
Cara Membuat Portofolio Social Media Management Agar Dilirik Klien

Athika Rahma
SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA
- April 7, 2025
- Remote Work Tips
Ingin mendapatkan klien atau tawaran pekerjaan? Portofolio media sosial yang kuat bisa menjadi kunci usahamu! Lewat portofolio, kamu bisa menunjukkan kemampuan, membuktikan hasil kerjamu, dan tampil lebih menonjol dibanding kandidat lainnya.
Coba bayangkan ini: kamu bertemu dua orang manajer media sosial. Yang satu bilang, “Saya bisa meningkatkan engagement,” sementara yang satu lagi menunjukkan data konkret bahwa ia berhasil menaikkan engagement sebanyak 300%. Kira-kira, siapa yang akan kamu percaya?
Kalau kamu ingin dilirik, biarkan portofoliomu yang berbicara. Di artikel ini, kamu akan belajar cara membuat portofolio manajemen media sosial yang bukan hanya menarik perhatian, tapi juga membuka lebih banyak peluang.
Kenapa Portofolio Penting?
Sebelum mengetahui cara membuat portofolio, kamu perlu mengetahui seberapa penting dokumen ini untuk karirmu.
Masih banyak pekerja media sosial yang hanya mengandalkan CV dan pengalaman kerja saat melamar atau menawarkan jasa. Padahal, butuh bukti kinerjamu yang nyata, dibuktikan dengan pencapaian atau hasil karyamu.
Di sinilah peran portofolio jadi krusial.
Lewat portofolio, kamu bisa menunjukkan hasil kerja secara konkret, bukan sekadar menceritakan apa yang pernah kamu lakukan. Ini yang membuatmu lebih menonjol di antara banyaknya pesaing, sekaligus membangun kepercayaan sejak awal.
Bahkan, kalau kamu punya data yang kuat untuk mendukung pekerjaanmu, kamu juga lebih percaya diri saat bernegosiasi soal tarif.
Jadi, kalau kamu memang serius ingin menekuni bidang ini, membangun portofolio bukan lagi sekadar pilihan! Maka dari itu, kamu harus mempelajari cara membuat portofolio yang efektif.
Baca Juga: VA Social Media Specialist Adalah: Job Desc, Skill dan Gaji di 2025
Cara Membuat Portofolio Manajemen Media Sosial yang Efektif
Portofolio yang baik bukan cuma sekadar kumpulan tangkapan layar atau daftar tugas. Kalau kamu ingin benar-benar menunjukkan kemampuanmu di bidang manajemen media sosial, kamu perlu menyusunnya dengan cara yang strategis dan terarah.
Tujuannya jelas: supaya calon klien bisa langsung melihat nilai tambah yang kamu tawarkan. Berikut cara membuat portofolio yang bisa membuatmu lebih percaya diri saat melamar atau menawarkan jasa:
1. Mulai dengan Perkenalan Diri
Bagian pembuka ini ibarat sapaan pertama. Kesan yang kamu berikan di sini akan sangat menentukan apakah orang tertarik untuk membaca lebih lanjut atau tidak. Hindari kalimat umum seperti, “Saya seorang social media enthusiast.” Kalimat seperti itu terlalu umum dan tidak memberikan gambaran jelas tentang keahlianmu.
Coba perkenalkan dirimu dengan kalimat yang lebih tegas dan langsung menggambarkan keahlianmu. Misalnya:
“Saya XYZ, manajer media sosial yang berfokus pada strategi berbasis data. Saya membantu brand membangun komunitas online yang kuat dan menghasilkan leads lewat kampanye yang tepat sasaran.”
2. Jelaskan Jasa yang Kamu Tawarkan
Masih banyak orang yang belum sepenuhnya paham apa saja yang dilakukan seorang manajer media sosial. Nah, di sinilah kamu bisa menjelaskan ruang lingkup pekerjaanmu secara lebih detail.
Cara membuat portofolio ini bukan hanya membantu mereka mengerti peranmu, tapi juga menunjukkan seberapa luas keahlian yang kamu miliki.
Beberapa layanan yang bisa kamu cantumkan antara lain:
- Penyusunan strategi media sosial
- Pembuatan konten (teks, gambar, video, reels, stories)
- Manajemen komunitas
- Iklan berbayar (Facebook, Instagram, TikTok, LinkedIn)
- Kolaborasi dengan influencer
- Analisis dan pelaporan performa
Baca Juga: 9 Strategi Menyusun CV Lamaran Kerja Bahasa Inggris untuk Virtual Assistant
3. Tampilkan Studi Kasus atau Hasil Kerja Terbaik
Cara membuat portofolio ialah menunjukkan hasil kerja terbaikmu. Studi kasus bisa menunjukkan bagaimana kamu menyelesaikan tantangan yang sebenarnya, bukan hanya teori.
Dalam menyusun studi kasus atau hasil kerja, kamu bisa gunakan format sederhana seperti ini:
- Nama proyek atau klien (bisa disamarkan kalau bersifat rahasia)
- Tujuan: apa yang ingin dicapai?
