Maksimalkan Cuan Dollar Pakai Strategi Email Marketing ala Alita – GABUNG MASTERCLASS GRATIS

Sebelum #KaburAjaDulu, Siapkan Dulu 7 Hal Penting Ini

#kaburajadulu

Sebelum #KaburAjaDulu, Siapkan Dulu 7 Hal Penting Ini Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA February 24, 2025 Alumni Stories Belakangan ini, tren #KaburAjaDulu ramai diperbincangkan di media sosial. Banyak orang mulai mempertimbangkan untuk mencari penghidupan yang lebih baik di luar negeri—baik untuk bekerja, belajar, atau sekadar merasakan pengalaman baru.  Namun, sebelum benar-benar ‘kabur’, ada beberapa hal yang perlu kamu siapkan agar tidak berakhir dengan kebingungan atau bahkan penyesalan. Jika saat ini kamu sedang berpikir untuk mencoba hidup di luar negeri, pastikan kamu tidak asal pergi tanpa persiapan. 1. Persiapan Mental Pergi ke luar negeri bukan sekadar pindah tempat tinggal, tapi juga meninggalkan kenyamanan yang sudah terbentuk bertahun-tahun. Akan ada masa-masa sulit: adaptasi dengan budaya baru, bahasa yang mungkin tidak kamu kuasai dengan baik, serta rasa kesepian karena jauh dari keluarga dan teman. Oleh karena itu, penting untuk menyiapkan mental sebelum mengambil keputusan besar ini. Tanyakan pada dirimu sendiri: Apakah kamu siap menghadapi ketidakpastian? Hidup di luar negeri sering kali penuh kejutan, dari kesulitan mencari pekerjaan hingga aturan hukum yang berbeda dari negara asal. Bagaimana caramu mengatasi homesick? Apakah kamu tipe yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, atau justru sangat bergantung pada kehadiran orang-orang terdekat? Apa alasan terbesarmu ingin pergi? Jika hanya karena ikut-ikutan tren, kamu mungkin perlu mempertimbangkan ulang. Pastikan alasanmu cukup kuat agar tidak mudah menyerah saat menghadapi tantangan. Mempersiapkan mental bisa dilakukan dengan mencari tahu pengalaman orang lain, mengikuti komunitas ekspatriat, atau bahkan menjalani simulasi hidup mandiri di dalam negeri sebelum benar-benar pindah. Baca Juga: Apa itu Percaya Diri dan Bagaimana Cara Membangunnya dengan Cepat? 2. Persiapan Finansial Banyak yang berpikir bahwa begitu tiba di luar negeri, mereka bisa langsung mendapat pekerjaan. Kenyataannya, proses mencari kerja bisa memakan waktu berbulan-bulan, tergantung regulasi negara tujuan dan keterampilan yang kamu miliki. Oleh karena itu, memiliki keuangan yang stabil sebelum berangkat adalah keharusan. Hal yang harus kamu siapkan: Dana darurat: Usahakan memiliki tabungan minimal untuk 6 bulan biaya hidup. Ini akan memberimu ruang untuk beradaptasi tanpa harus stres mencari uang sejak hari pertama. Sumber penghasilan: Jika memungkinkan, cobalah mencari pekerjaan remote atau freelance sebelum berangkat. Dengan begitu, kamu tetap memiliki pemasukan meskipun masih dalam tahap penyesuaian di negara tujuan. Rencana keuangan yang matang: Hitung semua kemungkinan pengeluaran, termasuk biaya tempat tinggal, makan, transportasi, hingga asuransi kesehatan. Jangan hanya mengandalkan informasi di internet, tetapi cari tahu langsung dari orang yang sudah tinggal di sana agar mendapat gambaran lebih realistis. Kesalahan terbesar yang sering dilakukan adalah hanya membawa uang seadanya dan berharap bisa ‘bertahan’ sampai mendapatkan pekerjaan. Ini bisa membuatmu terjebak dalam situasi sulit, bahkan sampai harus kembali ke tanah air tanpa hasil. 3. Rencana dan Tujuan yang Jelas Meninggalkan negara asal tanpa rencana yang jelas hanya akan membuatmu lebih rentan terhadap kesulitan di luar negeri. Untuk menghindari kejadian tak terduga, pastikan kamu memiliki strategi yang matang sebelum berangkat. Poin penting dalam perencanaan: Tujuan yang jelas: Apa tujuanmu pergi ke luar negeri? Apakah kamu ingin bekerja? Jika ya, di industri mana? Apa saja ketentuan untuk bekerja di industri tersebut di negara yang kamu tuju? Riset negara tujuan: Setiap negara punya budaya kerja, regulasi imigrasi, dan standar hidup yang berbeda. Jangan sampai kamu kaget dengan perbedaan tersebut setelah tiba di sana. Membangun jaringan sosial sebelum berangkat: Cari komunitas diaspora Indonesia atau ekspatriat lainnya yang bisa membantumu dalam proses adaptasi. Networking juga bisa menjadi jalan untuk mendapatkan pekerjaan lebih cepat. Rencana cadangan jika harus kembali: Tak semua hal berjalan sesuai rencana. Jika harus kembali lebih cepat dari yang diperkirakan, apakah kamu sudah menyiapkan strategi untuk memulai kembali dari nol? Tanpa perencanaan yang matang, risiko kegagalan akan jauh lebih besar. Bukan hanya soal bertahan hidup, tapi juga bagaimana kamu bisa berkembang dan memanfaatkan peluang yang ada di negara tujuan. Baca Juga: Work Life Balance Adalah: Definisi dan Cara Mencapainya 4. Persiapan Keterampilan dan Mindset Adaptif Selain kesiapan mental dan keuangan, keterampilan juga menjadi faktor penting agar kamu bisa lebih mudah bertahan dan berkembang di luar negeri. Hal yang perlu diperhatikan: Kemampuan bahasa: Meski bahasa Inggris adalah bahasa internasional, banyak negara lebih mengutamakan tenaga kerja yang bisa berkomunikasi dalam bahasa lokal. Menguasai bahasa negara tujuan akan memberi keuntungan lebih besar, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari. Skill yang fleksibel dan bernilai tinggi: Keterampilan seperti digital marketing, IT, desain grafis, atau manajemen bisnis lebih mudah diterapkan di berbagai industri dan memiliki peluang kerja lebih luas. Mindset terbuka terhadap perubahan: Di luar negeri, kamu akan bertemu banyak orang dengan budaya, pola pikir, dan kebiasaan yang berbeda. Jika kamu terlalu kaku dan sulit menerima perbedaan, proses adaptasi akan menjadi sangat berat. Dengan mempersiapkan keterampilan yang tepat dan memiliki mindset yang fleksibel, peluang suksesmu di luar negeri akan jauh lebih besar. 5. Kesehatan dan Kesiapan Fisik Tinggal di luar negeri sering kali menuntut fisik yang lebih kuat karena berbagai faktor seperti perubahan iklim, pola makan yang berbeda, hingga sistem kesehatan yang mungkin tidak sebaik di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan sebelum dan selama berada di sana. Hal yang perlu diperhatikan: Cek kesehatan sebelum berangkat: Pastikan kamu dalam kondisi fisik yang prima sebelum memulai perjalanan panjang. Jika perlu, lakukan medical check-up dan vaksinasi yang diwajibkan negara tujuan. Asuransi kesehatan: Jangan remehkan biaya pengobatan di luar negeri, yang sering kali jauh lebih mahal dibandingkan di Indonesia. Pastikan kamu memiliki asuransi kesehatan yang mencakup kebutuhan medis dasar. Menjaga kesehatan mental: Stres akibat adaptasi bisa berdampak pada kesehatan fisik. Luangkan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan, cari support system, dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa kewalahan. Tanpa kesehatan yang baik, impian untuk sukses di luar negeri bisa terhambat. Jadi, pastikan aspek ini juga menjadi prioritas dalam persiapanmu. Baca Juga: 4 Tips dan Contoh Manajemen Waktu Remote Working yang Efektif 6. Jaringan dan Komunitas Saat berada di negara asing, memiliki jaringan sosial bisa sangat membantu, baik untuk kehidupan pribadi maupun profesional. Tanpa koneksi yang cukup, kamu bisa merasa kesepian dan kesulitan mencari informasi penting. Beberapa cara membangun jaringan sebelum dan sesudah berangkat: Gabung dengan komunitas ekspatriat atau diaspora Indonesia: Banyak komunitas yang bisa membantumu dalam mencari pekerjaan, tempat tinggal,

