Unlock your dream career and do what you love as Virtual Assistant – REGISTER FREE WEBINAR

8 Perbedaan CV dan Portofolio untuk Virtual Assistant (Beserta Contohnya)

Athika Rahma - SEO Specialist at SGBVA

Athika Rahma

SEO Specialist Virtual Assistant at SGBVA

Dalam dunia kerja sebagai virtual assistant (VA), kamu mungkin sudah sering mendengar istilah CV dan portofolio. Keduanya adalah dokumen penting yang sering diminta oleh klien untuk menilai kemampuan dan pengalamanmu. 

Namun, meskipun sama-sama digunakan sebagai alat promosi diri, CV dan portofolio memiliki perbedaan mendasar yang perlu kamu pahami. Dengan mengetahui perbedaan ini, kamu bisa menyusun dokumen yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan klien. Berikut adalah pembahasan mendetail tentang 8 perbedaan CV dan portofolio VA.

1. Pengertian

Satu perbedaan CV dan portofolio yang paling umum ialah pengertiannya. Yuk, kita kulik satu per satu.

CV (Curriculum Vitae) adalah dokumen formal yang merangkum informasi pribadi, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan, dan sertifikasi yang relevan. CV bertujuan memberikan gambaran umum tentang siapa kamu dan apa yang sudah kamu capai dalam perjalanan profesionalmu.

Contoh:

CV-mu mencantumkan bahwa kamu memiliki pengalaman 2 tahun mengelola kalender klien menggunakan Google Calendar, merespons lebih dari 100 email setiap hari, dan mengorganisir rapat online dengan klien internasional melalui Zoom.

Portofolio, di sisi lain, adalah kumpulan hasil kerja atau bukti nyata dari kemampuanmu. Portofolio menunjukkan apa yang bisa kamu lakukan dengan menampilkan proyek yang sudah selesai atau karya yang kamu buat. Ini adalah cara untuk “membuktikan” keahlianmu, bukan hanya menuliskannya.

Contoh:

Jika kamu pernah membuat template laporan keuangan sederhana untuk klien, kamu bisa memasukkan screenshot atau file tersebut ke dalam portofolio dengan penjelasan singkat tentang prosesnya dan bagaimana hasilnya membantu klien.

2. Tujuan

Perbedaan CV dan portofolio lainnya ialah dari sisi tujuan. Tujuan pembuatan dari CV dan portofolio berbeda karena masing-masing memiliki peran yang spesifik.

CV bertujuan memberikan gambaran umum kepada klien tentang latar belakang dan kualifikasimu sebagai VA. Ini memungkinkan mereka memahami apakah kamu memenuhi persyaratan dasar pekerjaan yang mereka butuhkan.

Contoh:

Saat melamar pekerjaan melalui platform seperti Upwork atau LinkedIn, klien ingin melihat CV-mu untuk mengetahui pengalaman kerjamu di bidang administrasi atau dukungan virtual.

Portofolio bertujuan untuk menunjukkan hasil kerja spesifik yang pernah kamu lakukan. Ini memungkinkan klien untuk menilai kualitas pekerjaanmu secara langsung.

Contoh:

Jika klien ingin tahu bagaimana kamu mengelola email harian mereka, kamu bisa menunjukkan contoh email template atau sistem pengorganisasian folder email yang pernah kamu buat untuk klien sebelumnya.

Baca Juga: 6+ Contoh Portofolio Kerja yang Dilirik Rekruter (+ Cara Membuatnya)

3. Format

Perbedaan CV dan portofolio ketiga ialah dari sisi format. Format CV dan portofolio juga memiliki perbedaan yang signifikan.

CV biasanya berupa dokumen teks yang terstruktur dengan tata letak formal dan sederhana. Informasi di dalamnya disusun dalam poin-poin agar mudah dibaca.

