agar di akhir hari kamu merasa sudah capai sesuatu dan tetap berada di jalur yang benar. Seperti yang kita tahu, kadang kita bisa lupa, sehingga membuat daftar tugas itu penting. Berikut beberapa contoh manajemen waktu sehari-hari supaya daftar tugasmu lebih efektif: 1. Tulis Daftar Tugasmu Jangan hanya simpan daftar tugas di kepala, lebih baik tulis di catatan. Karena otak kita lebih untuk menghasilkan ide, bukan untuk menyimpan hal-hal. Jadi, kalau daftar tugasmu masih di kepala, sekarang saatnya tulis di alat yang kamu suka. 2. Tulis Semua di Satu Tempat Sederhanakan daftar tugasmu dengan menulis semuanya di satu tempat supaya tidak bingung. Kalau daftar tugasnya tersebar, otak bisa jadi ragu dan kehilangan fokus. Contoh manajemen waktu ini bisa kamu terapkan supaya kamu lebih produktif. 3. Persingkat Daftar Tugasmu Usahakan membuat daftar tugas yang pendek dan realistis. Jangan buat yang terlalu panjang, karena dua alasan. Pertama, daftar yang panjang bisa bikin kamu merasa kewalahan dan tidak tercapai, karena banyak yang belum selesai. Kedua, sering kali tugas dalam daftar panjang itu tidak penting untuk dilakukan hari itu juga. Kamu bisa atur ulang atau mendelegasikannya. Contoh manajemen waktu dalam bekerja ini bakal bikin kamu merasa lebih puas di akhir hari. 4. Selipkan Kata Kerja Coba cek, deh, apakah daftar tugasmu hanya berisi kata benda? Seperti “makanan”, “rumah”, “mobil”? Kamu bisa menggantinya jadi “menyiapkan makanan untuk anak”, “membersihkan rumah”, atau “servis mobil” supaya kamu terdorong untuk menyelesaikannya. Jika hanya menulis kata benda, kamu akan merasa bingung harus melakukan apa. Jadi, selipkan kata kerja di daftar tugasmu, ya! 5. Buat Daftar Tugas yang Detail Tulis daftar tugas berdasarkan pekerjaan, bukan proyek besar. Sebuah proyek biasanya terdiri dari banyak langkah, sedangkan tugas itu satu hal yang harus dikerjakan. Jadi, alih-alih menulis “selesaikan proyek X”, detailkan tugasnya. Misalnya, “hubungi pembicara” atau “pesan tempat acara”. Dengan contoh manajemen waktu ini, kamu bisa merencanakan dan memprioritaskan dengan lebih jelas. 3. Menetapkan Prioritas Setelah kamu punya daftar tugas, langkah selanjutnya adalah menetapkan prioritas. Coba scan daftar tugasmu, lalu tentukan mana yang paling penting untuk tujuan kamu, baik itu tujuan pribadi atau profesional. Beri angka di samping tugasmu berdasarkan tingkat prioritas. Sebagai ibu yang bekerja, kamu juga perlu memasukkan perawatan diri dalam daftar prioritas. Dengarkan tubuh kamu, karena tubuh ibu akan berubah setelah melahirkan dan menyusui. Kebanyakan ibu hanya punya sedikit waktu untuk diri sendiri, jadi perawatan diri itu penting. Ingat, kamu bukan cuma ibu, istri, atau pengusaha, tapi kamu juga punya kebutuhan dan minat yang harus diperhatikan. Untuk membantu menentukan prioritas, coba gunakan matriks prioritas. Contoh manajemen waktu ini membagi tugas menjadi empat kategori berdasarkan urgensi dan kepentingannya. Tugas yang penting dan mendesak → harus kamu kerjakan segera Tugas yang penting tapi tidak mendesak → bisa dijadwalkan Tugas yang tidak penting tapi mendesak → bisa kamu delegasikan Tugas yang tidak penting dan tidak mendesak → bisa dihapus dari daftar 4. Time Blocking Sekarang kamu sudah tahu cara membuat daftar tugas dan menetapkan prioritas. Saatnya tentukan waktu untuk setiap tugas. Ini yang kita sebut time blocking. Tentukan waktu yang realistis untuk setiap tugas dan jangan terlalu memaksakan diri. Misalnya, jangan alokasikan waktu sedikit untuk tugas yang sulit, dan terlalu banyak untuk tugas yang tidak penting. Dengan contoh manajemen waktu, kamu bisa melihat waktu, tugas, dan prioritas dengan lebih jelas. Kamu juga bisa menyisihkan waktu untuk tugas yang mirip. Gunakan aplikasi kalender seperti Google Calendar untuk mengatur time blocking, dan pastikan untuk fokus pada waktu yang telah ditentukan tanpa gangguan. Bonus – Rutinitas Pagi dan Malam yang Lebih Baik! Rutinitas Pagi Ada pepatah yang bilang, kalau kamu menang di pagi hari, kamu akan menang di hari itu. Mulai hari dengan baik akan menentukan mood-mu sepanjang hari. Contoh