Ketika Kehilangan Jadi Motivasi: Perjalanan Yovita Jadi VA dengan 12 Klien

yovita

Ketika Kehilangan Jadi Motivasi: Perjalanan Yovita Menjadi VA dengan 12 Klien Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA February 24, 2025 Alumni Stories Yovita tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi seorang Virtual Assistant (VA) dengan 12 klien yang aktif. Dulu, ia sempat ragu apakah karier ini benar-benar bisa menjanjikan.  Pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan: Apakah pekerjaan sebagai VA cukup untuk menggantikan penghasilannya di kantor? Bagaimana cara mendapatkan klien pertama? Apakah keterampilannya sudah cukup untuk bersaing? Namun, di balik semua keraguan itu, ada satu hal yang lebih kuat: keinginannya untuk memiliki kebebasan dalam bekerja. Ia ingin bisa mengatur waktunya sendiri, bekerja dari mana saja, dan tetap memiliki penghasilan yang stabil.  Dengan strategi yang tepat, manajemen waktu yang baik, serta ilmu dari SGB VA Course, Yovita akhirnya berhasil membangun karier VA yang berkembang pesat. Dari Dunia Kantoran ke Dunia Virtual Sebelum terjun sebagai VA, Yovita (Batch 17) awalnya menempuh pendidikan akuntansi dan sempat bekerja di bidang customer service serta sales & marketing. Kini, ia bekerja sebagai social media manager untuk kliennya. Keputusan Yovita untuk beralih ke pekerjaan remote berawal dari pengalaman pahit kehilangan ibunya sebelum sempat mewujudkan impian sederhana ibunya untuk bepergian bersama.  “Ada satu momen itu, Mama pernah bilang, ‘Mama ingin, deh, pergi ke sini, Mama ingin, deh, pergi ke situ,’ terus aku selalu minta beliau untuk menunggu, aku masih ada pekerjaan, tunggu. Sampai akhirnya Mamaku sakit dan meninggal,” ungkapnya. Selain itu, Yovita juga memiliki tanggung jawab merawat adiknya yang berkebutuhan khusus. Kondisi ini semakin mendorongnya mencari pekerjaan yang fleksibel agar tetap bisa hadir untuk keluarganya. Baca Juga: Kisah Sukses Ardin Kerja Jadi Virtual Assistant dari Rumah: Dapat 9 Klien dan Bergaji Dolar “(Setelah Mama Yovita berpulang) Ada Papa, sudah umur pensiun, ada kakak laki-laki dan adik perempuan, iya berkebutuhan khusus,” ujarnya. Keinginan untuk memiliki fleksibilitas lebih besar membuatnya mencari alternatif pekerjaan yang tetap bisa menghasilkan, namun tidak mengikatnya pada rutinitas kantor yang kaku.  Yovita mulai membaca tentang pekerjaan remote dan menemukan bahwa menjadi Virtual Assistant adalah salah satu pilihan yang menjanjikan. Akhirnya, ia pun memantapkan hatinya. Mengapa Yovita Memilih SGB VA Course? Perjalanan Yovita sebagai VA tidak langsung mulus. Di awal, ia sempat bingung harus mulai dari mana. Ia mencoba mencari informasi secara mandiri, tetapi justru semakin merasa kewalahan dengan banyaknya sumber yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan pemula.  Ia juga sempat ragu apakah belajar secara otodidak cukup untuk membuatnya kompetitif di dunia freelance. Saat itulah ia menemukan SGB VA Course, sebuah pelatihan yang menjanjikan pembelajaran praktis bagi calon VA. “Saya tahu SGB VA Course ini dari November 2022 kayaknya, cuma masih melihat-lihat, nih, benar apa nggak (SGB VA penipuan atau bukan), atau marketingnya aja yang jago banget,” ujarnya, Namun, setelah bergabung, Yovita merasa ini adalah keputusan terbaiknya. Kurikulum yang terstruktur, mentoring yang intensif, serta komunitas yang suportif membuat Yovita dapat berkembang sebagai VA. Dari kursus ini, ia tidak hanya belajar keterampilan teknis seperti manajemen email, kalender, dan pembuatan laporan, tetapi juga strategi membangun personal branding dan mendapatkan klien. Bagi Yovita, bergabung dengan komunitas alumni kursus ini menjadi nilai tambah yang luar biasa. Ia bisa berdiskusi dengan sesama VA, mendapatkan insight langsung dari mentor, dan bahkan menemukan peluang kerja pertama dari jaringan komunitas tersebut. Baca Juga: Kisah Intan Hidupkan Kembali Impiannya: Dari Ibu Rumah Tangga, Kini Jadi VA Bergaji Dolar Menangani 12 Klien Setelah menyelesaikan kursus, Yovita langsung menerapkan strategi yang dipelajarinya. Awalnya, ia mendapatkan satu klien, yang mana adalah gurunya sendiri. “Guru aku zaman sekolah, aku kontak, terus dia nanya kerjaannya apa sekarang, dan dia meminta aku untuk mengurus Instagramnya gitu,” ungkapnya. Setelahnya, Yovita kembali mencari klien dari banyak platform freelance serta memanfaatkan akses eksklusif Tinder Group SGB VA Course. “Ada banyak sekali lowongan di situ, jadi saya apply, apply,” ujarnya. Namun, bukan hanya faktor keberuntungan yang membuatnya bisa mendapatkan 12 klien. Yovita secara aktif membangun profil profesional di LinkedIn, memperbarui portofolionya, dan mengoptimalkan platform freelance seperti Upwork dan Fiverr. Ia juga rajin mengikuti webinar dan grup komunitas VA di media sosial untuk terus memperluas koneksi. “Nggak, memang nggak ada jaminan langsung dapat klien. Tapi itu tergantung effort dan proses kita sendiri,” pungkasnya. Kunci keberhasilannya ada pada kombinasi antara networking yang baik, personal branding yang menarik, dan pelayanan yang profesional. Setiap klien yang bekerja dengannya merasa puas dan tidak ragu untuk memberikan referensi kepada orang lain. Dalam beberapa bulan, Yovita sudah menangani lebih banyak klien daripada yang ia bayangkan di awal. Baca Juga: VA Oportunis atau Spesialisas? Ini Tips dari Abigail, Alumni SGB VA Batch 16 Rahasia Manajemen Waktu Yovita Menangani 12 klien tentu bukan hal yang mudah, tetapi Yovita punya strategi manajemen waktu yang ketat agar tetap bisa bekerja secara efektif tanpa merasa kewalahan: Prioritas Harian – Setiap pagi, Yovita menyusun daftar tugas berdasarkan urgensi dan kompleksitas. Ini membantunya untuk tetap fokus pada tugas-tugas yang paling penting lebih dulu. Blok Waktu (Time Blocking) – Ia mengatur waktu khusus untuk tiap klien agar tetap fokus dan tidak mudah terdistraksi. Dengan begitu, ia bisa menyelesaikan tugas dengan lebih efisien. Automasi dan Template – Untuk tugas-tugas berulang seperti membalas email atau membuat laporan, ia menggunakan template dan alat automasi agar lebih efisien. Komunikasi Efektif – Menjaga komunikasi yang jelas dengan klien agar tidak terjadi kebingungan atau pekerjaan mendadak yang mengganggu jadwalnya. Yovita juga menetapkan batasan waktu kerja agar tetap memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Tips Mendapatkan Klien Bagi VA Pemula dari Yovita Bagi kamu yang baru ingin memulai sebagai VA, Yovita punya beberapa tips penting yang bisa membantumu mempercepat langkah dalam dunia freelance: Kamu harus merasa bahwa setiap orang pasti dibutuhkan, jadi jangan pernah minder dengan diri sendiri, dengan keahlian kita sendiri Komunitas yang aktif membantu menjawab pertanyaan dan memberikan peluang kerja. Jadi, banyak-banyaklah menghabiskan waktu belajar dari komunitas ini. Langkah realistis dapat klien: Belajar, lalu aksi (action). Setelah belajar, langsung terapkan apa yang dipelajari dengan baik Jika belum kunjung dapat klien, upgrade skill dan bangun relasi. Kursus VA seperti SGB VA Course membantunya memahami manajemen waktu dan instruksi klien, jadi jika kamu ingin mendapatkan ilmu mendalam sebagai VA, mengikuti kursus sangat disarankan Keberanian untuk memulai dari

Hard Skill Adalah: 7 Skill dan Cara Memasukkannya ke CV Virtual Assistant

hard skills for resume

Hard Skill Adalah: 7 Skill dan Cara Memasukkannya ke CV Virtual Assistant Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA February 21, 2025 Remote Work Tips Sebagai seorang virtual assistant, kamu memainkan peran penting dalam memastikan kebutuhan klien tercukupi. Namun, untuk benar-benar menonjol, kamu membutuhkan lebih dari sekadar sikap ramah. Ada beberapa keahlian yang harus kamu kuasai, terutama keahlian teknis (hard skills). Hard skill adalah keahlian yang dapat dipelajari dan diukur, seperti penggunaan perangkat lunak atau kemampuan untuk melakukan tugas tertentu. Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh keahlian teknis yang wajib dimiliki oleh setiap virtual assistant, bagaimana cara mencantumkannya dalam CV, dan apa perbedaan antara keahlian teknis dan keahlian interpersonal (soft skills). 1. Entri Data Keahlian pengolahan data atau entri data sebagai hard skill adalah hal yang sangat penting bagi seorang virtual assistant. Sebagai VA, kamu mungkin akan diminta untuk menginput dan mengelola data di berbagai platform.  Mulai dari memperbarui database, memasukkan informasi kontak, hingga memverifikasi data, semuanya membutuhkan ketelitian dan akurasi. Kesalahan kecil dalam tugas ini bisa menimbulkan masalah besar nantinya, jadi penting untuk menguasai keahlian ini. Tools yang Dapat Digunakan: Microsoft Excel Google Sheets Airtable Zoho CRM Smartsheet Contoh penerapan di CV: “Berpengalaman dalam pengolahan data selama 3+ tahun, termasuk pengelolaan dan pembaruan database klien menggunakan Microsoft Excel dan Google Sheets.” “Memasukkan lebih dari 500 data setiap minggu, memastikan akurasi 100% dan konsistensi data di berbagai platform.” “Terampil dalam menjaga akurasi catatan dan memasukkan data ke dalam Airtable, memastikan informasi terbaru di berbagai proyek.” 2. Perencanaan dan Penjadwalan Sebagai virtual assistant, salah satu tugas utama kamu adalah mengelola kalender dan jadwal klien. Kamu harus terorganisir dengan baik dan tahu cara memprioritaskan tugas secara efektif.  Menjadwalkan rapat, mengatur pengingat, dan memastikan semuanya berjalan tepat waktu sebagai hard skill adalah bagian dari pekerjaan ini. Keahlian perencanaan ini akan memastikan hari klien kamu berjalan lancar, dan dapat menunjukkan kemampuan kamu dalam mengelola banyak tugas sekaligus. Tools yang Dapat Digunakan: Google Calendar Microsoft Outlook Asana Monday.com Trello Calendly Contoh penerapan di CV: “Berpengalaman mengelola jadwal harian dan janji temu untuk hingga 10 klien menggunakan Google Calendar dan Microsoft Outlook.” “Mengoordinasikan rapat, acara, dan pengaturan perjalanan, memastikan tidak ada konflik jadwal.” “Berpengalaman dalam mengoordinasikan rapat dan acara menggunakan Trello dan Microsoft Outlook, mengoptimalkan waktu dan mengurangi konflik penjadwalan.” Baca Juga: 20+ Keterampilan dalam CV Virtual Assistant yang Buat Kamu Dilirik Klien 3. Kemampuan Komunikasi Komunikasi yang jelas dan efektif adalah fondasi dari karier virtual assistant yang sukses. Apakah kamu sedang menulis email, melakukan panggilan telepon, atau berpartisipasi dalam rapat video, kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan profesional sangat penting. Keahlian komunikasi ini memastikan pesan yang kamu sampaikan dipahami dan klien kamu tetap terinformasi. Tools yang Dapat Digunakan: Gmail Microsoft Outlook Slack Zoom Microsoft Teams Google Meet Contoh hard skill dalam CV: “Berpengalaman dalam menulis email profesional, laporan, dan proposal untuk klien, memastikan kejelasan dan konsistensi nada.” “Mengelola korespondensi klien melalui berbagai platform (email, telepon, panggilan video) dengan tingkat kepuasan 95%.” “Terampil dalam komunikasi tertulis yang profesional, menyusun email yang jelas dan ringkas melalui Outlook serta berkolaborasi dengan tim melalui Slack.” 4. Kemampuan Teknologi Untuk menjadi seorang virtual assistant yang handal, kamu harus nyaman menggunakan teknologi. Kamu perlu menguasai alat seperti Microsoft Office, Google Workspace, serta perangkat lunak manajemen proyek seperti Trello atau Slack. Semakin familiar kamu dengan alat-alat ini, semakin efisien kamu dalam mengelola tugas dan berkolaborasi dengan klien. Menguasai kemampuan ini sebagai hard skill adalah langkah baik untuk menunjukkan bahwa kamu siap bekerja dalam ruang digital. Tools yang Dapat Digunakan: Microsoft Office Suite (Word, Excel, PowerPoint) Google Workspace (Docs, Sheets, Slides) Trello Slack Zoom Asana Canva (untuk desain dasar) Contoh penerapan di CV: “Terampil menggunakan Microsoft Office Suite (Word, Excel, PowerPoint), Google Workspace, dan alat manajemen proyek seperti Trello dan Asana.” “Menggunakan Slack untuk berkolaborasi dengan tim dan mengelola tugas menggunakan Trello, meningkatkan efisiensi proyek sebesar 30%.” “Berpengalaman menggunakan Zoom dan Asana untuk mengelola rapat virtual dan mengoordinasikan jadwal proyek dengan tim remote.” Baca Juga: 15+ Pertanyaan Interview Kerja Bahasa Inggris untuk Virtual Assistant dan Jawabannya 5. Kemampuan Organisasi Ketika kamu menangani banyak klien, tugas, dan tenggat waktu, kemampuan organisasi sangatlah penting. Kamu perlu mengatur file dan dokumen, serta melacak tanggal dan janji temu penting. Keahlian ini akan membantu kamu memastikan tidak ada yang terlewat. Memperlihatkan kemampuan organisasi ini di CV sebagai hard skill adalah tahap penting untuk menunjukkan bahwa kamu adalah orang yang dapat diandalkan untuk menjaga semuanya tetap teratur. Tools yang Dapat Digunakan: Google Drive Dropbox Evernote Trello Microsoft OneNote Notion Penerapan contoh hard skill dalam organisasi di CV: “Membuat dan mempertahankan sistem pengarsipan yang terorganisir untuk dokumen digital, meningkatkan akses tim sebesar 40%.” “Mengelola berbagai tugas dan tenggat waktu untuk tiga klien sekaligus, memastikan semua tugas selesai lebih awal.” “Terampil dalam membuat dan mempertahankan sistem terorganisir di Notion untuk melacak proyek dan memastikan file klien mudah diakses.” 6. Layanan Pelanggan (Customer Care) Sebagai virtual assistant, kamu sering kali akan menangani pertanyaan pelanggan atau membantu dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan klien. Memiliki latar belakang layanan pelanggan akan sangat membantu dalam menyelesaikan masalah, menjawab pertanyaan, dan memberikan pengalaman positif bagi setiap orang yang kamu hadapi. Mencantumkan kemampuan ini sebagai hard skill adalah kunci bahkan jika kamu belum memiliki pengalaman karena dapat menunjukkan kemampuan kamu untuk mewakili klien dengan baik. Tools yang Dapat Digunakan: WhatsApp Business Gmail Zendesk Freshdesk Intercom Help Scout LiveChat Contoh penerapan di CV: “Memberikan layanan pelanggan yang luar biasa kepada klien melalui email dan live chat, mempertahankan tingkat kepuasan pelanggan 98%.” “Mengelola pertanyaan pelanggan, menyelesaikan masalah, dan memberikan tindak lanjut tepat waktu, memastikan pengalaman positif bagi semua klien.” “Terampil dalam menangani pertanyaan pelanggan dan tiket dukungan melalui Freshdesk, memastikan kepuasan pelanggan dan penyelesaian masalah yang cepat.” Baca Juga: CV ATS Adalah: Panduan Lengkap untuk Virtual Assistant 7. Ketelitian Keakuratan sangat penting dalam pekerjaan virtual assistant. Apakah kamu sedang memasukkan data atau memeriksa dokumen, perhatian terhadap detail akan membantu mencegah kesalahan yang dapat menyebabkan penundaan atau kebingungannya klien.  Kesalahan kecil bisa berujung pada masalah yang lebih besar, jadi memiliki ketelitian sebagai hard skill adalah keahlian yang