Contoh:

File PDF satu halaman yang mencantumkan informasi berikut:

  • Nama dan kontak
  • Ringkasan profesional (summary)
  • Pengalaman kerja
  • Keterampilan utama
  • Pendidikan atau sertifikasi

Portofolio memiliki format yang lebih fleksibel. Kamu bisa menyajikannya dalam bentuk dokumen digital (PDF), website, atau bahkan presentasi. Desain portofolio biasanya lebih menarik dan kreatif untuk menonjolkan hasil karya.

Contoh:

  • Website portofolio yang menampilkan tangkapan layar hasil kerjamu, seperti desain kalender editorial atau laporan mingguan.
  • File PDF berisi deskripsi proyek-proyek utama yang pernah kamu tangani, lengkap dengan testimoni klien.

4. Isi

Dari segi isi, perbedaan CV dan portofolio juga sangat mencolok, karena masing-masing dirancang untuk tujuan yang berbeda.

CV berisi informasi tentang:

  • Data pribadi (nama, email, nomor telepon, lokasi)
  • Ringkasan profesional
  • Pengalaman kerja yang relevan
  • Keterampilan teknis dan soft skills
  • Sertifikasi atau penghargaan yang relevan

Contoh Isi CV sebagai VA:

  • Pengalaman kerja: “Virtual Assistant di perusahaan startup (2021-2023). Mengelola kalender rapat, menyusun laporan mingguan, dan memastikan komunikasi email berjalan lancar.”
  • Keterampilan: Manajemen waktu, komunikasi efektif, penggunaan aplikasi seperti Trello dan Slack.

Portofolio berisi bukti nyata dari pekerjaanmu, seperti:

  • Template laporan mingguan yang kamu buat
  • Contoh desain presentasi untuk klien
  • Strategi media sosial yang kamu kelola
  • Testimoni dari klien

Contoh Isi Portofolio:

  • Screenshot kalender editorial yang kamu buat untuk klien selama satu bulan.
  • Deskripsi proyek: “Mengatur 20 posting media sosial untuk bisnis e-commerce dalam satu bulan, dengan peningkatan engagement sebesar 30%.”

Baca Juga: 5 Contoh CV Bahasa Inggris untuk Virtual Assistant Berbagai Posisi di 2025

5. Panjang Dokumen

Perbedaan cv dan portofolio beserta contohnya yang lain ialah dari segi panjang halaman.

CV biasanya singkat dan padat, kira-kira hanya berisi 1-2 halaman. Hal ini karena CV dimaksudkan mempermudah calon klien untuk melihat informasi inti dengan cepat.

Contoh:

CV mencakup 3 pengalaman kerja terakhir dan 5 keterampilan utama biasanya panjangnya hanya 1 halaman.

Sedangkan Portofolio lebih fleksibel dari sisi ini. Sebenarnya, kamu bisa menyertakan 50 karyamu jika kamu memang punya 50 karya. Tetapi, sebaiknya hanya menyertakan karya terbaikmu supaya tidak membingungkan klien.

Contoh:

Portofolio dengan 5-7 proyek utama, lengkap dengan deskripsi, screenshot, atau file hasil kerja, biasanya memiliki panjang 10 halaman (termasuk halaman perkenalan diri dan kontak).

6. Kapan Digunakan?

CV dan portofolio digunakan dalam situasi yang berbeda. Berikut detail perbedaan CV dan portofolio ini:

CV digunakan saat kamu pertama kali memperkenalkan diri kepada klien, baik melalui email, proposal, atau platform freelance.

Contoh:

Kamu mengirimkan CV ke klien yang mencari VA untuk membantu manajemen data.

Portofolio digunakan ketika klien ingin melihat hasil kerja spesifikmu.

Contoh:

Kamu menyertakan link ke portofolio saat klien meminta contoh sistem pengelolaan email yang pernah kamu buat.

