Silfia Sang ‘Supermom’: Sukses Jadi VA Sekaligus Ibu Anak Berkebutuhan Khusus
Athika Rahma
SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA
- Januari 10, 2025
- Alumni Stories
Di tengah dunia kerja yang serba cepat dan tuntutan sebagai seorang ibu, mencari keseimbangan hidup menjadi tantangan tersendiri. Setiap orang memiliki cara dan perjalanan unik untuk mencapainya. Silfia adalah salah satu contoh yang menunjukkan bahwa untuk meraih keseimbangan, seringkali diperlukan keputusan besar yang penuh risiko.
Perjalanan Silfia tidaklah mudah. Namun, dengan tekad yang kuat, ia mengambil langkah berani untuk keluar dari zona nyaman. Kini, ia menikmati karier yang memberi fleksibilitas waktu—sebuah pilihan yang sangat penting demi kesejahteraan dirinya dan keluarganya.
Inilah kisah Silfia—seorang ibu, seorang profesional, dan seorang perempuan yang menemukan kekuatan untuk meraih impian tanpa harus mengorbankan keluarga. Ini bukan sekadar tentang bekerja dari rumah; ini tentang bagaimana Silfia menemukan cara baru untuk sukses, sambil tetap menjadi ibu yang hadir bagi anak-anaknya.
Keputusan yang Mengubah Segalanya
Tidak mudah bagi Silfia untuk meninggalkan dunia yang sudah ia kenal baik. Ia adalah lulusan S1 Sistem Informasi dengan pengalaman kerja sebagai Software Engineer dan IT Project Manager. Dengan latar belakang ini, Silfia sudah sangat familiar dengan dunia teknologi.
Proyek-proyek besar, rapat strategis, dan adrenalin bekerja dalam tekanan telah menjadi bagian dari rutinitasnya. Setelah menikah, ia mengundurkan diri dan fokus mengurus keluarganya.
Silfia memiliki seorang anak yang mengidap Autism Spectrum Disorder. Hal ini membuatnya bimbang. Di satu sisi, ia sangat ingin bekerja untuk mendukung finansial keluarga. Di sisi lain, ia menyadari bahwa anak-anaknya membutuhkan kehadirannya lebih dari apapun.
“Sebagai ibu, aku sering merasa terjebak di antara dua pilihan—melanjutkan karier atau fokus pada keluarga. Tapi aku tahu, jika aku ingin hadir sepenuhnya untuk mereka, aku harus mencari jalan tengah,” ujarnya dengan penuh kehangatan.
Jalan tengah itu ia temukan di dunia remote working, khususnya sebagai Virtual Assistant (VA).
Baca Juga: Kisah Ebi: Perawat 8+ Tahun yang Banting Setir Jadi VA Social Media Manager
Sempat Ragu SGB VA Penipuan
Perjalanan Silfia menuju profesi VA dimulai ketika ia bergabung dengan SGB VA Course. Sebelumnya, ia sempat ragu dan berpikir, “Apakah SGB VA penipuan?” Hal itu mengingat profesi ini jauh dari bidang teknologi yang selama ini ia tekuni. Namun, ia percaya bahwa tidak ada ilmu yang sia-sia.
“SGB VA benar-benar membuka mata aku. Dari tugas-tugas yang diberikan, aku langsung tahu apa yang klien butuhkan. Ini bukan sekadar teori, tapi pengalaman langsung,” kata Silfia, mengenang awal perjalanannya.
Selama pelatihan, ia belajar berbagai keterampilan baru, mulai dari mengelola media sosial, email marketing, hingga pengelolaan proyek menggunakan tools seperti Asana dan Trello.
Namun, walaupun ia merasa cukup percaya diri dengan latar belakang teknologinya, Silfia merasa ada tantangan lain yang harus ia hadapi.
Tantangan Terberat: Tidak Bisa Bahasa Inggris
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Silfia ketika memulai karier sebagai VA adalah kemampuannya dalam berbahasa Inggris. Meskipun pernah bekerja di bidang teknologi yang menuntut penggunaan istilah-istilah teknis, ia merasa kemampuan komunikasinya dalam bahasa Inggris masih kurang.
“Aku tahu ini adalah kelemahanku. Awalnya, aku takut klien luar negeri tidak akan memahami aku atau aku salah bicara dan mereka jadi kehilangan kepercayaan,” cerita Silfia.
Namun, alih-alih menyerah pada rasa takut, Silfia melihat ini sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Ia mulai mencari cara agar tetap bisa memberikan layanan terbaik, meskipun kemampuan bahasa Inggrisnya belum sempurna.
Silfia mulai dengan memanfaatkan teknologi. Tools seperti Google Translate menjadi sahabatnya dalam membantu menyusun email atau pesan kepada klien. Selain itu, ia juga sering menggunakan aplikasi subtitle otomatis saat mengikuti pertemuan daring untuk memastikan ia tidak melewatkan detail penting.
“Yang aku pelajari, klien sebenarnya tidak mencari kesempurnaan. Mereka lebih menghargai usaha kita untuk berkomunikasi dengan jelas dan profesional,” ungkapnya.