Soft Skill adalah Kunci! Tambahkan 15+ Keterampilan Wajib di CV Virtual Assistant

soft skills for resume featured image

Soft Skill adalah Kunci! Tambahkan 15+ Keterampilan Wajib di CV Virtual Assistant Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA February 25, 2025 Remote Work Tips Sebagai seorang Virtual Assistant (VA), keahlian teknis saja tidak cukup untuk menarik perhatian klien. Klien tidak hanya mencari seseorang yang bisa mengatur jadwal atau membalas email, tetapi juga seseorang yang memiliki karakteristik profesional yang kuat. Soft skill adalah faktor yang bisa membuatmu unggul dibandingkan kandidat lain. Jika kamu ingin menonjol sebagai VA, kamu perlu memahami soft skill apa saja yang penting dan bagaimana cara menampilkan keterampilan tersebut di dalam CV. Artikel ini akan mengupas 15 soft skill yang paling dicari di dunia VA dan contoh soft skill dalam CV. 1. Komunikasi yang Efektif Sebagai seorang VA, komunikasi sebagai soft skill adalah hal yang perlu diperhatikan. Kamu akan berkomunikasi dengan klien, rekan tim, atau bahkan pelanggan klien. Kemampuan komunikasi tidak hanya sebatas berbicara atau menulis dengan jelas, tetapi juga mencakup mendengarkan secara aktif, memahami kebutuhan klien, serta menyampaikan ide dengan cara yang profesional dan meyakinkan. Cara memasukkannya di CV: “Mengelola komunikasi klien melalui email dan chat, memastikan semua pertanyaan dijawab dengan cepat dan jelas.” 2. Kemampuan Kerja Sama Tim Meskipun banyak VA bekerja secara independen, tetap ada situasi di mana kamu harus berkolaborasi dengan klien, tim internal mereka, atau VA lain. Kemampuan untuk bekerja dalam tim menunjukkan bahwa kamu fleksibel, bisa menerima masukan, dan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai gaya kerja. Cara memasukkannya di CV: “Berkoordinasi dengan tim pemasaran dan customer service untuk memastikan kampanye promosi berjalan lancar dan tepat waktu.” 3. Kemampuan Problem-Solving Seorang VA yang baik tidak hanya menunggu instruksi, tetapi juga proaktif dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan problem-solving sebagai soft skill adalah bukti bahwa kamu bisa menganalisis situasi, mencari solusi terbaik, dan mengambil tindakan yang tepat tanpa selalu harus bertanya kepada klien. Cara memasukkannya di CV: “Mengidentifikasi dan mengatasi ketidakefisienan dalam sistem penjadwalan, mengurangi kesalahan pemesanan hingga 40%.” Baca Juga: 15+ Pertanyaan Interview Kerja Bahasa Inggris untuk Virtual Assistant dan Jawabannya 4. Kemampuan Beradaptasi Setiap klien memiliki gaya kerja dan ekspektasi yang berbeda. Sebagai VA, kamu harus bisa beradaptasi dengan cepat terhadap sistem kerja, tools, dan cara komunikasi yang baru. Fleksibilitas dan kesiapan untuk belajar adalah aset yang sangat berharga dalam profesi ini. Cara memasukkannya di CV: “Menguasai platform manajemen proyek seperti Trello dan Asana dalam waktu kurang dari satu minggu untuk mendukung klien baru.” 5. Manajemen Waktu yang Baik Sebagai VA, kamu mungkin harus mengelola banyak tugas dalam satu waktu. Kemampuan untuk mengatur prioritas dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sebagai soft skill adalah hal yang sangat penting. Dengan skill ini, kamu juga bisa membantu klien merasa lebih tenang karena pekerjaannya akan ditangani dengan baik. Cara memasukkannya di CV: “Mengelola jadwal dan deadline untuk tiga klien berbeda, memastikan semua proyek selesai sesuai tenggat waktu.” 6. Kemandirian dalam Bekerja Sebagai seorang VA, kamu tidak selalu mendapatkan arahan detail dalam setiap tugas. Kemampuan untuk bekerja secara mandiri sebagai soft skill adalah bukti bahwa kamu tidak selalu bergantung pada klien untuk memberikan instruksi, dan kamu adalah orang yang inisiatif. Cara memasukkannya di CV: “Bekerja secara mandiri dalam mengelola media sosial klien, mulai dari pembuatan konten, penjadwalan posting, hingga analisis performa tanpa supervisi langsung.” Baca Juga: 20+ Keterampilan dalam CV Virtual Assistant yang Buat Kamu Dilirik Klien 7. Kemampuan Manajemen Proyek VA sering kali menangani lebih dari satu proyek dalam waktu yang bersamaan. Kemampuan untuk mengelola proyek, mengatur timeline, serta memastikan semua tugas selesai sesuai rencana adalah salah satu contoh soft skill dalam dunia kerja yang sangat berharga. Cara memasukkannya di CV: “Menggunakan Asana dan ClickUp untuk mengelola proyek pemasaran digital bagi tiga klien berbeda, memastikan setiap tugas terselesaikan tepat waktu.” 8. Kemampuan Menjaga Kerahasiaan Sebagai seorang VA, kamu mungkin akan menangani informasi sensitif dari klien, seperti data pelanggan, strategi bisnis, atau bahkan keuangan. Menjaga kerahasiaan informasi sebagai soft skill adalah hal yang sangat penting untuk membangun kepercayaan klien. Cara memasukkannya di CV: “Mengelola data pelanggan dan informasi bisnis dengan tingkat keamanan tinggi, menjaga kerahasiaan dan privasi klien dengan standar profesional.” 9. Ketelitian dalam Detail Sebagai VA, kamu akan sering menangani tugas yang membutuhkan perhatian terhadap detail, seperti penjadwalan, entri data, atau pembuatan laporan. Kesalahan kecil bisa berdampak besar, sehingga ketelitian menjadi soft skill yang sangat penting. Cara memasukkannya di CV: “Melakukan proofreading dan editing dokumen bisnis sebelum dikirimkan ke klien, memastikan tidak ada kesalahan penulisan atau informasi.” Baca Juga: 6+ Contoh Portofolio Kerja yang Dilirik Rekruter (+ Cara Membuatnya) 10. Kreativitas dan Pemecahan Masalah Kreativitas sebagai soft skill adalah hal yang kompleks, bukan hanya tentang desain atau pembuatan konten. Seorang VA yang kreatif bisa menemukan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan dalam pekerjaan sehari-hari. Cara memasukkannya di CV: “Menciptakan strategi baru dalam manajemen media sosial yang meningkatkan engagement pelanggan hingga 30%.” 11. Kemampuan Multitasking VA sering kali harus mengerjakan beberapa tugas dalam waktu yang bersamaan, seperti menjawab email, mengelola kalender, dan membuat laporan. Kemampuan untuk tetap produktif dalam mengelola banyak tugas sekaligus adalah keterampilan yang sangat penting. Cara memasukkannya di CV: “Menangani lima proyek klien dalam waktu yang bersamaan, memastikan setiap tugas selesai tepat waktu tanpa kehilangan fokus.” 12. Kemampuan Menerima Kritik dan Feedback Klien mungkin akan memberikan feedback atau kritik terhadap pekerjaanmu. Kemampuan untuk menerima kritik dengan sikap positif dan menggunakannya untuk perbaikan sebagai soft skill adalah hal yang sangat penting. Cara memasukkannya di CV: “Secara aktif meminta dan menerapkan feedback dari klien untuk meningkatkan strategi pemasaran digital, menghasilkan engagement yang lebih baik.” Baca Juga: 19+ Contoh Interview Kerja dan Jawabannya, Hati-hati Jawab Pertanyaan Menjebak 13. Kemampuan Menggunakan Teknologi dan Tools Digital VA harus terbiasa dengan berbagai tools digital yang digunakan untuk komunikasi, manajemen proyek, pemasaran, hingga analisis data. Semakin banyak tools yang kamu kuasai, semakin besar peluangmu mendapatkan klien. Cara memasukkannya di CV: “Menguasai tools seperti Slack, Trello, Canva, dan Google Workspace untuk mendukung operasional bisnis klien secara efisien.” 14. Kemampuan Menjaga Motivasi dan Disiplin Bekerja sebagai VA berarti kamu harus bisa mengatur jadwal dan menyelesaikan tugas tanpa adanya pengawasan langsung. Motivasi diri dan disiplin dalam bekerja sebagai soft skill adalah hal penting yang