manajemen waktu ini akan membuat kamu tenang, siap, dan penuh energi. Kamu bisa menggunakan waktu pagi untuk ‘mengisi jiwa’mu. Memanfaatkan pagi untuk membaca, meditasi, berdoa, afirmasi, atau berolahraga akan membantumu memulai hari dengan baik, jadi kamu bisa lebih fokus pada tugas-tugas lainnya. Kalau kamu merasa ingin lebih banyak waktu untuk hal-hal pribadi, coba bangun satu jam lebih awal. Satu jam ini adalah waktu ekstra-mu. Kamu bisa menjalani pagi yang lebih tenang dan tidak terburu-buru. Rutinitas Malam Kalau kamu merasa bukan morning person, coba pertimbangkan rutinitas malam yang lebih baik. Kamu bisa gunakan beberapa contoh manajemen waktu ini agar malammu lebih efektif dan tidurmu lebih nyenyak: Hindari olahraga dua jam sebelum tidur. Buat rutinitas sebelum tidur untuk memberi sinyal tubuh supaya relaks. Matikan semua layar dua jam sebelum tidur dan hindari gangguan lainnya. Dengan rutinitas malam yang
[TERBARU] Gaji Virtual Assistant Indonesia 2025: Per Jam, Bulan, Proyek
[TERBARU] Gaji Virtual Assistant Indonesia 2025: Per Jam, Bulan, Proyek Oni Lestari Virtual assistant, copywriter, SEO-expert Setelah pandemi Covid-19, peluang untuk bekerja dari jarak jauh atau remote working semakin banyak. Salah satu pekerjaan remote yang popular tahun ini adalah Virtual Assistant atau VA. Dengan menjadi VA, kamu bisa bekerja dari rumah atau dari mana saja, bahkan bisa mengatur jadwal kerjamu sendiri. Namun, banyak orang yang masih bertanya: berapa, sih, gaji virtual assistant Indonesia itu? Apa benar, kita bisa mendapatkan cuan tambahan dengan rate dolar Amerika Serikat (AS)? Memang ada orang yang mau menggunakan jasa VA kalau harganya bisa berpuluh-puluh ribu Rupiah per jam? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, SGB VA telah menyiapkan penjelasan mengenai gaji virtual assistant Indonesia. Baca artikelnya sampai habis, ya! Daftar Isi Apa itu Virtual Assistant? Virtual assistant, atau dalam bahasa Indonesianya asisten virtual, adalah mitra yang membantu para pebisnis dengan tugas administrasi, manajemen, atau kreatif secara online. Pekerjaan ini sebenarnya sudah ada sejak lama, dimulai pada tahun 1996 ketika seorang wanita bernama Anastasia Stacy Brice bekerja sebagai sekretaris yang bekerja dari rumah untuk klien internasionalnya. Belakangan, pandemi Covid-19 berdampak besar pada industri virtual assistant, karena mendukung tren kerja jarak jauh dan de-urbanisasi. Hal ini membuat virtual assistant semakin populer dan permintaannya meningkat. Seiring dengan perkembangan bisnis yang beradaptasi dengan tuntutan era digital, kebutuhan akan keahlian teknis dan orang-orang yang mahir di bidang ini juga semakin meningkat. Saat ini, virtual assistant memegang peran penting dalam meningkatkan visibilitas brand usaha melalui pemasaran digital, memberikan dukungan teknis, mengelola tugas manajerial seperti manajemen proyek, dan banyak lagi. Berbagai tugas dan tanggung jawab virtual assistant juga disesuaikan dengan kebutuhan klien. Jadi, layanan virtual assistant untuk satu klien bisa berbeda dengan klien lainnya. Faktor yang Mempengaruhi Gaji Virtual Assistant Pendapatan virtual assistant Indonesia bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti: Pengalaman dan reputasi Keahlian khusus Jenis dan kompleksitas proyek Perangkat lunak dan peralatan yang digunakan Permintaan pasar Lokasi geografis Layanan seperti pemasaran digital dan layanan lain yang memerlukan keahlian dan pengetahuan yang lebih tinggi biasanya mematok tarif lebih mahal dibandingkan dengan pekerjaan yang cukup sederhana seperti dukungan administrasi atau asisten pribadi. Para virtual assistant yang menggeluti bidang administrasi bisa mematok tarif berkisar antara US$5 hingga US$10 per jam, atau sekitar Rp80.000 hingga Rp160.000 per jam. Sementara, untuk layanan khusus seperti pemasaran digital atau manajemen proyek bisa mengenakan tarif lebih tinggi, biasanya antara US$10 hingga US$25 per jam atau Rp160.000 hingga Rp400.000 per jam untuk klien-klien di kawasan Asia Tenggara. Cara Menghitung Potensi Pendapatan untuk VA Pemula Dengan semakin banyaknya bisnis