Selain teknologi, Silfia juga belajar dari komunitasnya. Ia sering meminta masukan dari teman-teman sesama alumni SGB VA untuk memperbaiki cara komunikasinya. Bahkan, ia tidak ragu meminta bantuan kepada rekan tim yang lebih mahir berbahasa Inggris saat berkolaborasi dengan klien.
“Kalau kita mau jujur dan terbuka, banyak orang yang mau membantu. Aku pernah bilang ke klien bahwa aku masih belajar, dan mereka justru memberikan feedback yang membangun,” kenangnya.
Dari pengalaman ini, Silfia ingin menyampaikan pesan kepada siapa pun yang merasa tidak cukup percaya diri dengan kemampuan bahasa Inggris mereka: jangan takut untuk mencoba. Ia adalah bukti bahwa kamu tidak perlu sempurna untuk memulai.
Silfia tahu betul bagaimana rasanya meragukan diri sendiri. Ia pernah merasa takut, tidak yakin dengan kemampuannya, bahkan bertanya-tanya apakah ia cukup baik untuk bersaing di dunia kerja. Tapi ia memilih untuk fokus pada apa yang bisa ia lakukan, bukan pada apa yang ia pikir tidak mampu ia capai.
“Kita sering berpikir kemampuan kita biasa saja, padahal banyak klien yang membutuhkan hal-hal sederhana seperti mengatur jadwal atau merapikan email. Jadi, jangan pernah meremehkan apa yang sudah kita miliki,” katanya tegas.
Baca Juga: Kisah Sukses Ardin Kerja Jadi Virtual Assistant dari Rumah: Dapat 9 Klien dan Bergaji Dolar
Menyeimbangkan Karier dan Keluarga
Kini, Silfia menjalani rutinitas sebagai VA dengan jadwal kerja sekitar 5–7 jam sehari. Tugasnya meliputi mengatur jadwal klien, merapikan email, hingga membantu strategi media sosial. Tapi bukan itu yang membuat profesi ini istimewa baginya.
“Yang membuat aku bersyukur adalah fleksibilitasnya. Aku bisa mulai bekerja setelah anak-anak berangkat sekolah dan menyelesaikan semuanya sebelum mereka pulang,” jelasnya.
Namun, tentu ada hari-hari yang menantang. Seperti saat ia harus menemani anaknya terapi sambil menyelesaikan deadline klien. Atau ketika email yang harus dikirim tertunda karena anak-anak butuh perhatiannya.
“Manajemen waktu itu segalanya. Aku belajar bahwa menjadi produktif bukan berarti bekerja lebih lama, tapi lebih pintar,” ujarnya bijak.
Tips untuk Para Ibu yang Ingin Memulai Karier Remote
Silfia juga ingin berbagi beberapa tips yang bisa membantu para ibu yang ingin memulai karier remote, khususnya sebagai VA.
- Tetapkan Jadwal yang Fleksibel namun Konsisten: Misalnya, jam kerja kita 4 jam sehari, pagi dan siang. Kalau perlu diubah, komunikasi ke klien dengan jelas.
- Manfaatkan Teknologi untuk Mempermudah Pekerjaan: Misalnya, dengan memanfaatkan Google Translate untuk memahami permintaan klien.
- Jangan Takut Meminta Bantuan: Dukungan dari teman, mentor, atau komunitas sangat penting untuk membangun rasa percaya diri dalam berkarier sebagai VA.
- Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas: Bagi Silfia, kualitas pekerjaan adalah yang utama. “Daripada mengejar banyak klien, aku lebih memilih untuk memberikan hasil terbaik. Itu yang akan membuat klien datang kembali,” jelasnya.
- Berani Mencoba dan Belajar dari Pengalaman: Silfia percaya bahwa tantangan yang ada harus dihadapi dengan keberanian. Jangan menunggu hingga kamu benar-benar siap, yang penting coba dulu!
Baca Juga: Kisah Intan Hidupkan Kembali Impiannya: Dari Ibu Rumah Tangga, Kini Jadi VA Bergaji Dolar
Mau Berkarier Seperti Silfia?
Kisah Silfia adalah pengingat bahwa kehidupan selalu memberikan pilihan. Terkadang, pilihan itu mengharuskan kita keluar dari zona nyaman. Tapi seperti yang Silfia tunjukkan, keluar dari zona nyaman bisa membawa kita ke tempat yang lebih baik—tempat di mana kita bisa tetap berkarya tanpa harus mengorbankan kehadiran kita untuk orang-orang tercinta.
Jika kamu ingin berkarier sebagai VA seperti Silfia, kamu bisa mengikuti kursus sebagai langkah awal untuk belajar dan membangun koneksi, seperti SGB VA Course. Dalam kursus VA berdurasi 6 minggu ini, kamu akan dibimbing untuk mendapatkan klien pertamamu.
Supaya bisa dapat gambaran, kamu bisa ikut dulu webinar gratis SGB VA yang dipandu oleh mentor SGB VA, Tania Gromenko. Daftar lewat link di bawah sebelum kehabisan kuotanya!
Kerja Remote Dibayar Dollar Sebagai VA
Bersama SGB VA mentor, Tania Gromenko, kamu akan mendapatkan tips dan trik menjadi virtual assistant sukses dalam hitungan pekan. Gabung lewat tautan di bawah sekarang!