Cara Menulis Surat Lamaran Kerja Online Virtual Assistant yang Menarik

surat lamaran kerja online

Cara Menulis Surat Lamaran Kerja Online Virtual Assistant yang Menarik Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA February 18, 2025 Alumni Stories Saat melamar pekerjaan sebagai Virtual Assistant (VA), kamu mungkin bertanya-tanya apakah surat lamaran kerja online masih diperlukan, mengingat banyak klien lebih fokus pada portofolio dan pengalaman. Faktanya, surat lamaran tetap menjadi bagian penting dalam proses melamar kerja, terutama untuk membangun kesan pertama yang baik. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya surat lamaran bagi Virtual Assistant, struktur yang baik dan benar, serta langkah-langkah menyusun surat lamaran yang efektif. Kamu juga akan menemukan contoh surat lamaran kerja online untuk berbagai spesialisasi VA yang bisa langsung kamu adaptasi sesuai kebutuhan. Apakah Surat Lamaran Penting untuk Virtual Assistant? Meskipun banyak pekerjaan Virtual Assistant lebih mengutamakan portofolio dan pengalaman, surat lamaran tetap punya peran yang sangat penting. Membantu Memperkenalkan Diri dengan Lebih Personal Klien tidak hanya mencari seseorang yang memiliki keterampilan yang tepat, tetapi juga seseorang yang cocok dengan gaya kerja dan nilai bisnis mereka. Surat lamaran memberi kesempatan untuk memperkenalkan diri dengan lebih personal dibandingkan sekadar mengirimkan daftar pengalaman kerja. Menunjukkan Keterampilan Komunikasi Sebagai seorang VA, kemampuan komunikasi tertulis sangatlah penting. Surat lamaran kerja online yang jelas, profesional, dan terstruktur dengan baik akan menunjukkan bahwa kamu memiliki keterampilan komunikasi yang baik—sesuatu yang sangat dihargai oleh klien. Meyakinkan Klien Mengapa Kamu Cocok untuk Posisi Ini Klien ingin tahu bagaimana kamu bisa membantu mereka, bukan hanya apa yang telah kamu capai di masa lalu. Dalam surat lamaran kerja online, kamu bisa menyesuaikan pesan dengan kebutuhan spesifik klien, menunjukkan bahwa kamu memahami tantangan mereka dan menawarkan solusi yang tepat. Singkatnya, surat lamaran yang menarik bisa meningkatkan peluang kamu untuk mendapatkan proyek, bahkan jika pesaingmu memiliki pengalaman yang serupa. Baca Juga: 9 Strategi Menyusun CV Lamaran Kerja Bahasa Inggris untuk Virtual Assistant Struktur Surat Lamaran yang Baik dan Benar Agar surat lamaran kerja online VA terlihat profesional sekaligus menarik perhatian klien, ikuti struktur berikut: Salam PembukaSapa klien dengan nama jika memungkinkan. Hindari sapaan umum seperti Dear Hiring Manager dan gunakan nama langsung seperti Dear Ms. Angela jika kamu mengetahuinya. Paragraf PembukaPerkenalkan diri dan jelaskan alasan kamu tertarik dengan posisi ini. Pastikan pembukaan surat lamaran kerja online-mu menarik agar klien ingin membaca lebih lanjut. Bagian IntiCeritakan pengalaman dan keterampilan yang relevan. Jangan hanya mencantumkan daftar keahlian, tetapi jelaskan dengan contoh konkret bagaimana kamu telah menggunakannya untuk membantu klien sebelumnya. Paragraf PenutupNyatakan minatmu untuk bekerja sama dan ajak klien berdiskusi lebih lanjut. Berikan kesan bahwa kamu siap untuk berkontribusi dan tidak sekadar mencari pekerjaan. Penutup dan Tanda TanganUcapkan terima kasih atas waktu klien membaca surat lamaran kerja online-mu. Sertakan nama lengkap dan kontak yang bisa dihubungi, seperti email atau profil LinkedIn. Cara dan Tips Menyusun Surat Lamaran Virtual Assistant Agar surat lamaranmu efektif dan menarik bagi klien, ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan. Pertama, gunakan bahasa yang mengalir dan tidak kaku. Hindari kalimat yang terlalu formal atau terkesan kaku. Sebaiknya, gunakan nada profesional tetapi tetap natural, seolah-olah kamu sedang berbicara langsung dengan klien. Kedua, sesuaikan isi surat dengan kebutuhan klien. Sebelum menulis surat lamaran kerja online, baca deskripsi pekerjaan dengan saksama dan perhatikan keterampilan yang dicari klien. Sesuaikan isi suratmu agar menunjukkan bahwa kamu adalah kandidat yang tepat untuk membantu mereka. Ketiga, jelaskan pengalaman dengan cara bercerita, bukan sekadar daftar keterampilan. Daripada hanya menulis “Saya memiliki pengalaman dalam mengelola email,” coba sertakan contoh nyata, misalnya: “Saya pernah membantu klien mengurangi jumlah email yang belum dibaca dari 1.000 menjadi 200 dalam waktu satu minggu dengan mengatur sistem folder yang lebih efektif.” Selain itu, sertakan contoh konkret dari pekerjaan sebelumnya dengan menggunakan angka atau data yang menunjukkan dampak dari pekerjaanmu. Contohnya, “Saya berhasil meningkatkan engagement media sosial klien hingga 75% dalam enam bulan dengan strategi konten yang lebih interaktif.” Terakhir, akhiri surat lamaran kerja online dengan ajakan untuk berdiskusi lebih lanjut. Misalnya, gunakan kalimat seperti: “Saya akan senang jika bisa mendiskusikan lebih lanjut bagaimana saya bisa membantu bisnis Anda berkembang.” Baca Juga: 8 Perbedaan CV dan Portofolio untuk Virtual Assistant (Beserta Contohnya) Tips Tambahan Sebelum mengirimkan surat lamaran kerja online lewat email, kamu bisa memperhatikan tips berikut: Buat subject email yang menarik jika mengirim via email, misalnya: “VA dengan Spesialisasi Social Media – Siap Meningkatkan Engagement Anda!” Jangan sekadar menyebut keterampilan, tetapi berikan contoh nyata. Misalnya, bukan hanya “Menguasai manajemen proyek,” tetapi “Saya telah membantu klien menyelesaikan proyek dengan tingkat keberhasilan 98% menggunakan Asana dan Trello.” Gunakan angka atau data jika memungkinkan untuk memberikan gambaran konkret tentang dampak dari pekerjaanmu. Pastikan surat bebas dari kesalahan ketik atau tata bahasa, karena kesalahan kecil bisa memberi kesan kurang profesional. Bacalah ulang sebelum mengirim atau gunakan alat pengecekan seperti Grammarly. Buat surat yang singkat tapi berisi, jangan bertele-tele. Idealnya, surat lamaran kerja online tidak lebih dari satu halaman agar tetap mudah dibaca. Contoh Surat Lamaran Kerja Online Virtual Assistant Berikut beberapa contoh surat lamaran kerja online VA yang lebih luwes dan mengalir: 1. Surat Lamaran VA Admin Service Subjek: Virtual Assistant untuk Admin Service – [Nama Kamu] Dear [Nama Klien], Perkenalkan, saya [Nama Kamu], seorang Virtual Assistant dengan pengalaman lebih dari [X] tahun di bidang administrasi dan manajemen data.  Dalam pekerjaan saya sebelumnya, saya telah membantu perusahaan startup mengurangi waktu pemrosesan dokumen hingga 40% dengan menerapkan sistem arsip digital yang lebih efisien. Saya juga terbiasa mengelola jadwal eksekutif, memastikan 95% pertemuan berjalan sesuai rencana dan tidak ada agenda yang terlewat. Selain itu, saya memiliki keahlian dalam pengelolaan email, penyusunan laporan, dan koordinasi tim jarak jauh. Saya terbiasa menggunakan berbagai tools seperti Google Workspace, Notion, dan ClickUp untuk mengatur pekerjaan agar lebih sistematis dan mudah diakses oleh tim.  Dengan kemampuan multitasking yang baik, saya siap membantu memastikan operasional bisnis Anda berjalan lebih lancar. Jika Anda mencari VA yang bisa meningkatkan efisiensi administrasi bisnis Anda, saya akan sangat senang berdiskusi lebih lanjut. Terima kasih atas waktunya! Salam,[Nama Kamu][Kontak] 2. Surat Lamaran VA Lead Generation Subjek: Lead Generation Virtual Assistant – Siap Meningkatkan Prospek Bisnis Anda Dear [Nama Klien], Saya [Nama Kamu], seorang Virtual Assistant yang memiliki keahlian dalam lead generation dan