- Strategi: langkah-langkah yang kamu rancang
- Eksekusi: bagaimana kamu menjalankannya
- Hasil: gunakan data yang bisa diukur
- Visual: sertakan tangkapan layar atau tautan pendukung
Contoh:
Kampanye Instagram untuk Brand XYZ
- Tujuan: Meningkatkan kesadaran merek dan interaksi audiens
- Strategi: Kombinasi konten organik, iklan berbayar, dan kolaborasi dengan influencer
- Eksekusi: Menyusun kalender konten, menjadwalkan posting, dan memantau hasil harian
- Hasil: Followers naik 40%, jangkauan 5x lebih luas, engagement meningkat 25%
4. Perkuat dengan Data dan Statistik
Salah satu cara membuat portofolio yang paling penting ialah dengan menunjukkan angka untuk mengetahui keberhasilan strategimu dalam kampanye media sosial. Tunjukkan data konkret yang benar-benar mencerminkan hasil kerjamu.
Beberapa contoh metrik yang bisa kamu gunakan:
- Pertumbuhan followers (misalnya naik 25% dalam 3 bulan)
- Kenaikan engagement rate (misalnya dari 3% menjadi 5%)
- CTR (Click-Through Rate) iklan
- Kunjungan ke website yang berasal dari media sosial
- Konversi penjualan dari kampanye tertentu
- Retensi pelanggan yang meningkat
Kalau kamu belum terbiasa menghitung metrik, berikut beberapa rumus sederhana:
Pertumbuhan Followers (%)
(Jumlah Baru – Jumlah Lama) ÷ Jumlah Lama × 100
Engagement Rate (%)
(Jumlah Interaksi ÷ Jumlah Followers atau Jangkauan) × 100
CTR (%)
(Jumlah Klik ÷ Jumlah Tayangan) × 100
ROAS (Return on Ad Spend): Pendapatan dari Iklan ÷ Biaya Iklan
Contoh: Iklan TikTok menghasilkan Rp5 juta dari biaya Rp1 juta → ROAS = 5x
5. Tambahkan Testimoni Klien
Tak ada yang lebih meyakinkan daripada ucapan langsung dari klien yang puas. Kalau kamu pernah bekerja dengan klien dan mendapatkan respons positif, jangan ragu untuk mencantumkannya di portofolio.
Contoh:
“XYZ membantu kami meningkatkan engagement hingga 200% dalam enam bulan. Pendekatan strategis dan berbasis datanya sangat efektif.” – Klien A
Cara membuat portofolio online seperti ini bisa jadi penguat reputasi dan menunjukkan bahwa kamu memang bisa diandalkan.
Baca Juga: 20+ Keterampilan dalam CV Virtual Assistant yang Buat Kamu Dilirik Klien
6. Sorot Keahlian yang Relevan
Selain hasil kerja, perusahaan juga ingin tahu seperti apa karaktermu dan soft skill yang kamu miliki. Apalagi kalau pekerjaanmu banyak berhubungan dengan tim atau komunitas.
Beberapa contoh keahlian yang bisa kamu tampilkan:
- Cepat menangkap tren dan menyesuaikan strategi
- Mampu mengatur waktu dan pekerjaan secara efisien
- Suka membangun interaksi dengan komunitas
- Punya kemampuan storytelling dan visual yang kuat
- Terampil menganalisis data
- Paham berbagai platform media sosial
- Terbuka untuk belajar tools baru
- Mampu menjaga hubungan baik dengan klien dan tim
7. Sebutkan Tools yang Kamu Gunakan
Klien juga ingin tahu apakah kamu terbiasa menggunakan tools profesional. Cara membuat portofolio ini menunjukkan bahwa kamu sudah terbiasa bekerja secara efisien dan sesuai standar industri.
Contoh alat yang bisa kamu tulis:
- Manajemen Media Sosial: Hootsuite, Buffer, Sprout Social
- Desain & Konten: Canva, Photoshop, Adobe Premiere
- Analitik: Google Analytics, Meta Business Suite
- Iklan: Facebook Ads Manager, TikTok Ads, Google Ads
8. Sertakan Informasi Kontak yang Jelas
Cara membuat portofolio di HP, PC maupun perangkat lainnya ialah memasukkan kontak. Pastikan calon klien tahu bagaimana cara menghubungimu untuk berdiskusi mengenai pekerjaan.
Hal-hal yang sebaiknya kamu sertakan:
- Alamat email profesional
- Tautan ke portofolio online atau website
- Profil LinkedIn
- Akun media sosial (yang relevan dengan pekerjaanmu)
- Nomor telepon (jika kamu nyaman membagikannya)
Baca Juga: Cara Membuat CV yang Baik dan Benar untuk Virtual Assistant (+Strukturnya)
Saatnya Mulai Bangun Portofoliomu
Portofolio media sosial bukan sekadar dokumen—ini cerminan kemampuan dan gaya kerjamu. Dengan cara membuat portofolio yang tepat, portofolio bisa jadi alat yang kuat untuk menarik perhatian, membangun kepercayaan, dan membuka lebih banyak peluang.
Mulailah dari yang sederhana: kumpulkan hasil kerja terbaikmu, susun studi kasus dan hasil kerja, dan tampilkan apa yang benar-benar bisa kamu tawarkan.
Ingin belajar cara menyusun portofolio dari nol dan mulai karir remote? Yuk, ikuti program SGB VA Course! Tidak hanya membuat portofolio, kamu juga akan dibimbing untuk mengembangkan skill yang dibutuhkan sebagai pekerja remote hingga kamu mendapatkan klien pertamamu.
Kalau ingin tahu informasi lebih lanjut, gabung webinar gratis SGB VA dengan mendaftar di tautan berikut ini!
Kerja Remote Dibayar Dollar Sebagai VA
Bersama SGB VA mentor, Tania Gromenko, kamu akan mendapatkan tips dan trik menjadi virtual assistant sukses dalam hitungan pekan. Gabung lewat tautan di bawah sekarang!