Baca Juga: 19+ Contoh Interview Kerja dan Jawabannya, Hati-hati Jawab Pertanyaan Menjebak

7. Fokus Penilaian Klien

Salah satu perbedaan CV dan portofolio yang sering kali terlewatkan adalah bagaimana klien menilai kedua dokumen ini.

Untuk CV, klien akan fokus pada riwayat pengalamanmu, keterampilan yang kamu miliki, dan relevansi dengan pekerjaan yang mereka tawarkan. Maka, buatlah CV yang ringkas, padat, dan hanya memuat informasi penting yang berkaitan dengan lowongan pekerjaan dari mereka.

Contoh:

Jika kamu mendaftar sebagai Admin VA, klien mungkin melihat pengalamanmu dalam menggunakan alat-alat seperti Microsoft Office, Slack, atau Notion untuk menilai apakah kamu sudah terbiasa dengan alat yang mereka gunakan.

Sedangkan untuk portofolio, klien lebih memperhatikan kualitas hasil kerja, pendekatan yang kamu gunakan dalam menyelesaikan tugas, dan apakah hasil tersebut relevan dengan kebutuhan mereka. 

Contoh:

Jika kamu mendaftar sebagai desainer grafis, klien akan melihat contoh desain kalender editorial yang kamu buat dan menilai apakah tata letaknya dan gaya desainnya sesuai dengan gaya brand mereka atau tidak. 

9. Fleksibilitas dalam Penyesuaian

Perbedaan CV dan portofolio ialah dari sisi penyesuaian isi. CV dan portofolio memiliki tingkat fleksibilitas yang berbeda dalam hal penyesuaian untuk klien tertentu.

CV biasanya lebih statis dan tidak banyak berubah, kecuali untuk menyesuaikan kata kunci dengan deskripsi pekerjaan. CV juga bisa berubah jika kamu memiliki pengalaman tambahan.

Contoh:

Misalnya, kamu berpengalaman sebagai Admin VA dan ingin mengirimkan CV kepada 2 calon klien berbeda: 1 dari industri kesehatan dan 1 lagi dari industri konstruksi. Kamu bisa menyesuaikan kata kunci deskripsi pekerjaan sesuai industri tersebut.

Portofolio lebih fleksibel karena kamu bisa memilih karya yang paling relevan untuk ditampilkan kepada klien tertentu.

Contoh:

Jika klien membutuhkan VA untuk mengelola media sosial, kamu bisa menonjolkan proyek media sosial dalam portofoliomu dan menyembunyikan proyek lain yang kurang relevan.

Baca Juga: Elevator Pitch adalah: Definisi, Contoh, & Cara Dapatkan Klien Bagi Virtual Assistant​

Tips Menyusun CV dan Portofolio sebagai Virtual Assistant

Setelah mengetahui perbedaan CV dan portofolio, kini kamu bisa mulai menyusun dua dokumen tersebut. Tapi, menyusun CV dan portofolio yang menarik bagi klien memerlukan strategi khusus. 

Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa kamu ikuti untuk memastikan dokumenmu efektif:

1. Pahami Kebutuhan Klien

Setiap klien memiliki kebutuhan yang berbeda. Sebelum menyusun CV atau portofolio, luangkan waktu untuk membaca deskripsi pekerjaan atau mendiskusikan kebutuhan mereka secara langsung. Dengan memahami ekspektasi klien, kamu bisa menyesuaikan isi dokumen agar lebih relevan.

Contoh: Jika klien mencari VA untuk mengelola email, pastikan kamu menonjolkan pengalaman terkait, seperti “mengelola inbox dengan lebih dari 200 email harian dan menyusun sistem label yang meningkatkan efisiensi 30%.”

2. Gunakan Desain yang Profesional

Desain yang profesional bukan berarti harus rumit. Pastikan CV mudah dibaca dengan tata letak yang rapi dan font yang jelas. Untuk portofolio, tambahkan elemen visual seperti tangkapan layar atau diagram yang mendukung penjelasanmu.