yang bergantung pada bantuan virtual untuk pekerjaan jarak jauh, berkarir sebagai virtual assistant bisa jadi pilihan yang cerdas untuk kamu yang ingin memulai remote working. Statistik terbaru menyebutkan bahwa industri virtual assistant tumbuh sebesar 41% pada tahun 2020, dan angkanya masih terus naik seiring dengan munculnya banyak bisnis online (sumber: truelist.co). Tapi kamu mungkin penasaran, berapa, sih, penghasilan virtual assistant Indonesia yang baru memulai karir? Memangnya kita bisa langsung memasang tarif tinggi, seperti US$10 per jam? Seperti yang sudah dijabarkan di atas, tarif virtual assistant juga bervariasi tergantung pada banyak faktor, seperti pengalaman, keterampilan dan niche VA-mu. Gaji virtual assistant Indonesia biasanya dihitung berdasarkan tarif per jam, tarif per proyek, atau bahkan paket bulanan. Baca terus untuk tahu lebih lanjut, ya! Tarif Per Jam Biasanya, para VA pemula memasarkan jasanya dengan tarif per jam. Dari survei SGB VA, gaji virtual assistant per jam dengan cakupan klien internasional adalah sekitar US$10 atau Rp160.000 per jam dari satu klien. Jika dihitung, kamu bisa mendapatkan jumlah itu hanya dengan bekerja 1-2 jam per hari. Dengan begitu, kamu masih punya banyak waktu untuk klien lain, atau untuk meningkatkan keterampilan agar bisa menaikkan tarif. Tarif Per Proyek Untuk proyek tertentu, virtual assistant bisa mengenakan tarif tetap. Tarif proyek ini bervariasi tergantung pada kompleksitas dan durasi tugas yang diberikan klien. Misalnya, sebuah proyek landing page bisa membutuhkan waktu 24 jam untuk diselesaikan (sumber: onix-systems.com). Kalau dihitung dengan tarif per jam US$10 atau Rp160.000, kamu bisa mendapatkan $240 atau Rp3.843.000 untuk satu proyek landing page. Paket Bulanan Paket jasa virtual assistant juga populer digunakan para VA pemula. Dengan skema ini, kamu menentukan gaji virtual assistant per bulan dari jasa yang kamu sediakan. Misalnya, kamu seorang VA media sosial. Kamu membuat sebuah paket bulanan yang mencakup layanan media sosial, membuat 4 postingan per minggu dan total 16 postingan dalam sebulan. Kalau kamu butuh 30 jam per bulan untuk menyelesaikan tugas itu, dengan tarif dasar kamu US$10 atau Rp160.000 per jam, maka klienmu akan membayarmu US$300 atau Rp4.800.000 setiap bulan. Lagi-lagi, hanya dengan 1-2 jam kerja per hari untuk satu klien, kamu masih punya banyak waktu untuk klien lain, untuk keluarga, atau untuk upgrade keterampilanmu. Bayangkan kamu membantu tiga klien. Dua di antaranya membayar paket bulanan untuk jasa pengelolaan media sosial selama 30 jam, dan klien ketiga membayar untuk proyek, seperti membuat landing page yang memakan waktu 24 jam. Total, kamu bisa menghasilkan $840 atau Rp13.452.000 per bulan dengan bekerja 4-5 jam sehari! Menetapkan Minimum Acceptable Rate (MAR) Kamu mungkin belum familiar dengan Minimum Acceptable Rate (MAR). MAR adalah tarif dasar yang memastikan layanan virtual assistant Indonesia tidak dihargai terlalu rendah oleh klien. MAR ini biasanya adalah jumlah minimum yang ditetapkan seorang virtual assistant untuk satu jam kerja dengan mempertimbangkan biaya, pajak, dan pendapatan yang diinginkan. Berikut langkah-langkah untuk menentukan MAR: 1. Hitung Pengeluaran Bulanan Buat daftar semua pengeluaran bulanan, termasuk biaya penting seperti sewa tempat tinggal, biaya makan, asuransi, internet, langganan software tertentu, perlengkapan kantor, pemasaran, sertifikasi, dan pajak. Masukkan semua biaya tetap untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kebutuhan finansialmu. 2. Tentukan Jam Kerja Identifikasi jam kerja yang dapat secara realistis kamu dedikasikan untuk klien. Pertimbangkan faktor-faktor seperti work-life balance, tugas non-klien (misalnya pemasaran, pekerjaan administrasi), dan kemungkinan waktu luang untuk beristirahat atau melakukan hobi. Contohnya bisa kamu lihat di tabel ini: Jenis Hari Jumlah Hari per Tahun Hari Kalender 365 Akhir Pekan -104 Hari Libur Nasional -10 Liburan -25 Jatah Sakit -5 Total Hari Kerja 221 Kamu berpotensi kerja selama 221 hari dalam setahun. Tapi, tidak mungkin kamu bisa kerja