CV ATS Adalah: Panduan Lengkap untuk Virtual Assistant

how long should a resume be

CV ATS Adalah: Panduan Lengkap untuk Virtual Assistant Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA February 11, 2025 Remote Work Tips CV ATS adalah salah satu syarat yang dibutuhkan untuk mendaftar pekerjaan, termasuk menjadi Virtual Assistant. CV yang baik akan membuat calon klien yakin dalam memilih kamu sebagai tangan kanannya. Namun, kamu mungkin bertanya-tanya: berapa panjang CV ATS yang ideal? CV yang terlalu singkat bisa terasa kurang meyakinkan, tapi kalau terlalu panjang, bisa-bisa klien kehilangan minat sebelum selesai membacanya. Jawabannya sebenarnya tergantung pada beberapa faktor, seperti seberapa banyak pengalaman yang kamu punya, jenis klien yang ingin kamu tarik, dan peran yang kamu incar. CV ATS adalah aset berhargamu untuk memulai karier VA, jadi, yuk cari tahu cara membuatnya agar menarik! Daftar Isi Definisi CV ATS CV ATS adalah format CV yang dirancang agar dapat terbaca dengan baik oleh Applicant Tracking System (ATS), yaitu sistem yang digunakan oleh banyak perusahaan untuk menyaring CV secara otomatis sebelum diperiksa oleh perekrut. CV ATS-friendly biasanya memiliki ciri sebagai berikut: Struktur Sederhana – Menggunakan format yang mudah dipahami oleh sistem, seperti teks biasa tanpa desain berlebihan. Menggunakan Kata Kunci yang Relevan – Menyesuaikan istilah dan keterampilan yang ada dalam deskripsi pekerjaan agar lolos penyaringan. Format yang Tepat – Umumnya dalam bentuk .DOCX atau .PDF tanpa elemen grafis berlebihan. Tidak Menggunakan Tabel atau Grafik – Karena ATS sering gagal membaca elemen visual yang kompleks. Seberapa Panjang CV yang Ideal? Seberapa panjang CV ATS adalah pertanyaan umum bagi banyak virtual assistant, terutama saat ingin memastikan CV tetap informatif tanpa berlebihan. Jawabannya tergantung pada seberapa banyak pengalaman yang kamu miliki dan bagaimana kamu ingin menyajikannya kepada klien. 1. CV Satu Halaman: Cocok untuk Pemula Kalau kamu baru memulai karier sebagai virtual assistant atau punya pengalaman kurang dari 10 tahun, CV ATS adalah pilihan yang tepat dalam satu halaman saja. Format ini memungkinkan kamu menonjolkan keterampilan dan pengalaman paling relevan tanpa membuat klien kewalahan dengan terlalu banyak detail. Ingat, klien biasanya hanya butuh beberapa detik untuk memindai CV sebelum memutuskan apakah mereka ingin lanjut membaca atau tidak. CV satu halaman juga cocok untuk industri yang lebih mengutamakan kejelasan dan visual menarik, seperti teknologi, layanan pelanggan, atau bidang kreatif. 2. CV Dua Halaman: Untuk VA Berpengalaman Menengah Kalau kamu sudah bekerja sebagai virtual assistant selama lebih dari 10 tahun, CV ATS adalah dokumen yang bisa mencerminkan pengalamanmu dengan lebih baik dalam dua halaman. Dengan pengalaman yang lebih banyak, tentu ada lebih banyak pencapaian dan keterampilan yang bisa ditampilkan. Apalagi jika kamu pernah menangani tugas kompleks seperti manajemen proyek, kampanye media sosial, atau bekerja dengan klien besar. Dengan dua halaman, kamu bisa menjelaskan pengalaman tersebut tanpa perlu mengorbankan detail penting. 3. CV Tiga Halaman atau Lebih: Untuk VA Berpengalaman Tinggi Dalam beberapa kasus, virtual assistant yang sudah berkarier lebih dari 20 tahun mungkin memerlukan CV ATS friendly yang lebih panjang, hingga tiga halaman. Kalau kamu sudah bekerja di industri ini selama puluhan tahun, kemungkinan besar kamu punya banyak pencapaian dan pengalaman mendalam di berbagai bidang. CV yang lebih panjang bisa membantu menampilkan semua itu secara lebih komprehensif. Tapi, panjang ini hanya disarankan untuk situasi tertentu, seperti saat melamar posisi senior atau spesialis yang membutuhkan pengalaman mendalam. Baca Juga: Cara Membuat CV yang Baik dan Benar untuk Virtual Assistant (+Strukturnya) Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Saat Menentukan Panjang CV Menentukan panjang CV ATS adalah proses yang tidak hanya soal jumlah halaman, tetapi juga bagaimana informasi di dalamnya disusun agar menarik dan mudah dipahami oleh klien. Berikut beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan panjang CV ATS bahasa Indonesia yang paling ideal untukmu: 1. Ekspektasi Klien Setiap industri atau klien memiliki preferensi yang berbeda mengenai panjang dan isi CV. Klien di industri kreatif, e-commerce, atau startup biasanya lebih menyukai CV yang singkat, padat, dan langsung ke intinya. Mereka lebih fokus pada keterampilan praktis dan portofolio dibandingkan riwayat kerja yang panjang. Klien di bidang teknologi, manajemen, atau perusahaan besar mungkin lebih menghargai CV yang lebih detail karena mereka ingin melihat pengalaman mendalam, proyek yang pernah kamu tangani, dan keterampilan teknis yang kamu miliki. Jika kamu melamar posisi yang lebih senior, CV yang lebih panjang bisa menjadi nilai tambah. Sebelum mengirimkan CV, ada baiknya kamu melakukan riset kecil tentang klien atau industri tempat kamu melamar agar CV-mu sesuai dengan harapan mereka. 2. Kualitas CV Banyak orang berpikir bahwa semakin panjang CV, semakin baik. Padahal, yang lebih penting adalah isi dari CV tersebut. Hindari memasukkan informasi yang tidak relevan hanya untuk membuat CV terlihat lebih panjang. Misalnya, jika kamu pernah bekerja sebagai kasir sebelum menjadi virtual assistant, pengalaman itu mungkin tidak perlu dimasukkan kecuali ada keterampilan yang bisa dikaitkan dengan pekerjaan VA, seperti customer service atau administrasi. Fokus pada pengalaman dan keterampilan yang benar-benar relevan dengan pekerjaan yang kamu incar. Gunakan angka dan pencapaian spesifik untuk menunjukkan dampak dari pekerjaanmu, misalnya: “Mengelola akun media sosial klien dan meningkatkan engagement hingga 30% dalam 6 bulan.” “Membantu klien mengoptimalkan email marketing, menghasilkan peningkatan open rate sebesar 25%.” Dengan begitu, CV-mu tetap ringkas tetapi tetap kuat secara isi. Baca Juga: 9 Strategi Menyusun CV Lamaran Kerja Bahasa Inggris untuk Virtual Assistant Tips Membuat CV Virtual Assistant yang Menarik CV ATS adalah langkah pertamamu untuk menarik klien. Jika CV-mu tidak cukup meyakinkan, calon klien mungkin akan meragukanmu. Berikut beberapa tips penting menyusun CV ATS yang menarik: 1. Buat Ringkas dan Mudah Dibaca Klien biasanya hanya menghabiskan 6-10 detik untuk memindai CV sebelum memutuskan apakah mereka ingin membacanya lebih lanjut. Karena itu, buatlah CV yang ringkas dan mudah dipahami: Gunakan bullet points – Hindari paragraf panjang. Poin-poin singkat lebih mudah dipindai oleh mata.Gunakan kata kerja aktif – Misalnya, daripada menulis “Bertanggung jawab atas manajemen proyek”, lebih baik tulis “Mengelola proyek dari awal hingga selesai, memastikan deadline terpenuhi dengan hasil optimal.”Gunakan heading yang jelas – Buat bagian-bagian seperti Pengalaman Kerja, Keahlian Utama, dan Pendidikan terlihat mencolok agar mudah ditemukan. 2. Sesuaikan dengan Pekerjaan yang Dilamar Jangan kirimkan CV yang sama untuk semua pekerjaan. Sebaiknya, lakukan penyesuaian kecil agar CV kamu lebih sesuai dengan kebutuhan klien. Jika klien mencari VA yang ahli

Virtual Assistant 101: Cara Kerja Online Dibayar Per Jam, Bulan, Proyek sebagai VA