Tips: Hindari penggunaan warna mencolok yang terlalu banyak, dan pastikan keseluruhan dokumen terlihat konsisten.

3. Perbarui Secara Rutin

CV dan portofolio bukanlah dokumen statis. Setiap kali kamu menyelesaikan proyek baru atau mempelajari keterampilan baru, pastikan untuk memperbarui dokumenmu. Ini menunjukkan bahwa kamu selalu berkembang dan memiliki pengalaman terkini.

Contoh: Setelah menyelesaikan kursus Google Workspace, tambahkan sertifikat tersebut ke CV-mu. Jika kamu baru saja membantu klien meningkatkan engagement media sosial mereka, masukkan studi kasusnya ke portofolio.

Baca Juga: Tips Tembus Lowongan Kerja Remote Admin Virtual Assistant di 2025

4. Beri Deskripsi yang Jelas

Hindari deskripsi yang terlalu umum atau ambigu. Saat menjelaskan pengalaman kerja atau proyek di portofolio, jelaskan peranmu, langkah-langkah yang kamu lakukan, dan hasilnya.

Contoh: “Mendesain sistem pengelolaan tugas harian menggunakan Trello untuk tim kecil, yang berhasil meningkatkan produktivitas tim sebesar 25% dalam tiga bulan.”

5. Tampilkan Variasi Karya

Klien sering mencari VA yang serba bisa. Pastikan portofoliomu mencakup berbagai jenis proyek untuk menunjukkan fleksibilitas dan kemampuanmu.

Contoh: Masukkan contoh manajemen kalender, desain template email, laporan keuangan sederhana, dan strategi media sosial.

6. Sertakan Testimoni

Jika kamu pernah menerima feedback positif dari klien sebelumnya, tambahkan ke portofolio. Testimoni ini akan meningkatkan kredibilitasmu di mata klien baru.

Tips: Gunakan testimoni yang singkat namun kuat, seperti: “VA terbaik yang pernah kami miliki! Sangat responsif dan terorganisir.”

Baca Juga: Apa itu Klien Virtual Assistant dan Strategi Mendapatkannya di 2025!

7. Jaga Konsistensi Brand Pribadi

Identitas profesionalmu harus tercermin dalam CV dan portofolio. Gunakan warna, font, dan gaya bahasa yang sama di kedua dokumen untuk menciptakan kesan yang konsisten dan profesional.

Tips: Jika kamu memiliki logo atau elemen branding pribadi, gunakan di bagian header atau footer dokumenmu.

Buat CV dan Portofolio Terbaikmu

Sekarang, kamu sudah tahu perbedaan CV dan portofolio, kan. Jangan sampai tertukar, ya! Kamu bisa menerapkan contoh CV dan portofolio yang ada di atas untuk membuat CV dan portofolio terbaikmu.

Kalau kamu ingin tahu lebih banyak tips membuat CV dan portofolio VA yang impresif, kamu bisa mengikuti program kursus SGB VA Course selama 6 minggu. Kamu akan dibimbing untuk membangun bisnis VA-mu dari dasar.

Untuk mengetahui gambaran kursusnya, bergabunglah di webinar SGB VA yang diadakan secara gratis. Tidak hanya ilmu tentang VA, kamu akan mendapat bonus e-book dan akses eksklusif ke grup Telegram SGB VA begitu mendaftar.

Klik link di bawah untuk mengamankan kursimu!

Kerja Remote Dibayar Dollar Sebagai VA

Bersama SGB VA mentor, Tania Gromenko, kamu akan mendapatkan tips dan trik menjadi virtual assistant sukses dalam hitungan pekan. Gabung lewat tautan di bawah sekarang!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© 2024 All rights reserved   |   Gromenko & Partners Pte.Ltd.

5 Steps To Doing What You Love Remotely By Being A Virtual Assistant

By clicking the button, you agree to subscribe to SGBVA’s webinar content and newsletters.