virtual assistant 101

Virtual Assistant 101: Cara Kerja Online Dibayar Per Jam, Bulan, Proyek sebagai VA Oni Lestari Virtual assistant, copywriter, SEO-expert February 10, 2025 | Remote Work Tips Pernahkah kamu bermimpi kerja online dibayar per jam dengan dollar, kerja bisa dari mana saja, mengatur jadwal sendiri, membantu bisnis berkembang, dan mendapatkan penghasilan yang baik?  Menjadi Virtual Assistant (VA) bisa menjadi pilihan yang tepat! Industri VA sedang berkembang pesat, menawarkan berbagai peluang untuk menggunakan keterampilanmu dalam membantu klien. Semuanya dari kenyamanan rumahmu sendiri. Tapi, kamu mungkin bingung harus memulai karier ini darimana. Nah, panduan Virtual Assistant 101 ini akan menjelaskan semua yang perlu kamu ketahui, mulai dari mengidentifikasi keterampilan VA hingga menemukan pekerjaan remote untuk pemula sebagai VA! Table of Contents: Apa Itu Virtual Assistant? Seorang Virtual Assistant adalah pekerja remote yang memberikan bantuan administratif, teknis, atau kreatif kepada klien. Mereka bekerja secara online, baik secara paruh waktu maupun penuh waktu, untuk mendukung berbagai kebutuhan bisnis. VA biasanya kerja online dibayar per jam, hari, atau bahkan per bulan, hampir sama seperti pekerjaan kantoran lainnya. Bedanya, sebagai VA, kamu tidak harus pergi ke kantor, presensi dari pukul 9.00 pagi hingga pukul 05.00 sore, dan menggunakan sebagian besar harimu hanya untuk pekerjaan. VA melakukan pekerjaannya secara remote. Jika kamu bekerja sebagai VA, kamu bisa bekerja sambil bertemu teman lama, atau bekerja diselingi mengantar anak ke sekolah.  Apa yang Virtual Assistant Kerjakan? Tugas seorang VA bisa sangat beragam, tergantung pada spesialisasi dan kebutuhan klien. Berikut adalah tugas VA secara umum serta tugas-tugas spesifik berdasarkan bidang spesialisasi tertentu: Tugas Umum Secara umum, tugas kerja online dibayar per jam ialah membantu klien dari sisi administratif dan operasional bisnis. Beberapa tugasnya meliputi: Manajemen Email → Menyortir, membalas, dan mengorganisir email klien. Penjadwalan & Kalender → Mengatur jadwal pertemuan, mengoordinasikan dengan tim atau klien. Data Entry → Memasukkan, mengelola, dan memperbarui data penting. Customer Support → Menjawab pertanyaan pelanggan melalui email, chat, atau media sosial. Dokumentasi & Presentasi → Membantu dalam pembuatan dokumen, laporan, atau presentasi bisnis. Riset Online → Mencari informasi terkait industri atau proyek tertentu untuk klien. Baca Juga: Apakah Virtual Assistant Adalah Kerja Sampingan Online yang Menjanjikan? Tugas Sesuai Spesialisasi Selain tugas umum, ada juga tugas spesialisasi sesuai dengan bidang. Ada beberapa bidang kerja online dibayar per jam yang populer: 1️. Lead Generation VA (Mencari dan Mengumpulkan Prospek) Meneliti dan mengumpulkan daftar prospek potensial. Menggunakan tools seperti LinkedIn Sales Navigator, Apollo, atau Hunter.io untuk mencari kontak. Mengirim email outreach atau pesan awal kepada prospek. Mengelola database prospek di CRM seperti HubSpot atau Pipedrive. Menganalisis performa kampanye lead generation. 2️. Social Media Management VA Membuat, menjadwalkan, dan memposting konten di media sosial (Instagram, Facebook, LinkedIn, Twitter, dll.). Merespons komentar, DM, dan interaksi dengan audiens. Mengelola kalender konten dan memastikan konsistensi brand. Menganalisis performa postingan menggunakan insights/analytics tools. Berkolaborasi dengan desainer atau copywriter untuk konten visual dan caption. 3️. Bookkeeping VA (Pembukuan & Keuangan) Merekam dan mengelola transaksi keuangan bisnis klien. Menggunakan software seperti QuickBooks, Xero, atau Wave. Membantu dalam proses invoicing (penagihan) dan pembayaran klien. Menyusun laporan keuangan sederhana. Melacak pengeluaran dan memastikan keuangan bisnis tetap rapi. 4️. Project Management VA Mengorganisir proyek dengan tools seperti Asana, Trello, atau ClickUp. Membantu mengkoordinasikan tim dan memastikan tugas berjalan sesuai timeline. Mengatur deadline dan memberikan update progres kepada klien. Membantu dalam komunikasi antar anggota tim proyek. Melakukan riset dan dokumentasi terkait proyek tertentu. 5️. Email Marketing VA Menulis dan mengatur kampanye email marketing dengan tools seperti Mailchimp atau ConvertKit. Mengelola daftar email subscribers dan segmentasi audiens. Mendesain email dengan tampilan profesional dan menarik. Menganalisis performa email (open rate, click-through rate, dll.). Melakukan A/B testing untuk meningkatkan efektivitas email campaign.  Baca Juga: Cara Kerja Online dari Rumah sebagai Virtual Assistant di 2025 dan Tips Memulainya Menentukan Niche dan Layanan yang Ditawarkan Langkah pertama yang harus kamu lakukan untuk mendapatkan kerja online dibayar per jam sebagai VA adalah menentukan niche dan layanan yang akan kamu tawarkan. Jika kamu baru mengenal dunia ini, mungkin kamu bertanya-tanya, “Apa itu niche?”  Sederhananya, niche adalah bidang spesialisasi yang kamu pilih. Ini akan membantumu menentukan siapa target klienmu dan layanan apa yang akan kamu tawarkan. Banyak VA yang memilih niche berdasarkan kebutuhan pasar, misalnya bekerja untuk business coach, pemilik bisnis kesehatan, atau bahkan YouTuber.  Karena ada begitu banyak peluang kerja online dibayar per jam, kamu bisa bekerja dengan berbagai jenis klien, mulai dari pemilik usaha kecil hingga profesional yang membutuhkan asisten untuk tugas-tugas spesifik. Untuk menemukan niche yang sesuai, tanyakan pada dirimu dua pertanyaan ini: Keterampilan apa yang sudah aku miliki dan bisa digunakan untuk membantu klien? Tugas apa yang ingin aku kerjakan sebagai seorang VA? Mari kita identifikasi satu per satu pertanyaan di atas! 1. Identifikasi Keterampilan yang Kamu Miliki Cobalah membuat daftar semua keterampilan yang kamu miliki dari pengalaman kerja sebelumnya, pendidikan, atau bahkan hobi pribadi. Jangan batasi dirimu—keterampilan sekecil apa pun bisa menjadi aset dalam pekerjaan VA. Misalnya, jika kamu pandai menulis email atau mengatur jadwal keluarga, keterampilan ini bisa berguna bagi banyak klien. 2. Tentukan Tugas yang Ingin Kamu Lakukan Selain keterampilan yang kamu miliki, pikirkan juga tugas-tugas yang ingin kamu lakukan. Mungkin kamu ingin membantu seseorang meluncurkan podcast atau bekerja dengan penulis untuk mempublikasikan buku mereka.  Baca Juga: Tips Tembus Lowongan Kerja Remote Admin Virtual Assistant di 2025 Tentukan Niche dan Layanan Setelah kamu memiliki daftar keterampilan dan tugas yang ingin kamu lakukan, coba cocokkan keduanya. Misalnya, jika kamu memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan ingin bekerja dengan bisnis kecil, niche yang cocok untukmu mungkin adalah pemilik usaha kecil dengan layanan seperti customer service atau manajemen email. Menentukan Harga Jasa Menentukan harga jasa adalah salah satu aspek penting dalam menjalankan bisnis VA. Ada tiga model sistem gaji kerja remote luar negeri yang bisa kamu pertimbangkan: Tarif Per Jam Dalam sistem ini, kamu akan kerja online dibayar per jam. Keuntungannya adalah fleksibilitas—kamu bisa menyesuaikan waktu kerja dan tidak terikat pada proyek jangka panjang. Model ini juga cocok untuk pemula yang belum yakin berapa lama suatu tugas akan memakan waktu. Paket Bulanan Jika kamu bekerja dengan klien untuk tugas yang sama secara rutin,

Cara Membuat CV yang Baik dan Benar untuk Virtual Assistant (+Strukturnya)

CV yang baik dan benar

Cara Membuat CV yang Baik dan Benar untuk Virtual Assistant (+Strukturnya) Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA February 10, 2025 Alumni Stories Sebagai seorang VA, kamu tahu bahwa kamu memiliki keterampilan yang mumpuni, pengalaman yang cukup, dan siap bekerja secara profesional. Namun, klien tidak akan tahu kehebatanmu jika tidak bisa kamu buktikan dengan hasil nyata. Salah satu cara meyakinkan calon klien bahwa kamu adalah orang yang tepat untuk membantu mereka ialah lewat CV yang menarik dan profesional. CV yang baik dan benar tidak hanya mencerminkan keterampilan dan pengalamanmu, tetapi juga menunjukkan bahwa kamu adalah seseorang yang terorganisir, komunikatif, dan bisa diandalkan. Artikel ini akan membahas langkah-langkah membuat CV Virtual Assistant yang baik dan benar agar lebih menarik di mata klien potensial. Struktur CV yang Baik dan Benar CV yang efektif harus memiliki struktur yang jelas dan rapi. Pastikan kamu menyusun informasi dengan urutan yang logis agar mudah dibaca. Berikut beberapa elemen yang wajib ada dalam CV yang baik dan benar untuk Virtual Assistant: 1. Informasi Pribadi Bagian ini harus berisi informasi dasar tentangmu yang bisa dihubungi oleh klien: Nama lengkap Kota domisili (tidak perlu berikan alamat lengkap) Nomor telepon Email profesional LinkedIn atau situs web pribadi (jika ada) Pastikan semua informasi ini up-to-date agar klien bisa menghubungimu dengan mudah. Baca Juga: 8 Perbedaan CV dan Portofolio untuk Virtual Assistant (Beserta Contohnya) 2. Ringkasan Profesional Ringkasan profesional adalah bagian yang merangkum siapa kamu dan apa yang bisa kamu tawarkan. Buatlah dalam bentuk paragraf singkat (3-5 kalimat) yang menjelaskan pengalaman, keahlian utama, dan keunggulanmu sebagai VA. Contoh:  “Seorang Virtual Assistant dengan pengalaman lebih dari tiga tahun di bidang administrasi dan manajemen proyek. Terampil dalam mengatur jadwal, menangani email, serta mengelola dokumen dengan rapi dan sistematis. Menguasai berbagai tools produktivitas seperti Trello, Asana, dan Google Suite. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan bisa bekerja mandiri dengan efisiensi tinggi.” 3. Keterampilan Utama Bagian CV yang baik dan benar ini berisi daftar keterampilan yang relevan dengan pekerjaan Virtual Assistant. Kamu bisa mencantumkannya dalam bentuk bullet points agar lebih mudah dibaca. Beberapa keterampilan yang umumnya dicari dalam seorang VA antara lain: Manajemen jadwal dan email Entri data dan pengolahan dokumen Customer service dan komunikasi profesional Penggunaan software manajemen project (Trello, Asana, ClickUp) Microsoft Office dan Google Workspace Pengelolaan media sosial (opsional) Kemampuan multitasking dan problem solving Terdapat pula keterampilan spesifik VA, seperti: Email marketing Social media management Lead generation Bookkeeping Project management Baca Juga: 20+ Keterampilan dalam CV Virtual Assistant yang Buat Kamu Dilirik Klien 4. Pengalaman Kerja Tuliskan pengalaman kerjamu dalam format kronologis, mulai dari yang terbaru. Jika kamu belum pernah bekerja sebagai VA, kamu bisa mencantumkan pengalaman kerja lain yang masih relevan, misalnya sebagai admin, customer service, atau pekerjaan serupa yang menunjukkan keahlianmu dalam mengelola tugas-tugas administratif. Format yang baik untuk bagian ini adalah: Nama Perusahaan/Klien Posisi/Jabatan Periode bekerja Deskripsi tugas dan pencapaian Contoh:  Virtual Assistant – PT ABC (Januari 2022 – Sekarang) Mengelola jadwal eksekutif perusahaan dan memastikan tidak ada bentrok agenda. Menangani email masuk dan keluar dengan profesional, menjaga kepuasan klien tetap tinggi. Menyusun laporan mingguan serta melakukan data entry ke dalam sistem CRM. Jika kamu memiliki pengalaman freelance atau proyek jangka pendek, tetap cantumkan dengan format yang serupa agar terlihat profesional. 5. Pendidikan dan Sertifikasi Meskipun pekerjaan VA tidak selalu membutuhkan gelar tertentu, pendidikan terakhir tetap penting untuk dicantumkan. Jika kamu memiliki sertifikasi yang relevan, sertakan juga dalam CV yang baik dan benar ATS yang kamu buat. Contoh: Sarjana Administrasi Bisnis – Universitas XYZ (2018) Sertifikasi Virtual Assistant Profesional – SGB VA Course (2021) Pelatihan Manajemen Waktu dan Produktivitas – SGB VA Course (2022) Baca Juga: Apakah Kerja Remote Luar Negeri Sebagai Virtual Assistant Harus Punya Gelar? f. Referensi (Opsional) Jika memungkinkan, kamu bisa mencantumkan referensi dari klien atau atasan sebelumnya yang bisa memberikan testimoni tentang kinerjamu. Hal ini bisa meningkatkan kepercayaan calon klien terhadap kemampuanmu. Tips Membuat CV yang Baik dan Benar Supaya CV-mu semakin powerful di mata klien, ikuti beberapa tips membuat CV yang baik dan benar berikut ini: DO: Hal yang Sebaiknya Dilakukan Gunakan Desain yang Profesional & Simpel Sebagai seorang Virtual Assistant, klien mengutamakan keterampilanmu, bukan desain CV yang terlalu ramai. Untuk membuat CV yang baik dan benar, gunakan format yang bersih dan mudah dibaca dengan font profesional seperti Arial, Calibri, atau Helvetica. Baca Juga: 5 Contoh CV Bahasa Inggris untuk Virtual Assistant Berbagai Posisi di 2025 Tonjolkan Keterampilan yang Dibutuhkan Klien Pastikan keterampilan yang kamu cantumkan sesuai dengan pekerjaan Virtual Assistant, seperti: Manajemen email dan kalender Pengelolaan dokumen dan data entry Koordinasi tim dan customer support Social media management (jika relevan) Penggunaan tools VA seperti Trello, Asana, Slack, Notion, atau Google Workspace Gunakan Kata Kunci yang Relevan untuk ATS Banyak klien menggunakan Applicant Tracking System (ATS) untuk menyaring CV secara otomatis. Agar CV-mu mudah ditemukan, gunakan kata kunci yang relevan, seperti: “Manajemen email dan jadwal” “Data entry dan pengolahan dokumen” “Customer support via chat/email” “Penggunaan CRM seperti HubSpot/Salesforce” Tampilkan Pengalaman & Pencapaian yang Terukur Alih-alih hanya menulis: “Membantu manajemen email klien” Lebih baik tulis pencapaian spesifik untuk membuat CV yang baik dan benar: “Mengelola 100+ email klien per hari, meningkatkan efisiensi balasan hingga 30%” Tambahkan Portofolio atau Studi Kasus (Jika Ada) Jika kamu pernah bekerja sebagai VA, tambahkan contoh pekerjaan atau portofolio dalam bentuk: Link ke Google Drive atau Notion berisi contoh tugas yang pernah kamu kerjakan Testimoni dari klien sebelumnya Screenshot dashboard pekerjaan (tentu dengan menghilangkan informasi sensitif) Baca Juga: 6+ Contoh Portofolio Kerja yang Dilirik Rekruter (+ Cara Membuatnya) Sesuaikan CV dengan Job Description yang Dilamar Setiap klien mencari VA dengan kebutuhan berbeda. Pastikan kamu menyesuaikan isi CV agar lebih relevan. Jika lowongan lebih berfokus pada customer support, tonjolkan pengalaman dan keterampilan di bidang itu. Jika klien mencari VA untuk social media, pastikan kamu menyoroti keahlian terkait media sosial. DON’T: Hal yang Sebaiknya Dihindari Menggunakan Desain Berlebihan CV yang baik dan benar 2025 tidak memiliki banyak warna mencolok, font yang sulit dibaca, atau elemen dekoratif berlebihan. Hal ini disebabkan, elemen tersebut bisa membuat klien kesulitan membaca isinya. Tetap gunakan desain simpel

9 Strategi Menyusun CV Lamaran Kerja Bahasa Inggris untuk Virtual Assistant

job application virtual assistant featured image

9 Strategi Menyusun CV Lamaran Kerja Bahasa Inggris untuk Virtual Assistant Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA February 10, 2025 Remote Work Tips Sebagai seorang Virtual Assistant (VA), CV lamaran kerja bahasa Inggris adalah kesempatan pertama untuk menunjukkan profesionalisme, keterampilan, dan kepribadianmu. Berbeda dengan pekerjaan kantoran tradisional, aplikasi VA harus mencerminkan kemampuan beradaptasi, motivasi diri, dan penguasaan alat digital.  Artikel ini akan membahas langkah-langkah untuk membuat lamaran kerja yang menarik, termasuk contoh CV lamaran kerja bahasa Inggris! In this article… Mengapa CV Virtual Assistant yang Baik Itu Penting? Dunia Virtual Assistant sangat kompetitif, dengan banyak profesional berbakat yang bersaing untuk posisi yang sama. Lamaran kerja adalah kesempatan utama untuk menunjukkan kelayakanmu sebelum tahap wawancara. CV lamaran kerja bahasa Inggris yang disusun dengan baik tidak hanya menunjukkan pengalaman dan keterampilan, tetapi juga mencerminkan perhatian terhadap detail, komunikasi yang baik, dan profesionalisme—semua hal yang sangat dibutuhkan dalam peran VA. 1. Lakukan Riset Tentang Peran dan Perusahaan Sebelum menulis CV lamaran kerja bahasa Inggris, lakukan riset tentang posisi VA yang kamu incar dan latar belakang perusahaan atau bisnis yang kamu lamar. Pahami Deskripsi Pekerjaan: Identifikasi keterampilan dan alat yang dibutuhkan, seperti manajemen email, penjadwalan kalender, atau penggunaan platform seperti Asana dan Canva. Kenali Nilai Perusahaan: Kunjungi situs web atau LinkedIn mereka untuk memahami budaya dan gaya komunikasi mereka. Ini membantumu menyesuaikan lamaran agar lebih relevan. Temukan Kebutuhan Khusus: Beberapa perusahaan mencari keterampilan tertentu, seperti layanan pelanggan atau manajemen media sosial. Pastikan lamaranmu menonjolkan pengalaman yang relevan. Baca Juga: 5 Contoh CV Bahasa Inggris untuk Virtual Assistant Berbagai Posisi di 2025 2. Buat Header yang Profesional Pastikan informasi kontakmu terlihat jelas dan profesional di CV surat lamaran kerja bahasa Inggris. Kamu bisa mencantumkan: Nama lengkap Email profesional Nomor telepon Tautan ke LinkedIn atau portofolio (jika relevan) Kamu bisa melihat contoh di bawah ini untuk referensi. Informasi ini ditempatkan di bagian paling atas lamaranmu, ya. Nama Kamu[Alamat] (opsional)[Email Kamu][Nomor Telepon][LinkedIn atau Portofolio] 3. Tulis Pembukaan yang Menarik Paragraf pembuka harus langsung menarik perhatian. Hindari kalimat klise seperti “Saya menulis untuk melamar…” Sebaliknya, gunakan pendekatan yang lebih personal dan antusias. Contoh: Dear [Hiring Manager’s Name], When I saw your listing for a Virtual Assistant at [Company Name], I knew it was the perfect opportunity to bring my organizational expertise and passion for efficiency to your team. With over three years of experience supporting dynamic businesses, I specialize in streamlining administrative tasks, managing schedules, and handling customer communications with precision and care. 4. Tunjukkan Keterampilan dan Pengalaman yang Relevan Paragraf kedua di dalam CV lamaran kerja bahasa Inggrismu harus menyoroti keterampilanmu dengan contoh nyata yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan. Contoh: At [Previous Company], I handled email correspondence for a busy e-commerce team, reducing response times by 30% and improving client satisfaction. Using tools like Trello and Slack, I organized project workflows, ensuring deadlines were met without compromising quality. Additionally, I managed social media content calendars, boosting engagement by 25% in just six months. Baca Juga: 6+ Contoh Portofolio Kerja yang Dilirik Rekruter (+ Cara Membuatnya) 5. Tonjolkan Penguasaan Tools Digital Sebagai VA, kemampuan mengoperasikan berbagai tools digital adalah nilai tambah. Ada beberapa tools dasar yang harus kamu kuasai seperti Microsoft Office atau Google Suite untuk membuat dokumen atau Google Meet atau Zoom untuk keperluan meeting. Selain itu, sesuaikan keahlian tools digitalmu dengan spesialisasi VA-mu. Contoh: I am proficient in a variety of digital tools, including: Communication Platforms: Slack, Zoom Project Management: Asana, ClickUp, Trello Administrative Tools: Google Workspace, Microsoft Office Social Media Tools: Canva, Hootsuite This range of expertise allows me to adapt quickly to new environments and ensure smooth daily operations. 6. Tambahkan Cerita Pribadi Calon klien menghargai sisi manusiawi dari seorang kandidat VA. Kamu bisa menyisipkan cerita pribadimu di dalam CV lamaran kerja bahasa Inggris. Cukup cerita yang singkat namun tetap relevan dengan pekerjaanmu. Jangan masukkan cerita yang terlalu personal, ya! Contoh: One of my most rewarding experiences was assisting a solopreneur in organizing her chaotic schedule. After introducing a structured calendar system and optimizing her email management, she told me I had ‘transformed her day-to-day life.’ Moments like this drive my passion for helping others achieve their goals. 7. Akhiri dengan Percaya Diri Paragraf penutup dalam CV lamaran kerja bahasa Inggris harus bisa menunjukkan bahwa kamu layak dipilih menjadi VA untuk calon klienmu. Tambahkan juga ajakan bertindak yang jelas. Contoh: Thank you for considering my application. I am excited about the opportunity to bring my skills and dedication to your team at [Company Name]. I would love to discuss how I can support your business goals. Please feel free to contact me at [phone number] or [email address] at your convenience. Sincerely, [Your Name] Baca Juga: 8 Perbedaan CV dan Portofolio untuk Virtual Assistant (Beserta Contohnya) 8. Proofread dan Edit Lamaran Detail kecil bisa membuat perbedaan besar dalam kesan pertama yang diberikan oleh lamaranmu. Pastikan tidak ada kesalahan ketik, tata bahasa yang buruk, atau format yang tidak konsisten. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan: Baca ulang lamaran dengan saksama untuk memastikan alur bacaan mengalir dengan baik. Gunakan alat bantu seperti Grammarly atau Hemingway Editor untuk mendeteksi kesalahan ejaan dan tata bahasa. Cek format dan konsistensi font, spasi, serta penggunaan heading agar tampilan tetap profesional. Minta bantuan teman atau mentor untuk meninjau lamaran dan memberikan masukan. Baca dengan suara keras untuk memastikan nada tulisan terdengar alami dan meyakinkan. 9. Kirim Lamaran dengan Profesional Saat mengirim CV lamaran kerja bahasa Inggris, pastikan kamu mengikuti instruksi dalam lowongan kerja: Gunakan subjek email yang sesuai Simpan dokumen dalam format PDF agar formatnya tetap rapi Tulis email pengantar yang singkat namun profesional Contoh: Dear [Hiring Manager], Attached are my cover letter and resume for the Virtual Assistant position at [Company Name]. I look forward to the opportunity to discuss how I can contribute to your team. Thank you for your time and consideration! Best regards, [Your Name] Baca Juga: Elevator Pitch adalah: Definisi, Contoh, & Cara Dapatkan Klien Bagi Virtual Assistant​ Buat CV Virtual Assistant Terbaikmu Membuat CV lamaran kerja bahasa Inggris yang menarik sebagai Virtual

Mau Kerja Remote Tanpa Pengalaman? Jadi Virtual Assistant Mungkin Cocok Untukmu!

what does a virtual assistant do

Mau Kerja Remote Tanpa Pengalaman? Jadi Virtual Assistant Mungkin Cocok Untukmu! Athika Rahma SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA February 10, 2025 Remote Work Tips Di dunia yang semakin terkoneksi ini, kerja remote tanpa pengalaman adalah impian banyak orang. Tapi bagaimana jika kamu bisa memiliki pekerjaan yang memungkinkan kamu untuk bekerja dari rumah, mengatur waktu sendiri, dan memiliki kebebasan finansial? Itulah salah satu alasan mengapa profesi Virtual Assistant (VA) semakin banyak diminati. Mungkin kamu sudah mendengar tentang VA, tetapi masih bingung apa yang sebenarnya dilakukan oleh seorang Virtual Assistant. Apakah itu hanya pekerjaan administrasi dasar atau ada lebih banyak hal menarik di baliknya?  Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas profesi VA, mulai dari deskripsi pekerjaan, keterampilan yang dibutuhkan, hingga kualifikasi yang harus dimiliki untuk memulai karier di dunia ini. In this article… Apa itu Virtual Assistant? Secara garis besar, seorang Virtual Assistant (VA) adalah seorang profesional independen yang membantu klien dengan berbagai tugas—biasanya dilakukan dari kenyamanan rumah mereka.  Tugas-tugas yang dilakukan selama kerja remote tanpa pengalaman ini meliputi berbagai bidang seperti administrasi, layanan teknologi, media sosial, pemasaran, dan lainnya.  Seorang VA biasanya bekerja dengan klien dari berbagai industri, menjalankan tugas-tugas yang bisa dikerjakan secara online atau melalui telepon.  Lalu, apa saja yang dilakukan oleh seorang Virtual Assistant? Jawabannya tergantung pada kebutuhan klien, namun ada banyak fleksibilitas dalam jenis pekerjaan yang bisa kamu ambil. Baca Juga: Apakah Virtual Assistant Adalah Kerja Sampingan Online yang Menjanjikan? Deskripsi Pekerjaan Virtual Assistant Lalu, apa yang dilakukan seorang VA setiap harinya? Kerja remote tanpa pengalaman yang dilakukan seorang VA bisa bervariasi dari pekerjaan administrasi dasar hingga fungsi-fungsi yang lebih spesial. Berikut adalah beberapa tugas umum yang mungkin akan kamu temui sebagai seorang VA: 1. Dukungan Administrasi (Admin Task) Tugas VA dalam hal administrasi dapat mencakup beberapa hal berikut: Manajemen Email: Mengelola email, merespons, dan memprioritaskan agar kotak masuk klien selalu terorganisir dengan baik. Manajemen Kalender: Menjadwalkan janji dan pertemuan agar semuanya berjalan lancar. Pengaturan Perjalanan: Memesan tiket pesawat, hotel, dan sewa mobil untuk perjalanan bisnis. Persiapan Dokumen: Membuat laporan, presentasi, dan dokumen lainnya untuk membantu klien tetap terorganisir. Entri Data: Memasukkan dan mengorganisir data dalam spreadsheet untuk menjaga segala sesuatunya tetap rapi. Baca Juga: Tips Tembus Lowongan Kerja Remote Admin Virtual Assistant di 2025 2. Lead Generation Apa yang dilakukan seorang VA untuk klien yang membutuhkan bantuan dalam mencari pelanggan baru? Kamu mungkin akan melakukan kerja remote tanpa pengalaman berikut: Prospecting: Mencari prospek melalui riset online, media sosial, dan basis data. Outreach: Menghubungi prospek melalui email, panggilan telepon, atau media sosial. Kualifikasi Lead: Menilai prospek untuk mengetahui siapa yang paling berpotensi menjadi pelanggan yang membayar. Manajemen CRM: Melacak hubungan dengan pelanggan dan memperbarui informasi dalam sistem. 3. Email Marketing Kerja remote tanpa pengalaman adalah salah satu bagian besar dari pekerjaan VA, yang bisa mencakup: Pembuatan Kampanye: Membantu merancang kampanye email yang sejalan dengan tujuan bisnis klien. Manajemen Daftar Kontak: Mengorganisir dan mensegmentasi daftar email untuk menjangkau audiens yang tepat. Pembuatan Konten: Menulis salinan email yang menarik dan sesuai dengan audiens. Desain Email: Menggunakan alat seperti Mailchimp untuk mendesain email yang menarik secara visual. Pemantauan Hasil: Memantau tingkat buka, klik, dan kinerja kampanye secara keseluruhan untuk meningkatkan kampanye berikutnya. 4. Manajemen Media Sosial Jika kamu bertanya-tanya, apa yang dilakukan seorang VA di media sosial? Jawabannya mencakup semua hal dari pembuatan konten hingga pengelolaan keterlibatan dan pemantauan kinerja: Pembuatan Konten: Membuat postingan yang sesuai dengan suara merek. Interaksi: Menanggapi komentar dan pesan untuk menjaga percakapan tetap berjalan. Analitik: Memantau bagaimana performa postingan dan menyesuaikan strategi untuk hasil yang lebih baik. Baca Juga: VA Social Media Specialist Adalah: Job Desc, Skill dan Gaji di 2025 5. Manajemen Proyek Sebagai VA, kamu juga bisa membantu bisnis dalam mengelola proyek dengan cara berikut: Koordinasi Tugas: Memastikan bahwa tugas berjalan sesuai rencana, tenggat waktu terpenuhi, dan semua orang terinformasi. Kolaborasi Tim: Berkomunikasi dengan anggota tim lainnya untuk memastikan proyek berjalan dengan lancar. 6. Riset & Analisis Seorang VA juga bisa membantu dengan riset pasar, analisis pesaing, dan menyusun informasi untuk laporan, entah itu mencari tren atau membantu pengambilan keputusan, riset adalah bagian penting dari kerja remote tanpa pengalaman ini. 7. Customer Service Representative Jika kamu menangani layanan pelanggan, kamu bisa terlibat dalam hal-hal berikut: Interaksi dengan Klien: Menjawab pertanyaan melalui email, telepon, atau chat langsung. Pemecahan Masalah: Menangani masalah untuk memastikan kepuasan dan loyalitas pelanggan. 8. Bookkeeping Beberapa VA juga menangani tugas keuangan seperti: Pembukuan: Mencatat transaksi keuangan dan mengelola faktur. Laporan Keuangan: Membantu menyiapkan laporan keuangan atau anggaran. Keterampilan Dasar sebagai Virtual Assistant Jadi, apa saja keterampilan yang kamu perlukan untuk memulai karier remote job tanpa pengalaman sebagai seorang VA yang sukses? Berikut adalah keterampilan utama yang harus kamu kuasai: Keterampilan Komunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan profesional, baik melalui email, telepon, atau rapat adalah hal yang sangat penting. Manajemen Waktu: Sebagai VA, kamu akan menangani banyak tugas, jadi kemampuan untuk memprioritaskan dan memenuhi tenggat waktu sangatlah penting. Organisasi: Mengelola tugas, jadwal, dan file dengan efisien adalah bagian besar dari pekerjaan sehari-hari. Keterampilan Teknologi: Familiar dengan alat seperti Google Workspace, Microsoft Office, serta platform manajemen proyek seperti Trello atau Asana akan sangat membantu. Perhatian terhadap Detail: Baik itu entri data, penjadwalan, atau merespons email, perhatian terhadap detail akan memastikan kamu tidak melewatkan hal-hal penting. Pemecahan Masalah: Kamu perlu berpikir cepat dan mencari solusi, terutama ketika hal-hal tidak berjalan sesuai rencana. Motivasi Diri & Disiplin: Karena bekerja secara remote, kamu harus mampu tetap fokus tanpa pengawasan langsung. Keterampilan Layanan Pelanggan: Jika kamu berhubungan dengan pelanggan, empati dan kesabaran akan sangat membantu dalam membangun hubungan yang baik. Baca Juga: 10 Kesalahan Kerja Remote Pemula sebagai Virtual Assistant yang Harus Kamu Hindari Kualifikasi untuk Menjadi Virtual Assistant Kamu mungkin penasaran, apakah kerja remote tanpa pengalaman sebagai VA perlu gelar akademik atau tidak. Kabar baiknya adalah kamu tidak memerlukan gelar spesifik! Meskipun demikian, gelar di bidang tertentu bisa memberikan keunggulan. Pendidikan Biasanya, diploma SMA dianggap sebagai kualifikasi minimum, namun memiliki gelar—terutama dalam bidang bisnis, komunikasi, atau manajemen proyek—bisa memberimu keunggulan di pasar VA yang kompetitif. Pengalaman Jika kamu sudah bekerja di

© 2024 All rights reserved   |   Gromenko & Partners Pte.Ltd.

5 Steps To Doing What You Love Remotely By Being A Virtual Assistant

By clicking the button, you agree to subscribe to SGBVA’s webinar content and newsletters.

5 Steps To Doing What You Love Remotely By Being A Virtual Assistant

By clicking the button, you agree to subscribe to SGBVA’s webinar content and newsletters.